059:MITA-PENGAGUM RAHASIA

1734 Kata

“Let’s go home! Bismillaah!” ujar Storm. Ia yang mendapat giliran mengemudi lebih dulu. Iram tak benar-benar di sampingnya karena jok kopilot digabungkan menjadi lounger dengan kursi di belakangnya. Kalau Tristan, ia tidur lagi dengan kepala yang direbahkan di atas pangkuanku. Kami baru tidur sekitar pukul dua dini hari. Terbangun saat alarm subuh Tristan berbunyi. Menunggu matahari naik, baru kemudian kami memutuskan untuk pulang. Pukul 06:18 waktu setempat. Fajar baru menyingsing sekitar 23-menit yang lalu, cakrawala yang semula kelam perlahan berganti biru, cahaya lembut mentari terpancar di balik pegunungan memberi bias keemasan di puncak gunung. Campervan bergerak turun diiringi kabut tipis yang melayang di atas lembah. Suasana terasa mistis namun begitu indah. Kaca jendela yang sed

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN