109: TRISTAN- PASRAH

1712 Kata

“Apa kita perlu troli, Tuan?” tanya Blade padaku. “Tidak usah, bawa koper masing-masing saja,” jawab gue. Dad yang baru turun dari mobil mengangguk, sepaham dengan gue. Auckland Airport sudah mulai sibuk saat kami tiba. Langit-langit terminal tampak cerah, diterangi oleh sinar matahari yang menembus jendela-jendela besar di sekeliling. Tadi, kala turun dari mobil, Dad bilang udara pagi ini pas sejuknya. Tapi ngga tau kenapa, menurut gue, cuaca justru terasa jauh lebih dingin dari biasanya. Jam di pergelangan tangan gue menunjukkan pukul tujuh lewat sedikit, dan pikiran gue masih berkutat pada sikap Mita sejak gue membuat Saga muncul di kota ini. Sepertinya Ares benar, guelah penyebab kekacauan emosi Mita. Gue beranggapan jika Mita seperti Mama, akan bisa menghadapi masa lalunya. Gue pik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN