107:TRISTAN-BERISTIRAHAT

2425 Kata

“Ma! Mama!” Iram mematung di ambang pintu kamarnya. Ares yang mengintip dari balik bahunya juga tak berani berujar apapun. Mungkin mereka ingin mendekati gue, namun nyalinya runtuh saat menyadari gue mengetuk kamar Mama dengan menangis. “Ma! Open please, I need you.” Pintu terbuka, Mama langung memeluk gue, Dad pun demikian. “Apa sesuatu terjadi pada Farah?” tanya Dad. Gue menggeleng. “Haduuuh, anak Mama … it’s ok. Menangislah, boy.” “Aku tidur di kamar Abang,” ujar Dad. Gue merasakan gerakan Mama yang mengangguk. Saat langkah Dad menjauh, Mama mengajak gue masuk ke kamarnya. “Sudah shalat?” tanya Mama. Gue menggeleng sembari sibuk menghapus air mata. “Shalat dulu, baru tidur.” Tak mendebat, gue langsung bergerak ke kamar mandi, mengambil wudhu lalu kembali ke kamar dan menyelesa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN