“Lo tunggu di sini bentar ya, gue ambil mobil dulu.” Thevy menghela napas dalam lalu menganggukkan kepala dengan terpaksa. Pria yang bersamanya itu menatap Thevy dengan kernyitan di dahi. “Lo benar-benar bakal nungguin gue di sini kan? Lo nggak akan kabur?” tanyanya tampak meragukan Thevy. “Iya,” jawab Thevy dengan malas. “Janji?” tanyanya lagi masih belum mempercayai Thevy sepenuhnya. Thevy mendenguskan napas kesal. “Ya udah, gue balik. Bye,” kata Thevy seraya berbalik untuk pergi dari hadapan pria itu. Namun, pria itu segera menangkap lengan Thevy yang membuat Thevy berhenti. “Jangan-jangan,” katanya buru-buru. “Gue percaya. Oke, lo tunggu sini,” katanya lagi. Thevy menatap pria itu dengan ekspresi datar. Lalu Thevy menganggukkan kepala membalas ucapan pria tersebut. Pria it