Setelah adegan seperti di dalam drama Korea atau Cina, Xavera mengamati lekat-lekat plester di tumitnya dan memandangi wajah Tezza yang bak tembok, rata tidak memiliki ekspresi asam manis pahit. Sikap dingin dan angkuh yang ditampilkan oleh Tezza bisa membuat nyali orang yang melihatnya menciut, tapi tidak berlaku pada Xavera. Tidak ada rasa takut yang muncul di dirinya, yang ada hanyalah rasa penasaran yang kian menjadi-jadi ingin kenal lebih dekat dengan pria muda itu. "Ukuran kaki berapa?" Pertanyaan yang diajukan Tezza secara tiba-tiba membuat Xavera tersentak dari lamunannya. "Hah?! Apa? Gimana? Nanya apa tadi?" Xavera bertanya balik dengan wajah kagetnya. "Ukuran kaki algojo ini berapa?" Ulang Tezza sambil menunjuk telapak kaki Xavera. "Empat puluh dua," jawab Xavera spontan. Te