Kedua bola mata Xavera membulat sempurna mendengar pertanyaan Jonathan. Bibirnya begitu rapat terkunci, telapak tangannya basah, gugup sekaligus cemas. Baru kali ini Xavera bingung untuk merangkai alibi, biasanya wanita itu pandai bersilat lidah, hanya saja untuk saat ini Xavera mendadak terserang virus Tezza, irit suara. Jalan satu-satunya adalah meminta bantuan Tezza dengan isyarat mata yang Xavera berikan agar pemuda itu membantunya memberikan alasan yang logis. Akan tetapi, Xavera menyadari jika meminta Tezza untuk membuka mulut akan sia-sia. Seakan mengajak batu berbicara, tidak ada tanggapan dan pasti Tezza akan mengabaikannya. Xavera menangkap ekspresi Tezza yang tersenyum sangat amat tipis dari wajah tampannya. Xavera menautkan kedua telapak tangannya berupaya keras mencari alasa