8

1317 Kata

Dari tadi, mobil hanya berputar-putar. Sebenarnya dia mau mengajak ke mana, sih? Aku meliriknya yang tampak begitu kesal. Lalu menatap ke luar jendela, jalanan sepi. Ini di mana, lagi. Aku sama sekali tak mengenali daerah ini. Sepertinya ini bukan lagi di Tanggerang. Apa jangan-jangan, yang kutakutkan benar Mas Rasya mau membuangku? "Mas kita mau ke mana?" Dengan d**a berdebar, aku menoleh padanya. "Berisik. Nanti juga tahu!" Sahutnya jutek yang membuat jantungku bertalu kencang. Jangan-jangan, benar, aku mau dibuang. Kuraih HP untuk memastikan GPS aktif. Lalu mengetik pesan pada Mas Hanif. (Mas ngikutin aku, kan?) (Dalam pantauan.) Balasnya. (Sama Mas Fadil apa gak?) Send (Gak. Mbak Rika minta dianterin belanja.) (Oke.) Balasku. Syukurlah kalau Mas Hanif mengikutiku. Aku menoleh k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN