Obrolan Layaknya Sahabat

1205 Kata

"Lumayan enak," guman Shania setelah mencicipi hasil masakannya. "Ini sih enak banget!" seru Arhan membuat Shania tertawa. Arhan pun tanpa segan ikut mencicipi, membiarkan bernostalgia pada momen awal mereka menikah dulu. Sebuah kondisi yang dia anggap sebagai kepura-puraan yang membawa arti mendalam. "Makasih pujiannya." Shania begitu tulus, selama empat tahun ini mengurusnya. Apabila sekarang dia menjadi lebih berani mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, Arhan paham karena mulai sekarang tidak ada lagi hati yang harus dijaga. Dirinya dan sang ibunda. "Akan ada carnaval bertema Cinta Bumi. Sepertinya aku akan ikut ambil bagian deh, Mas," ungkap Shania disela-sela menyantap makanan di meja. "Oya? Apa kamu bisa mendesain barang tidak terpakai jadi pakaian?" Wajah Arhan menyir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN