bc

BENIH RAHASIA CEO AROGAN

book_age18+
17.3K
IKUTI
113.2K
BACA
HE
arrogant
kickass heroine
boss
drama
bxg
campus
office/work place
secrets
friends with benefits
assistant
like
intro-logo
Uraian

Jeanice terpaksa menandatangani surat kontrak untuk menjadi kekasih kontrak Eryk, CEO di tempatnya bekerja. Pria itu mengancam akan memecatnya jika tidak bersedia menandatanganinya.

Eryk melakukannya agar kedua orang tuanya berhenti menuduhnya homoseksual dan berhenti mengatur jadwal kencan dengan gadis-gadis pilihan mereka.

Di tengah masa kontraknya, Eryk tak sengaja memperkosa Jeanice ketika dirinya tengah mabuk berat.

Jeanice yang tadinya mulai jatuh hati pada Eryk, justru berakhir membencinya. Apalagi ayahnya meninggal setelah mengetahui tentang kehamilannya, akibat pemerkosaan yang dilakukan Eryk padanya.

Akankah Eryk mengenal benihnya yang dibawa lari Jeanice enam tahun lalu, yang kini telah menjelma menjadi sosok Jeanice versi kecil?

chap-preview
Pratinjau gratis
Kekasih Kontrak
Malam yang gelap, di ruangan yang tertutup tirai tebal tanpa sedikit pun cahaya tembus ke dalamnya. Di atas ranjang king size, dua siluet nampak sedang bercinta. Napas berat pria yang tengah berg*irah itu terdengar jelas di samping telinga, membuat kedua netra Jeanice Haleigh terbelalak ketika tubuhnya yang ramping seketika terasa melayang, dan terhempas kasar di atas ranjang king size yang dibalut seprai berwarna biru muda, ketika dirinya baru saja masuk ke dalam apartemen mewah yang ditinggalinya bersama sang CEO, Eryk Harrison Schwarz, tiga bulan belakangan. Bibirnya yang ranum pun disambar dan diisap kasar oleh pria yang tak asing baginya itu. Tubuhnya kekar dan gerakannya yang kasar membuat Jeanice kesakitan dan mendorongnya ingin pergi. “Eumph.” Jeanice berusaha memberontak dengan mendorong d*da bidang sang CEO yang saat ini mengungkungnya. Namun, kedua tangannya justru dikunci di atas kepala. Butiran bening mengalir dari kedua sudut mata gadis pemilik manik mata berwarna hazel. Ia memang menyadari bahwa di hatinya mulai tumbuh rasa cinta pada pria ini. Namun, ia sama sekali tidak rela jika kegadisannya direnggut secara paksa oleh pria yang masih mencintai cinta pertamanya itu. Pria bertubuh atletis itu melepaskan bibirnya yang menyatu dan mulai menyusuri kulit putih di leher jenjang Jeanice, seraya membuka blouse berwarna violet dan rok hitam sebatas lutut yang dikenakan Jeanice dengan kasar. Terdengar suara jeritan dan isak tangis Jeanice yang mengisi seluruh kamar tidur bergaya scandinavian itu, karena Eryk melesakkan paksa miliknya pada inti tubuh Jeanice yang belum terjamah pria mana pun. Namun, jeritannya sama sekali tak dihiraukan oleh Eryk. Pria itu benar-benar kehilangan akal karena mabuk setelah menghabiskan 4 botol wiski. Jeanice yang sudah lelah memberontak pun hanya diam seperti mayat hidup sambil menggigit bibir bawahnya, air mata terus luruh dari kedua sudut matanya sepanjang Eryk melakukan pelecehan itu, hingga pria pemilik manik mata berwarna abu itu mencapai klimaksnya. “I love you so much, Becca,” bisik Eryk yang masih berada di atas tubuh Jeanice sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jeanice, usai melakukan pelepasan. Isak tangis Jeanice semakin pecah, mendengar Eryk mengucapkan nama wanita yang selama ini selalu berhasil membuatnya kesal dan cemburu setiap pria itu membandingkan dirinya dengan wanita yang tak pernah ia tau rupanya seperti apa. Wanita itu adalah Rebecca Ferguson, mantan kekasih sekaligus cinta pertama Eryk. Ia adalah wanita yang selalu bertahta di hatinya. Dalam tangisnya, terlintas kepingan memori ketika dengan bodohnya dirinya menandatangani surat kontrak yang dibuat oleh Eryk, tanpa membaca isi surat perjanjian itu. Flashback On BRAK! Pria pemilik rahang tegas dan berwajah tampan dengan warna kulit yang agak kecoklatan, namun memiliki sikap dingin juga arogan itu, melemparkan sebuah dokumen di atas meja kerjanya. “Dokumen apa ini, Tuan?” tanya Jeanice bingung pada Eryk. Gadis berparas cantik dengan rambut cokelat panjang, curly, dan terurai itu menatapnya dengan tatapan polos penuh tanya. “Baca!” titah Eryk dengan tegas, menatap tajam sekretaris barunya itu sambil menunjuk map tersebut dengan dagunya. Jeanice meraih map besar berwarna putih itu dan mengeluarkan berkas dari dalam sana. Seketika kedua matanya terbelalak ketika membaca kata demi kata yang tertera dalam halaman pertama berkas tersebut. “Mak … maksud Tuan apa? Aku jadi kekasih kontrak? Tapi kenapa, Tuan? Dan, kenapa harus aku?” tanya Jeanice beruntun dengan alis yang hampir menyatu sambil menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. Gadis itu tak mengerti kenapa tuannya itu memintanya melakukan hal yang menurutnya konyol. Kekasih kontrak? Jika istri kontrak itu masih masuk akal. Tapi, yang dimaksud tuannya itu adalah kekasih kontrak. Seperti apa itu kekasih kontrak? Jeanice sungguh tak mengerti. “Jangan banyak tanya! Jika kau bersedia, segera tandatangani kertas itu. Jika tidak, silakan angkat kaki dari perusahaan ku!” hardiknya dengan tatapan dingin dan arogan. “Ja … jangan, Tuan! Aku membutuhkan pekerjaan ini untuk biaya rumah sakit daddyku. Tolong jangan pecat aku,” mohon Jeanice dengan netranya yang mulai mengembun. Gadis yang memiliki sikap sedikit bar-bar itu selalu sensitif jika menyebut nama ayahnya yang sedang terbaring di rumah sakit melawan penyakitnya. “Ya sudah. Cepat tanda tangani itu!” titah Eryk pada Jeanice. Gadis itu tak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan sang tuan, ia akan melakukan apa pun demi sang ayah. Satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini. Ia mendengus kesal, diraihnya bolpoin yang diletakkan Eryk di atas map itu, lalu menandatangani berkas itu dengan bibir yang mengerucut, tanpa membaca poin-poin penting di halaman berikutnya. “Kenapa tidak mencari kekasih nyata saja, kenapa harus memintaku untuk menjadi kekasih palsunya? Aneh! Apa jangan-jangan dia seorang homoseksual, dan dia melakukan ini untuk menutupi aibnya?” gerutunya dalam batin dengan mata yang memicing pada sang CEO dan dahi yang berkerut, usai menandatangani surat kontraknya. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Eryk dengan tatapan tak suka. “Ma … maaf, Tuan! Itu di dahimu ada serangga kecil,” ucap Jeanice berbohong menundukkan kepalanya, tak kuasa untuk menatap pria dingin dan arogan itu. Sontak Eryk pun menyentuh dahinya, “Mana? Tidak ada,” kata Eryk sambil menatap telapak tangannya yang ia gunakan untuk menyentuh dahinya, “kau mengerjaiku?” Prok! Jeanice menepuk udara dengan kedua telapak tangannya, seolah sedang menepuk serangga yang terbang di depan wajahnya, lalu membuat gerakan seperti sedang membuang serangga itu ke lantai, lalu menginjaknya. “Ya sudah. Kembali ke mejamu, kumpulkan semua dokumen yang berisi materi untuk meeting jam 2 siang nanti!” titah Eryk pada Jeanice, si gadis cantik bertubuh indah dan ramping. “Oh ya! Minta office boy untuk membersihkan ruangan ini ketika kita meeting nanti. Jangan sampai ada serangga lagi masuk ke ruanganku!” “Baik, Tuan,” jawabnya, kemudian berbalik dan mengulum bibirnya menahan tawa karena tuannya itu percaya pada kebohongannya, lalu kembali melangkah ke meja kerjanya yang berada di sudut ruangan yang didominasi warna putih, abu muda dan hitam itu. Sesekali, Jeanice melirik dan menatap sang tuan yang nampak tengah fokus pada pekerjaannya, ia menatapnya dengan raut wajah penuh tanya dan dahi yang berkerut. “Jangan memandangku terus seperti itu!” tegur Eryk tanpa membalas tatapannya, hanya fokus pada layar laptopnya. Jeanice langsung memalingkan pandangannya ke arah lain, wajahnya tampak gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kemudian ia mulai merapikan kembali berkas-berkasnya. Dua jam berlalu, meeting telah usai. Jeanice telah kembali ke ruangannya, sementara Eryk masih akan berbincang santai dengan kliennya. Usai mengantar kliennya sampai depan lift, Eryk kembali ke ruangannya yang berada di lantai 88. Ketika membuka pintu ruangannya, Jeanice nampak tengah merapikan meja kerjanya. “Kau mau ke mana?” tanya Eryk, alisnya tampak menyatu. Jeanice menatap jam yang melingkari pergelangan tangannya, lalu menatap sang tuan. “Sekarang sudah jam 5 sore, Tuan. Sudah waktunya aku untuk pulang. Aku harus pergi ke rumah sakit untuk menemani daddyku,” jawab Jeanice dengan tatapan polosnya, matanya mengerjap membuatnya nampak menggemaskan. “Mulai hari ini kau harus tinggal di apartemenku!” tegas Eryk menatapnya tajam. “What’s?” pekik Jeanice menatap Eryk dengan kedua matanya yang memelotot. “mengapa aku harus tinggal di apartemen mu? Aku kan hanya kekasih kontrak, bukan istri kontrak!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
205.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
149.1K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
283.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.4K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
149.1K
bc

TERNODA

read
191.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook