Tergerak oleh luapan adrenalin, seorang pengendara muda suburban kedua melanggar aturan protokol dan berupaya menyalip suburban yang pertama. Namun karena sebelumnya mereka berhenti secara tiba-tiba, jarak antar kendaraan terlalu dekat. Dia mendorong bumper belakanh suburban yang pertama dan memaksa kendaraan SUV, yang berat itu malahan bertahan berhenti sangat lama. Justru itulah saat yang ditunggu oleh seorang laki-laki bersenjata kelas berat itu. Dengan memikul beban senjata pelontarnya secara mantap di atas pundaknya, matanya menemukan target utamanya. Dia menarik picuk dan roket pertama yang mendesing ke arah suburban yang kedua, jejak mautnya ditandai oleh asap putih tipis yang mengambang di udara.
***
Senator melihat kilat menyala sesaat, membelah hujan deras, dan dia memejamkan matanya saat para anggota pengawal keamanannya berteriak dalam radionya.
***
Lelaki tersebut segera mengalihkan sasaran tembaknya begitu dia melihat pelurunya menghujam di bagian belakang suburban yang kedua. Roket M74 berisi 0,61 kg TPA (thickened pyrophoric agent) di mana sifat kimianya sama dengan fosfor putih. Kerusakan yang disebabkannya sangat mengerikan unuk dilihat. Sebatang roket lain meluncur dan menghantam suburban yang pertama hanya beberapa detik kemudian sesudah kendaraan yang ditumpangi senator berubah menjadi seonggok logam yang berasap hitam. Pecahan granat yang terpasang pada moncong roket itu menyebar mengenai kendaraan lain dan para pejalan kaki di sekeliling tempat itu. Salah seorang pengawal mampu membuka pintu belakang sebelum dihunjam roket, untuk kemudian terlempar sejauh dua puluh meter di kendaraannya, tubuhnya meringkuk tidak berdaya di tepi jalan yang penuh lumpur dan tewas beberapa saat kemudian.
***
Kekacauan yang terjadi di Independence Avenue tidak terbayang, sebab jalanan itu dipenuhi dengan orang yang kembali dari tempat mereka makan siang ke tempat kerja mereka. Jerit seram para saksi mata tidak didengarkan oleh lelaki bersenjata berat itu, saat dia melihat kendaraan pengiring yang memancarkan peringatan pertama melalui radionya. Fakta kalau laki-laki itu sudah menembakkan dua roket dalam lima detik sudah memberikan sedikit kesempatan kepada para agen yang berada di dalam mobil terakhir itu untuk bereaksi, dari laki-laki itu melihat hanya ada dua orang agen, salah satunya yang berada di belakang kemudi. Dia mengangkat pelontarnya tapi dengan cepat dia meletakkan kembali saat dia menyadari bahwa agen yang menjadi penumpang mobil itu telah mengangkat lebih dulu senapan mesin ringan MP5 di pundaknya. John melepaskan tiga rentetan tembakan yang luput tidak mengenai sasarannya. Peluru kaliber 9mm menghantam dinding bata merah sebuah Gedung Seni dan Industri. Lalu pandangan John terhalang oleh mobil truk yang digunakan targetnya untuk berlindung.
***
Sedang laki-laki bersama senjata pelontarnya itu mulai merasakan kalau kesempatannya untuk meloloskan diri mulai berkurang dengan signifikan. Sudut yang diambilnya saat memarkir truk sewaan memberinya rute langsung menuju Mall National melewati Taman Sequoia. Selagi dirinya masih terhalang oleh truk, dia mundur dua langkah ke arah pagar besi, kemudian berlari cepat melewati gapura, dan turun menyusuri deretan pepohonan. Dia berhenti dan berbelok satu kali lagi sebelum mencapai tikungan tajam ke kanan, yang mengarah ke Mall. Napasnya terengah tapi tangannya tetap mantap saat dia melakukan lagi pemeriksaan senjatanya untuk memastikan kesiapan senjatanya melaksanakan tugas ronde terakhir. Lalu dia mengangkat senjata pelontar itu di atas pundaknya, kali ini adalah yang ketiga kalinya.
Hujan yang semakin menderu, dan tirai air yang berat menutupi gedung dan trotoar yang berdekatan, membuat pandangan mereka menjadi kabur dan menenggelamkan tangisan orang yang terluka. Di sebalik truk, Stephen, agen dari Naomi bergerak dengan penuh kehati-hatian ke sebelah kiri. Dia mengacungkan pistol standar Sig Sauer P229 dalam posisi yang sudah mengalami perubahan, saat dia melindungi partnernya yang tengah bergerak maju, John memegang satu-satunya senjata otomatis yang terdapat di mobilnya, dan mau tidak mau dia menyadari bahwa betapa dirinya sepenuhnya kalah senjata. Naomi mengupayakan agar pikirannya tetap jernih dan memusatkan perhatian pada jarak yang berangsur-angsur kian melebar di antara kaca depan truk itu dan lorong kecil di samping Gedung Seni dan Industri. Dia melupakan puterinya yang berumur enam tahun dan teman-teman dekatnya yang baru saja mati, meskipun kedua hal itu berusaha keras meminta perhatiannya. Dan ketika itu, semua kesadaran dan keterampilannya tertuju pada John yang mulai mengitari bagian depan kendaraan itu.
Partnernya itu terlihat ragu pesis sebelum bergerak maju ke dalam posisi sasaran tembak, dan dalam sekejap saja Naomi mendengar desingan yang mengerikan dari bahan bakar roket yang meluncur sepanjang lorong itu mengarah ke pintu samping truk itu. Berdiri beku di tempatnya, Naomi mendapati dengan ngeri saat muatan triethylaluminum membakar kerangka logam truk itu seolah terbuat dari plastik. Serpihan logam yang tadinya membungkus partikel TPA yang berasap tebal melesak masuk ke dalam wajah dan d**a John. Yang terakhir di dengarnya ialah jeritan sekaran partnernya itu sebelum dunianya sendiri berangsur-angsur kian gelap pekat.