Day mencermati dengan baik daftar pesanan seorang pelanggan di hadapannya. Dahinya mengkerut. Salah satu bibirnya naik. Namun, segera ia kembalikan wajahnya ke rupa semula begitu sadar si pelanggan mengamatinya.
Aneh.
Si pelanggan menganggap Day aneh. Day menganggap si pelanggan tak kalah aneh. Karena pelanggan adalah raja dalam setiap bisnis. Dalam perseteruan pikiran ini Day berada di posisi yang kalah. Dirinya yang seorang pegawai restoran biasa tak memiliki hak untuk mengomentari pelanggan bagaimana pun sikapnya. Manajer Setan alias Matan Iida itu bisa semakin nyetan apabila mengendus setiap masalah yang berhubungan dengannya. Pegawai termuda di restoran keluarga yang menyajikan masakan oriental Indonesianapolish ini.
Day pun mengirim pesanan si Nyonya ke dapur dengan menekan tombol kirim. Dilangkahkan kakinya menuju pantry. Ggrrrhhh. Day menggeram kesal di pantry. Untung sedang tak ada seorang pun. Ia membanting topi kerjanya ke lantai. Perasaannya akan langsung jadi sangat sensitif setiap habis berhubungan dengan pelanggan “itu”.
“Capeknya,” keluh seorang gadis yang baru masuk. Day langsung memasang wajah sok cool dan berpura-pura tak melihatnya. Gadis yang berusia delapan tahun lebih tua darinya itu pun menghampirinya.
“Kayaknya ada yang lagi kesel, ya,” godanya.
Name tag gadis itu bertuliskan Corneleia D. Runy. Huruf D sengaja disingkat karena berarti Djarwo. Dan ia tidak suka sampai orang lain bebas mengetahuinya. Sehari-hari ia biasa dipanggil Cornelia. Sekilas tentang Corneleia D. Runy: pekerja perempuan paling muda di restoran keluarga Kahoku. Wajahnya cukup menarik hingga banyak membuat para pekerja pria tertarik.
Tapi, yang paling penting untuk Day adalah… dia musuh bebuyutanku, geram suara hatinya.
“Bisa tidak kalau dia sampai datang lagi yang melayani jangan aku?” tanya Day hopeless. Harus berdiri menunggu pesanan yang banyak dan sering berganti-ganti. Ditambah harus memasang senyum pasta gigi bukanlah hal menyenangkan. Kalau kalian mau tau.
“Kakak-kakak di sini sudah punya pekerjaan sendiri, Aland. Atau kamu mau Kakak Cornelia yang cantik ini laporkan sama Mbak Iida?” tanyanya dengan senyum menyeringai persis seperti aktris lawas Nia Ramadhani. Saat berperan dalam sinetron jaman purba yang berjudul Bawang Merah dan Bawang Putih.
Day mengepalkan tangannya kuat-kuat berusaha menahan kesal. s****n. Kenapa juga ia harus beroposisi dengan penyihir wanita berkedok manajer restoran keluarga macam Iida, sih? Nasibnya bulan ini jadi akan ada pada keputusannya sendiri.
“Ya sudah, Mbak. Kalau begitu aku akan kembali bekerja saja,” ucap Day hendak keluar dari pantry. Dalam hati ia hanya bisa membatin, lebih lama bersama dengan cewek sinting satu itu bisa-bisa aku malah akan ikutan sinting.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Entahlah. Ikuti terus ceritanya!
T B C ~