"Lama banget Ya Allah, padahal cuma nebus obat doang. Ini juga, apotek apa pasar, ramai amat yak." Ranis terus mengomel dalam hatinya, menunggu antrian dengan gelisah. Semenjak menemukan resep obat atas nama Rengganis di laci lemari kamar Halim waktu itu, dia sangat penasaran resep obat apa yang disimpan oleh bapaknya itu. Tulisan dokternya terlalu rapi, sampai siwer mata Ranis waktu mencoba memaksakan diri untuk membaca. "Pasti dokternya adalah dokter tua dan bangkotan," gumam Ranis. Dia jadi geli sendiri membayangkan seperti apa rupa dokter yang menulis resep obat tersebut. Ranis berusaha menahan senyum agar tidak dianggap gila oleh orang-orang di sekitarnya. "Nona Rengganis silakan menuju ke loket pengambilan obat," ujar petugas apotik dari pengeras suara. Ranis segera menu