Sontak Elea menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Dia terkejut dengan kenyataan yang baru saja dia ketahui. “Itu berarti ...?” “Ya. Kita sama,” selanya cepat. “Apa itu berarti dokter juga bisa melihat Tama?” tebak Elea langsung. “Emh ... kalau melihat, sih, enggak. Tapi saya bisa merasakan keberadaan dia. Dan itu saya rasakan pertama kali saat bertemu kamu di ruangan dokter Rian.” Kali ini Elea mengerutkan dahi. “Loh, jadi dokter nggak bisa liat hantu Tama?” “Ya, kamu benar. Saya nggak bisa liat dia, tapi tau kalau dia sering ada di samping kamu. Termasuk saat di rumah singgah tadi.” “Haaah.” Elea menghela napas panjang. “Ternyata bukan cuma Gue yang tau keberadaan hantu itu,” gumamnya lagi. Tapi masih bisa didengar oleh dokter Rio. “Kamu yakin kalau dia itu hantu?” Elea t