Elea sengaja ingin pulang sendiri karena dia ingin pergi rumah kontrakan papa dan mamanya setelah mereka menjual rumah mereka. Untungnya dia sudah mendapatkan alamatnya dari bude. Ternyata tidak begitu jauh dari rumahnya dulu. Hanya berjarak satu kampung. Elea menaiki angkot yang akan membawanya ke tempat tujuan. Membayar ongkos dari uang dokter Rian setelah sampai. Kemudian berjalan kaki memasuki sebuah gang seperti yang tercantum di alamat tertulis yang dia pegang pada secarik kertas. “Yang mana, ya, rumahnya?” Elea memerhatikan satu demi satu rumah-rumah kontrakan yang berjejer di sana. Hingga akhirnya dia berhenti di depan sebuah rumah dengan nomor 54. Gadis bermata bulat itu melihat keadaan sekitar. Kontrakan itu sempit dan kurang bersih. Selain itu juga sepertinya tidak begitu berb