Hari ini mereka bertiga kembali bersekolah, setelah seminggu Andara, Aqnes dan Gadis absen. Andara yang notabenenya bukan anggota OSIS, dikejutkan oleh berita tentang adanya band Indonesia yang akan tanding basket di sekolah mereka. Andara mendengarnya dari teman-temannya yang anggota OSIS. Band tersebut saat ini sedang naik daun. Dan karena salah satu murid di SMA Bangsa yang mengenal dekat dengan salah satu anggota band tersebut, maka terjadilah pertandingan persahabatan antara SMA Bangsa dengan band tersebut bisa terjadi.
“Nama bandnya apa?”
“New Band,” balas Fera, teman sekelas Andara yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS.
“Kok gue enggak tahu yah, di Indo ada band itu?” seru Aqnes yang diangguki Andara dan Gadis.
“Apa sih yang elo bertiga tahu? Elo pada kan tahunya cuman Nick Bateman, Channing Tatum, Keanu Reevers..,” decak Fera sebal. Andara, cs. hanya terkekeh geli melihat wajah Fera yang sebal.
“Kapan acaranya?”
“Besok.”
“Berarti besok diliburin dong?” tanya Gadis dengan senyuman.
“Lo lagi, kagaklah. Besok emang enggak belajar, cuman semua murid wajib hadir buat dukung tim basket kita.”
“Halah, males gue,” seru Andara sambil menelungkupkan wajahnya pada kedua tangannya yang berada di meja.
“Absen tetap berlaku yah?” ujar Fera sambil berlalu dari hadapan Andara, cs membuat ketiga cewek itu berdecak sebal. Bagaimana tidak sebal! Mereka bertiga memang tidak menyukai menonton acara seperti itu. Mereka lebih menyukai diam di rumah dengan menonton film atau drama daripada menonton acara yang membosankan.
“Jadi?” tanya Aqnes memastikan.
“Masuklah, tapi kalo garing kita cabut.”
“Siplah.”
***
Sesuai janjinya Andara, Gadis, dan Aqnes kini tengah duduk bersama teman-teman sekelasnya, yang sama-sama menonton pertandingan basket. Dari arah kanan terlihat personel New Band yang memasuki lapangan basket. Seluruh teman-teman sekolahnya begitu histeris, melihat para personel New Band yang kata mereka begitu tampan. Tapi menurutnya yah, biasa saja.
Tak berapa lama dari arah kiri muncul anggota tim basket sekolahnya. Ia melihat Sam, Niko, Nino, Kelvin, Dimas, Haikal, Gery, dan Adrian. Yah, Adrian guru Kimia yang begitu disukainya kini ikut memeriahkan pertandingan tersebut. Dan sepertinya pertandingan ini akan menarik. Batin Andara yang kini mendadak antusias melihat pertandingan tersebut.
Sebelum bermain, New Band mulai memperkenalkan para personelnya. Dan lagi-lagi jeritan histeris keluar dari mulut teman-teman sekolahnya. Setelah itu giliran tim basket sekolahnya yang memperkenalkan nama mereka. Ketika nama Adrian terdengar, Andara berdiri dan berteriak heboh. Dia tidak peduli jika dikatakan lebay atau norak. Yang dirinya tahu, dirinya senang jika harus berteriak menyemangati Adrian. Meskipun ada tunangannya Adrian sekalipun dirinya tidak peduli. Diam-diam Adrian membalikkan badan sambil tersenyum, pria itu kemudian fokus begitu mendengar peluit. Pertanda pertandingan akan berlangsung.
Pertandingan basket tersebut begitu ramai, teriakan semangat dari kedua kubu memenuhi lapangan tersebut. Babak pertama dimenangkan oleh New Band. Namun, di babak kedua dimenangkan oleh sekolahnya. Teriakan heboh yang mendukung tim sekolahnya begitu memekakkan telinga Andara. Dirinya harus akui, permainan Adrian tadi begitu hebat. Ia tidak tahu gurunya itu bisa bermain basket begitu hebat. Ketika acara pertandingan itu selesai, kini acara tersebut beralih menjadi acara nyanyi-nyanyi dan sesi foto.
Andara yang malas mendengarkan nyanyian tersebut mengajak kedua temannya itu untuk pergi ke kantin. Ketika Andara, cs. Pergi meninggalkan bangku penonton. Dari arah lapangan basket, seseorang telah mengamatinya sedari tadi dengan seringai.
Lima belas menit berlalu, Andara dan kedua temannya pergi meninggalkan kantin untuk kembali ke kelasnya. Andara berjalan di depan sedangkan kedua temannya berjalan di belakang. Tiba-tiba saja langkah Andara terhenti, begitu melihat seseorang yang tidak dikenalnya. Kini berdiri menghalangi jalannya dengan senyuman mematikan. Mungkin bagi sebagian cewek di sekolahnya, akan berteriak histeris begitu melihat senyum cowok di hadapannya itu. Tapi Andara, cewek itu malah menaikkan alisnya tinggi dengan wajah bingung.
“Hai?” sapa cowok itu, masih dengan menampilkan senyum andalannya. Bukannya Andara membalas sapaannya, cewek itu malah semakin menaikkan alisnya karena bingung.
“Maaf, elo nyapa gue?” di belakang tubuh Andara terdengar kedua temannya itu yang menahan tawa.
“Gue Vino, vokalis New Band,” cowok itu mengulurkan tangannya, sedangkan Andara? Cewek itu malah memandang tangan cowok di hadapannya dengan dahi berkerut.
“Oh. Sorry elo menghalangi jalan gue,” tak dibalasnya tangan Vino, cowok itu sedikit terkejut begitu ditolak mentah-mentah jabatan tangannya. Dirinya seorang artis, yang orang lain akan susah payah untuk bisa menjabat tangannya. Tapi cewek di hadapannya itu malah menolak terang-terangan. Membuat dirinya begitu tergoda untuk mendekati cewek tersebut. Bagaimana pun caranya ia harus bisa mendapatkan cewek itu, harus.
“Maaf, elo bisa denger gue kan? Elo menghalangi jalan gue!” seru Andara sedikit jengkel. Vino tersenyum melihat wajah kesal cewek itu. Vino kemudian bergeser ke samping memudahkan Andara berjalan melewatinya. Setelah Andara berjalan melewatinya, kini kedua temannya itu juga berjalan melewatinya. Tiba-tiba saja, Gadis membalikkan tubuhnya dengan suara pelan cewek itu berujar, “Andara.”
Vino seketika melebarkan senyumnya, begitu mendengar ucapan Gadis.
“Andara? Hmm... Gue pastiin secepatnya elo jadi cewek gue,” batin Vino sambil menyeringai dengan penuh misteri.
***