Malam itu, ruang perawatan Ahmad mulai terasa lebih tenang. Suara alat monitor yang stabil dan pergerakan perawat yang sesekali masuk memberikan rasa nyaman. Salwa duduk di kursi dekat tempat tidur Ahmad, sementara Said baru saja datang membawa kantong plastik berisi makanan. Said meletakkan kantong makanan itu di meja kecil dan membuka salah satu bungkus nasi goreng yang masih hangat. "Dek, makan dulu. Gue bawain nasi goreng favorit lo. Nggak ada alasan buat nggak makan sekarang," katanya sambil menyodorkan bungkusan ke Salwa. Salwa melirik Said dengan lelah, tapi akhirnya mengambil nasi goreng itu. "Makasih, Bang," gumamnya, mulai makan perlahan. Said duduk di kursi seberang mereka, membuka bungkusannya sendiri. Tapi alih-alih makan, ia malah menatap Salwa sambil menahan senyum. "Eh,