Bukan Beban

1820 Kata

Xandra baru saja membuka matanya ketika suara lembut Zabran menyapa. "Xan, waktunya makan. Aku suapin ya?" Ia mendekat dengan nampan berisi bubur hangat yang baru saja ia ambil dari kantin rumah sakit. Wajahnya terlihat antusias, tetapi Xandra hanya menatapnya dengan ekspresi campuran antara rasa terima kasih dan malu yang masih tersisa dari peristiwa pagi tadi. Ia tentu saja belum bisa melupakan kejadian itu secara penuh. Menurutnya, itu kejadian tergila yang pernah ia alami. "Mas, nggak perlu. Aku bisa sendiri," ucap Xandra, suaranya lemah tetapi tegas. Zabran menggeleng. "Kamu masih lemah, Xan. Aku nggak mau kamu kecapekan gerakin badan kamu." Ia mengaduk bubur itu perlahan, meniupnya hingga cukup dingin sebelum mendekatkan sendok ke bibir Xandra. "Makan ya?" Xandra menelan ludah. E

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN