Pagi ini, Salwa terbangun dengan sinar matahari yang perlahan menyusup melalui tirai jendela kamar. Ia membuka matanya dan mengedipkan beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang sedikit silau. Ia tertidur usai subuh tadi. Setidaknya ingat kalau suaminya pamit berangkat tadi pagi. Namun, saat ia keluar dari kamar dan berjalan ke ruang tamu, suara Said yang tertawa mengagetkannya. “Wah, wah, pengantin baru bener-bener dimanjain ya!” ledek Said sambil mencibir. “Semalam digendong-gendong, ya? Jangan-jangan jadi ratu tidur deh, Dek!” Salwa yang baru keluar dari kamar hanya bisa melongo mendengar perkataan Said. “Ngomong apa sih, Bang?” salanya dengan suara malu. Said cuma terkekeh. Salwa geleng-geleng kepala, lalu beralih ke dapur, mencoba mengalihkan pembicaraan de