Belum Ada Hati

1797 Kata

Salwa keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih basah dan perasaan yang campur aduk. Ia menghindari tatapan Ahmad yang kini sudah rapi dengan baju koko putih dan sarung yang dilipat rapi. Sambil menunggu Salwa selesai berpakaian, Ahmad duduk di tepi ranjang dan mengamati jendela kamar yang memantulkan cahaya subuh yang mulai merayap. Hawa dingin pagi ini terasa menembus kulit, namun ia tetap tenang, seperti orang yang sudah terbiasa mengarungi malam-malam yang panjang. Salwa keluar dengan mukena yang terlipat rapi di tangannya. Saat ia meletakkannya di sudut kamar, Ahmad menoleh dan tersenyum tipis. Ada sesuatu dalam senyum itu yang membuat Salwa ingin lari, tapi kakinya tertahan. Ia berusaha mengatur napas dan menenangkan diri. Ahmad berdiri, mendekat, dan meraih tangan Salwa denga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN