"Kamu itu pecinta binatang, ya? Sudah tahu dia buaya, masih saja kamu pertahankan."
-Unknown-
Sandra terbangun dari tidurnya ketika merasakan hidungnya terasa sangat gatal. Dia membuka matanya dan menemukan pelakunya adalah Lulu, kucing kecil jenis anggora yang mulai sebulan lalu dia pelihara setelah sekian lama dia memutuskan untuk berhenti punya peliharaan.
"Uluh-uluh... anak mama laper yah?" Sandra membawa lulu ke gendongannya lalu keluar dari kamar dan berhenti di depan rak khusus untuk keperluan kucingnya ini. Dia menurunkan Lulu ke atas lantai karena dia harus mengambil s**u khusus kucing yang ada di rak paling atas.
"Ini.. makan, ya.. awas kalo nggak diabisin!" setelah mengecup habis anakan kucing yang dia dapat dari temannya yang seorang dokter hewan, Sandra beranjak untuk menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.
Ini hari Sabtu, jadi dia bisa sangat santai di dalam rumah. Untung bukan dirinya yang kebagian jadwal MOD (manager on duty). MOD itu di mana kita harus menggantikan peran manager hotel untuk menangani tamu seperti menanggapi keluhan dari tamu atau menyambut tamu-tamu yang datang di akhir minggu. Dia sedang malas berbasa-basi atau tersenyum sekarang begitu ingat hari-hari dimana dia akan kembali mengingat masa kelamnya.
Saat sedang menikmati roti panggang dengan isi keju juga selai nuttela, bel apartemennya berbunyi. Dan dia menemukan manajernya, Abram berdiri dengan tampilan kasual yang sedikit—hanya sedikit—membuat Sandra terpesona. Perpaduan kaus hitam pas badan dan celana jeans warna khaki membuat Abram tampak lebih muda ketimbang saat memakai setelan jas, walau sama-sama ganteng sih.
"Eh, bapak...," Sandra nyengir. Dia bertanya-tanya ada apa gerangan dia melihat bos nya di akhir minggu seperti ini? "Bapak ada perlu dengan saya?" tanya Sandra tidak sabar menanyakan tujuan Abram.
"Kamu tidak menyuruh saya masuk dulu?" Abram balik bertanya.
Sandra terkejut. "Bapak mau masuk?"
Abram menaikan alisnya tidak mengerti dengan kalimat Sandra yang mengandung tanya. "Apa tidak boleh?" lalu Abram menunjukkan kantung plastik warna putih ke hadapan Sandra. "Saya bawa bubur lapak belakang hotel."
Seketika wajah Sandra langsung berbinar. Bubur yang lapaknya tepat di perumahan belakang hotel dia bekerja adalah yang paling enak yang pernah dia makan. Kadang dia biasa sarapan dengan bubur itu meski harus antri panjang karena pelanggannya banyak. Dan mendapati pagi-pagi dia tidak perlu keluar rumah untuk mencari sarapan yang bikin kenyang tentu saja dia akan sangat senang.
"Oke, bapak boleh masuk." Kata Sandra yang langsung saja bergeser memberi Abram ruang untuk masuk.
Untuk kedua kalinya abram masuk ke dalam apartemen Sandra. Dia melihat tidak banyak hal yang berubah, kecuali kemudian dia melihat seekor kucing kecil berjalan mendekatinya. Sebelumnya dia tidak melihat ada kucing di apartemen ini. Dengan lembut dia mengambil kucing itu dan diletakkan ke atas pangkuannya dan mengusap perut anak kucing dengan bulu warna putih bersih. Jika dilihat dari jauh pasti kucing itu seperti hiasan atau boneka saking lucunya. Abram tidak tahan untuk menciumi kucing yang ternyata berjenis kelamin laki-laki.
Sandra yang tadi langsung masuk ke dapurnya kembali lagi menuju ruang tengah dengan membawa mangkuk juga dua gelas air putih dengan nampan. Tangannya dengan cekatan membuka bungkusan bubur lalu memindahkannya ke dalam mangkuk.
"Silakan dimakan, Pak."
"Terimakasih."
Keduanya makan dalam diam dengan suara televisi yang menemani. Sesekali juga Sandra melihat Abram yang tetap memangku kucingnya, tampak tidak kesusahan seolah sudah sering melakukannya. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Abram dengan sisi lain yang tidak dia duga. Dia kira saking dingin dan mengintimidasinya Abram, pria itu tidak pernah bersentuhan dengan hewan sampai terlihat ingin membawa Lulu pulang ke rumah.
"Kucingnya bisa di taruh ke lantai dulu kok, pak." Kata Sandra saat tanpa sengaja Abram menajtuhkan sendok karena senggolan dari Lulu.
Abram mendongan, dia sedang memegangi Lulu yang sepertinya sudah bosan diusap-usap sehingga memberontak. "Nggak papa, kok."
Sandra merasa dicueki gara-gara Abram yang justru sibuk bermain dengan Lulu dan belum menghabiskan setengah porsi bubur yang masih tersisa di mangkuk. Maka ketika dia sudah selesai makan, dia pun mengambil alih Lulu dari tangan Abram.
"Bapak lanjut makan dulu deh, biar saya aja yang pegangin Lulu."
Dengan ekspresi berat Abram menyerahkan Lulu pada Sandra, seolah Sandra bisa menyakiti Lulu. Padahal kan Sandra yang punya kucing ini, kenapa Abram jadi mendadak begini?
Setelah makan pun Abram kembali bermain dengan Lulu, membuat Sandra yang sudah penasaran sejak tadi ikut nimbrung dengan duduk bersila di atas lantai dimana Abram sekarang sedang memberikan s**u melalui dot pada Lulu yang memang masih sangat mungil secara usia dan badannya, maka hanya s**u yang bisa dimakan oleh kucing kecil ini.
"Bapak juga pelihara kucing ya?"
Abram pun menoleh pada Sandra, dan Sandra terkejut melihat sorot lembut pada bola mata manajernya ini. Njir! Sejak kapan bos gue jadi lembut kek p****t bayi begini?!
"Bukan saya, adik saya yang punya. Tapi waktu dia pergi akhirnya saya yang rawat." Ujar Abram, kemudian melepaskan Lulu yang sudah selesai menghabiskan susunya lalu masuk ke dalam kandang kecil yang dibeli Sandra 2 minggu lalu.
"Ooh.. terus berapa sekarang usia kucingnya?" tanya Sandra lagi. Tentu dia jadi penasaran, fakta bahwa Abram ternyata bisa merawat kucing itu tidak pernah Sandra bayangkan sekali pun. Pada manusia saja Abram cuek minta ampun, apalagi sama hewan, kan? Begitu pikir Sandra.
"Sudah mati. 2 tahun lalu... ketabrak."
Sandra mengusap ujung hidungnya merasa bersalah dan kikuk menhadapi Abram yang mendadak sekarang menjadi mendung. Baiklah, sepertinya di sudah membangkitkan memory tidak menyenangkan milik Abram.
"Mm.. bapak renacananya mau kemana weekend ini? Nggak mungkin kan kalau cuma ngasih saya bubur?" Sandra cepat-cepat mengganti topik. Dan dia memilih menanyakan lagi maksud Abram tiba-tiba sudah muncul di depan pintu apartemennya sepagi ini.
"Memangnya saya tidak boleh kemari?" Abram bertanya balik.
"Hah? Eh itu.. maksudnya.. kan biasanya orang datang bertamu punya alasan gitu pak.."
"Saya cuma pengen kasih kamu bubur, apa butuh alasan yang lebih darurat untuk bisa kemari?" Abram bertanya lagi membalik pertanyaan Sandra.
"Mm.. ya, bukan begitu, Pak.. tapi 'kan aneh aja gitu..." Sandra kehilangan kata-katanya untuk membalas Abram lagi.
Abram menunggu Sandra melanjutkan kalimat tapi ternyata bawahannya ini kemudian nyengir. Dirinya pun menghela nafas. "Karena sudah di sini, ayo kita nonton!"
"Apa?" Sandra terkejut bukan main. Apa yang barusan bos gue bilang?!
"Ayo kita nonton.. apartemen kamu deket biskop, kan? Saya traktir." Setelah mengatakan itu Abram bangkit berdiri, menyisakan Sandra yang masih bengong karena ajakan Abram yang sangat random di hari sabtunya yang sudah dia booking untuk leha-leha saja di tempat tinggalnya menjadi kacau.
"Bapak serius?"
Sandra mengejapkan matanya dan menelan ludah dengan sudah payah ketika Abram membungkukan tubuhnya lalu mendekatkan wajah pria itu hingga tersisa satu jengkal jarak di antara wajah Abram dan wajah Sandra.
"Kenapa kamu tanya soal saya serius apa engga?" bisik Abram di depan wajah Sandra.
"Itu.. itu bapak ngajakin saya... nonton?" tanya Sandra gagap. Dia ingin mundur sampai dia sadar di belakangnya ada rak kebutuhan kucingnya. Jadi dia terjebak sekarang.
Apalagi ketika Abram justru semakin menipiskan jarak di antara mereka. Dengan lancang parfum Abram tercium oleh Sandra dan sempat membuat Sandra terlena oleh suasana ini. Dengan wajah yang datar khas Abram Arkana, dia menatap Sandra yang rambutnya bahkan hanya dicepol asal juga wajah tanpa make up serta piyama bergambar doraemon. Seskitar dua menit dia tetap di posisinya itu, mengamati wajah Sandra yang masih menunggunya mengatakan sesuatu. Barulah kemudian ketika Sandra sudah tidak sabar menunggu, Abram membalas kalimat Sandra.
"Bapak—"
"Apa kamu se gembira itu saya ajak nonton?"
GUBRAK!
"Aduh.. pala gue...."
///
Instagram: gorjesso
Purwokerto, 5 Oktober 2019
Tertanda,
.
Orang yang baru aja nonton film A Taxi Driver
ih.. bagus film nya.. :')