Bagian 9

701 Kata
Madya akan pergi entah kemana. Masih dengan luka yang sama ia memasuki pakaiannya ke dalam tas. Madya pov Kuseka air mataku yang terus mengalir. Aku mencoba berdiri, sejenak kuhirup udara sebisa mungkin lalu membuangnya. Keputusanku sudah bulat!!! Aku akan bercerai dengan Pram dan pergi jauh. Aku hanya ingin hidup tenang tanpa adanya siapa-siapa. Aku meraih tas untuk mengisinya dengan pakaianku. Kubuka lemari lalu mengambil semua baju. "Maafkan Madya mah, hikss hikss... Madya udah gak kuat!!! Biarkan Madya pergi untuk mencari ketenangan dulu yaa!! Maaf Madya harus keluar dari rumah ini!!" Ujarku. Berharap sang mamah mendengar ucapanku. Setelah mengemas pakaian, aku keluar dari rumah ini. "Selamat tinggal semua!!!" Ucapku sambil melangkah keluar. Author pov Pram baru saja keluar dari mobil, dengan cepat ia melesat ke dalam rumah. "Kiran!!! Eh salah panggil!! Pram menepuk jidatnya "itu Cerita author satunya ckck!!!" Pram menggelengkan kepalanya. "Sorry, namaku emang sama dengan Pram di sana bukan berarti aku yang memerankannya..." Pram menggedikan bahu acuh. Lol!!! Pram terus memanggil Madya namun tak ada sahutan. Pram berlari ke kamar dan "Dia pergi..." cicit Pram pelan. Pram terduduk di ambang pintu. Madya pergi meninggalkannya. Untuk pertama kalinya Pram menangis ia merutuki kebodohannya. ******* Sepanjang jalan Madya terus menyusuri pinggiran trotoar itu. Ia baru saja dari rumah sakit untuk mengobati kepalanya yang luka. Madya menyetop sebuah taksi untuk di tumpanginya. " bandara juanda pak" ucap Madya dan di angguki supir. Sepanjang jalan Madya terus memegang dadanya, ia merasa sakit. Sebaiknya ia menelfon abangnya untuk menanyakan kabar Ibnu dan Biah. "Hallo bang, aku titip ke dua anakku!!! Untuk sementara, jangan cari aku!!! Bilang ke kakak-kakakku kalau aku sedang pergi jadi rumah mamah tidak ada yang jaga.... "........" "Ku mohon... biarkankan aku tenang dulu..." ucap Madya sambil mematikan telponnya. Madya menyandarkan kepalanya di jok kursi. Ia akan memulai semuanya dari awal, hanya ada Madya!!! Yah hanya ada dia. ****** Hilangnya Madya membuat Pram seperti orang gila!! Bagaimana tidak ia mencari hampir di setiap sudut kota dan tempat kenalannya. Setiap keluarganya Madya ia hubungi tapi tak ada satupun yang mengetahuinya justru mereka kaget Madya pergi entah kemana. Pram mengerang frustasi ia menjambak rambutnya sendiri. Malam makin larut sebaiknya ia pulang ke apartemen untuk beristirahat. Sesampainya di apartemen, Pram menghempaskan tubuhnya di kasur. Pikiran dan juga tubuhnya sangat lelah. Madya sosok wanitanya yang begitu lemah lembut terhadap dirinya begitu polos dan juga penyayang. Pram memandang langit-langit kamar, pandanganya kosong. "Madya..." ucap Pram nyaris tanpa suara. Sejenak ia menutup matanya sampai ia tak membukanya lagi. Pram tertidur sejenak. ********** Lia tengah memungut bajunya lalu di kenakan kembali. El memperkosanya saat ia menunggu Pram pulang. Flashback Lia tengah menimang Barraq di ruang santai, wanita itu nampak duduk di sofa sambil menatap wajah anaknya. Sudah berhari-hari Pram tidak pulang, Lia sudah ke rumah Madya namun rumah itu kosong tak berpenghuni. Lia tidak tau harus mencari Pram kemana lagi karena setau Lia Pram hanya tinggal di rumah dan mansion. Lia bernafas sejenak "Di mana kamu Pram..." lirih Lia. Ting!! Tong!! Suara bell rumah membuyarkan pikiran Lia. Senyumnya mengembang berharap sang suami pulang ke rumah. "Daddy pulang nak!!" Dengan cepat Lia melsat membuka pintu dan menyapa tiang. ''Kejutan say___" Lia menghentikan ucapannya saat melihat siapa yang datang. "Kamu!!'' Lekik Lia, matanya membulat sempurna "Hallo sayang!! Aduh jagoan papah!!!" El ingin mengambil Barraq namun di tepisnya. ''Pergi kau b******n!!! " Lia ingin menutup pjntu namun di tahan oleh El. " layani aku p*****r kecilku ckckck !!!" El menangkap tubuh Lia lalu di giring ke dalam kamar. El merampas Barraq dan di letakan ke dalam box bayi. Lia mencoba untuk meronta dan lari keluar namun El sudah menahannya. Semua itu terjadi begitu cepat karena El hanya menginginkan tubuhnya. Flashend Lia telah selesai memakai baju kembali, El sedang tertidur dengan gaya tengkurapnya. Lia menghembuskan nafas, ia merindukan Pram sangat merindukannya. ********** Dua minggu kemudian.... Madya tengah mencari sebuah ruko. Ia akan membuka kafe kecil-kecilan yang bertema ala anak remaja. Madya selama ini bersembunyi di sebuah pulau yaitu pulau lombok. "Aku harus mencari sebuah ruko untuk ku tinggali dan tidak terus menerus untuk tinggal di dengan temanku..." ujar Madya. Ia akan menjadi wanita mandiri dan kuat. Ia akan membekukan hatinya untuk siapapun. ******** Kamar itu penuh dengan minuman keras lelaki itu nampak terduduk di pojokan. Pram frustasi akibat di tinggal Madya. Ia benar- benar di tinggal. "baiklah Madya!!! Kamu meninggalkanku, dan aku akan menunggumu!!!" Desis Pram. Madya pergi dari kehidupan Pram karena ia sudah menorehkan luka di dalam hatinya. Ia sudah tidak ingin bertemu Pram dan mulai membencinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN