Pram menapakan kakinya di rumah. Rumah yang dulu ia tempati bersama Madya dam anak-anak mereka. Sekarang rumah itu nampak kosong dan lenggang, rumah yang hanya di penuhi kesunyian dan hampa. Pram memasuki kamarnya, ia melempar tasnya ke sembarang tempat lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. kamar yang cocok untuk remaja bukan untuk pasutri, pikir Pram. "Jadi kamu mau kamar seperti apa..." tanya Pram lembut setelah menikah dua hari yang lalu. Madya hanya diam, mungkin ini saatnya ia mewujudkan keinginannya. "Aku mau kamar warna merah muda tapi gak terlalu berlebihan, setiap sudut ranjang ada meja dan diatasnya di beri lampu tidur. Aku mau jendela yang lumayan besar agar cahaya bisa masuk ..." pinta Madya. Madya waktu itu masih berumur sembilan belas tahun. Pram tersenyum sambil mena