Aroma makanan yang menggugah selera membangunkan Rowena dari tidur nyenyaknya. Ia perlahan membuka mata, merasakan pegal di seluruh tubuhnya yang membuatnya semakin enggan untuk beranjak dari tempat tidur. “Kamu harus makan.” Meski merasa enggan, Rowena akhirnya beranjak duduk. Menatap tajam pada sosok Jordan yang tidak menunjukkan ekspresi bersalah sama sekali di wajahnya. Rowena merasakan lapar secara tiba-tiba, tubuhnya juga terasa sangat lemas dan dia sangat enggan untuk menggerakkan badannya akibat ulah pria itu. “Kenapa kamu masih bersikap malu-malu seperti itu? Aku sudah melihat semuanya.” Senyum di bibir Jordan tidak bisa dia hilangkan, jelas sekali dia sedang berada dalam suasana hati yang baik. “Kamu binatang!” “Tidak masalah selama kamu merasa senang.” Jordan duduk di sampi