Sienna menarik diri.
Dia merasakan suasana yang abnormal terjadi diantara mereka, terutama pada Sebastian.
Napas pria itu menderu-deru dan bibirnya tampak bergetar. Kedua matanya bahkan mengerjap-ngerjap seperti sedang mempertahankan kesadaran. Dan Sienna mengerti apa yang sedang terjadi kepada suaminya. Di mana dia mengalami fase terkejut dan tak terbiasa dengan apa pun yang seharusnya terjadi di antara pasangan suami istri.
"Tidak apa-apa, Sebastian. Ini juga sudah lebih baik." Kedua sudut bibir Sienna tertarik membentuk sebuah senyuman.
Lalu dia mundur san memutuskan untuk beranjak. Tapi Sebastian meraih tangannya.
"Tetaplah di sini." Pria itu berujar.
"Apa?" Sienna menatap raut wajahnya yang sendu.
Dan Sebastian balik menatap seraya menarik perempuan itu sehingga dia jatuh di pangkuannya.
"Bisakah kita mencobanya malam ini?" Dan kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
Lalu bagaimanakah keadaan Sienna saat ini? Tentu saja dadanya berdebar tak karuan. Jarak mereka hanya tinggal beberapa senti saja dan dirinya bahkan berada di pangkuan pria itu.
Dan apakah yang harus dia lakukan sekarang? Menuruti permintaannya? Atau bahkan menolak? Karena dia tidak ada persiapan untuk ini.
Tapi …
"Sienna?" Sebastian hampir berbisik.
"Hum?" Sedangkan perempuan itu hanya menggumam.
"Bisakah kita …."
Tanpa diduga Sienna menarik tengkuk Sebastian, yang membuat bibir mereka akhirnya kembali bertemu. Dan segera saja keduanya bergerak saling memagut dalam gerakan lambat.
Sienna berusaha menikmati hal itu sementara Sebastian mati-matian menyingkirkan pikiran buruknya.
Ini gila!
Kau akan mati!
Suara-suara di dalam kepalanya berteriak kencang dan Sebastian berusaha untuk tak menggubrisnya. Meski nyatanya itu sangatlah sulit.
Tubuhnya mulai menggigil dan pria itu tampak ketakutan. Namun Sienna segera merangkul pundaknya sehingga membuat d**a mereka berdua menempel dengan debaran di dalamnya yang hampir seirama.
"Tidak apa-apa, kau akan baik-baik saja." Perempuan itu menjeda cumbuan sejenak lalu menempelkan kening mereka berdua.
Sebelah tangan tetap merangkul pundak Sebastian, sementara sebelah tangan lainnya mengusap-usap punggung pria itu.
Ini aneh, dan rasanya Sienna ingin tertawa dengan keras. Di mana dia, sebagai seorang perempuan berusia 24 tahun yang harus menenangkan pria yang lebih dewasa darinya saat mereka tengah berinteraksi.
Meskipun dia tahu apa yang menyebabkannya harus begitu, dan sebagai orang normal paham bagaimana harus berbuat dalam menghadapi suaminya yang tak senormal orang lain. Tapi tetap saja, momen ini terasa sedikit aneh baginya.
"Lihat? Tidak ada yang terjadi kepadamu." Sienna menatap wajahnya.
"Kau tidak mati, dan tetap baik-baik saja," katanya lagi, diikuti lengkungan senyum yang terukir di bibirnya.
Sebastian hanya memindai wajah cantik milik Sienna, yang selama beberapa bulan belakangan menguasai pikirannya. Dan lihat, saat ini mereka begitu dekat.
Maka, kekuatan itu muncul begitu saja dan mempertemukan dua perasaan yang entah sejak kapan saling bertaut.
Dan mereka melanjutkan cumbuan yang sempat terjeda sehingga membuat suasana berangsur syahdu.
Suara decapan bahkan mulai mengudara seiring bertambah semangatnya mereka saat tengah saling merasakan debaran masing-masing.
Darah yang berdesir-desir mengiringi keduanya untuk semakin tenggelam pada perasaan indah yang mulai menguasai d**a.
Kedua tangan Sebastian sudah menyelinap dibalik tanktop tipis milik Sienna dan perlahan naik ke atas. Namun di detik berikutnya dia menurunkannya kembali saat keragu-raguan menguasai hati.
Mata mereka kembali saling memindai dan Sebastian lagi-lagi tenggelam dalam perasaan juga keinginan kuat di dalam hati begitu bibir keduanya saling memagut. Dan tangan yang semula bisa dikendalikan nyatanya seperti memiliki pikirannya sendiri.
Dia kembali menyentuh Sienna dan meremat b****g dibalik celana pendeknya, membuat desahan pelan mulai keluar dari mulutnya.
Jantung dibalik d**a bidang Sebastian berdebar semakin kencang, dan kesabaran di dalam hatinya mulai memudar. Apalagi ketika tubuh Sienna menggeliat-geliat di pangkuannya.
"Sienna, aku …." Namun perempuan itu tak memberinya kesempatan lagi untuk berbicara. Maka dia meneruskan cumbuan yang semakin lama semakin membuai.
Kali ini Sebastian tak bisa menahan diri lagi. Pria itu seakan lupa dengan apa pun yang sebelumnya dirasakan. Sehingga tanpa berpikir panjang dia segera mengangkat Sienna dan membawanya ke lantai dua.
Dan kamar Sienna yang paling pertama bisa dia jangkau menjadi saksi, betapa rasa itu nyata adanya.
Ketika dua tubuh tersebut saling menindih dan Sienna pasrah saja saat pria di atasnya mendominasi. Dia bahkan membiarkan Sebastian untuk menguasainya dalam pergumulan ini.
Kedua tangannya dia tarik keatas dan menahannya di dekat kepala. Sementara tangan lainnya dengan nakal menyentuh tubuh Sienna.
"Ahh …." Dan rematan Sebastian pada dadanya membuat perempuan itu lagi-lagi tak mampu menahan desahan. Dan tubuhnya yang mulai memanas terus saja menggeliat.
"Kau izinkan aku melakukannya, Sienna?" Sebastian menahan tangannya yang hampir menarik lepas celana pendek milik Sienna.
Perempuan itu tertegun sebentar, namun kemudian dia mengangguk tanda memberi izin. Yang membuat sebuah seringaian muncul di wajah Sebastian.
Dia lantas melucuti pakaian mereka berdua, sehingga terpampanglah segalanya dengan begitu jelas dan gamblang di depan mata.
Sienna sempat menutupi d**a dan menyilangkan kaki untuk menyembunyikan miliknya. Yang pada kenyataannya sudah Sebastian lihat sebelum hal itu benar-benar dia lakukan.
Pria itu merunduk seraya menyingkirkan tangan dan kaki Sienna, yang membuat dia bisa kembali menatap hal paling indah di dunia. Yakni tubuh polos nan menggoda milik istrinya yang beberapa waktu belakangan mulai mengganggu pikirannya.
"Kau mengizinkan, Sienna?" ulang Sebastian setengah berbisik dan wajah mereka hampir kembali bertabrakan.
Dia tengah mengagumi wajah yang tersipu juga bibir Sienna yang terkatup cukup lama.
"Sienna?" tanya nya lagi, yang kemudian dijawab oleh perempuan itu dengan anggukkan.
Salah satu sudut bibirnya tertarik, dan Sebastian kembali mencumbu Sienna. Namun tangannya kali ini benar-benar tak tinggal diam.
Dia meremat apa pun yang bisa dicapai dengan tangannya dan mengusap segala yang dilewati sehingga menemukan beberapa titik sensitif yang membuat tubuh Sienna mengejang diiringi desahan yang keluar dari mulutnya.
Lalu beberapa saat kemudian Sebastian menemukan bahwa milik mereka berdua telah siap.
Tatapannya tak dia lepaskan dari wajah Sienna yang memerah sementara senjatanya di bawah sana sedang berusaha membenamkan diri.
"Sebastian!" Sienna menahan napas ketika merasakan sesuatu berusaha menerobos inti tubuhnya, dan dia tahu memang begitu seharusnya. Tapi tetap saja, dia merasa terkejut dan sedikit takut karena ini adalah yang pertama baginya.
"Eeggghh, Sebastian!" desahnya lagi ketika benda itu masuk semakin dalam dan Sienna mulai merasakan sakit. Sementara pria di atasnya sibuk mengumpulkan kekuatan.
Sebastian merasa ini cukup sulit. Karena bisa dipastikan ini adalah hal pertama bagi Sienna. Meskipun dia pernah melakukannya di masa lalu, tapi seingatnya tak sesulit ini. Lagipula, itu sudah lama sekali.l dan dia hampir lupa bagaimana rasanya.
Tapi Sienna? Dia adalah perempuan pertama yang mampu menggodanya lagi setelah bertahun-tahun.
"Ah, Sebastian!!" Kepala perempuan itu terdongak dengan mata terpejam saat Sebastian terus menekan sehingga rasa sakit itu terus bertambah dan sesuatu di dalam dirinya seperti dikoyak.
Dan keduanya membeku untuk beberapa saat ketika Sebastian berhasil merenggut apa yang telah Sienna jaga selama ini.
Mereka saling memindai wajah masing-masing dan merasakan pertautan itu dengan segenap jiwa. Bahkan, Sebastian sedang menyesuaikan dirinya di dalam sana.
Sienna mulai mengatur napas dan kesadarannya perlahan kembali. Dan rasa sakit itu kini menjalar dari pangkal paha hingga ke seluruh tubuh. Apalagi ketika Sebastian mulai bergerak, membuatnya menggigil tak karuan.
"Mm … Sebastian!" Perempuan itu merintih-rintih dan dia hampir menangis. Namun saat ini tak ada yang mampu dia lakukan kecuali pasrah pada apa pun yang suaminya lakukan.
Rasa sakit yang menguasai dirinya terus menyebar namun Sebastian tidak membiarkan hal itu berlangsung lama. Dia segera melanjutkan cumbuan dan kembali menyentuh Sienna hingga ke bagian tubuhnya yang paling sensitif yang diketahuinya. Dan lama kelamaan hal tersebut berhasil mengalihkan perhatian perempuan itu.
Lalu Sienna merasakan hal itu berangsur menghilang, dan apa yang sebelumnya merupakan rasa sakit kini berubah menjadi perasaan yang lain. Yang kemudian merubah bisik dan rintih kesakitannya menjadi desahan dan erangan kenikmatan.
"Eemmmhh …." Dia mengatupkan mulutnya rapat-rapat.
Matanya terpejam erat dan pipinya semakin merona. Dan Sienna merasakan hal luar biasa menguasai tubuh dan pikirannya. Namun dia tidak tahu apa itu.
Napas mereka menderu-deru dan Sebastian memacu dirinya semakin cepat tanpa menghiraukan erangan Sienna yang juga semakin keras. Malah, hal itu membuatnya semakin bersemangat. Mendengar suaranya yang terdengar erotis membuat hasrat pria itu semakin bergolak.
"Aahhh, Sebastian!!" Sesuatu berkumpul di pusat tubuhnya dan berputar cepat seiring hentakan Sebastian yang semakin keras. Hal itu menjadi tak terkendali dan Sienna merasakan seperti dia mulai melayang. Lalu di detik berikutnya dia merasakan seperti dilempar ke angkasa, namun dalam sekejap mata bagai dihempaskan ke dasar samudera. Tapi anehnya, dia menyukainya.
"Sebastiaaannn!!" Sienna setengah menjerit dengan kedua kaki yang merapat ketika mengalami pelepasan pertamanya.
Sementara Sebastian mempercepat hentakannya sehingga dia pun mengalami hal yang sama. Dan setelah beberapa saat dia menekan pinggulnya kuat-kuat ketika sesuatu dari dalam dirinya menyembur dengan keras.
"Aaarrgghhh, Siennaaa!!" Dia menggeram di belahan d**a perempuan itu.