Bab 6. Pernikahan

1092 Kata
Dua hari kemudian.. Andrea menatap pantulan dirinya dicermin sangat cantik mengenakan gaun putih yang indah. Rambutnya disanggul rapih dengan hiasan sederhana diatas rambutnya. Tangannya dipakaikan sarung tangan putih sembari memegang buket bunga berwarna pink kemerahan, make up nya juga tidak terlalu berlebihan sehingga memperlihatkan wajah natural Andrea yang sebenarnya tanpa mengurangi atau melebihkan. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika membayangkan hari ini adalah hari pernikahan nya. Harusnya menjadi hari paling membahagiakan bagi setiap pengantin perempuan tapi nyatanya Andrea justru sedih karena usahanya tadi untuk kabur gagal karena Gio memergokinya. "Adik siapa ini yang begitu cantik seperti bidadari dihari pernikahan nya" Andrea melihat pantulan bayangan William dari kaca didepan Andrea. William terlihat memakai jas hitam dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam juga. Tubuh atletis kakak Andrea itu terpahat dari balik jas yang dipakainya. "Rasanya baru kemarin aku menggendongmu berlarian ditepi danau tapi sekarang kau akan menjadi milik orang lain" ucap William lagi. "Itu sudah lima belas tahun berlalu tapi kau masih mengingatnya" Andrea berbalik menatap kakaknya dengan wajah dibuat tersenyum. William mengusap lengan Andrea "Bagaimana aku tidak ingat jika setelah aku menggendong seorang tuan putri itu kau justru malah mendorongku hingga jatuh kedanau" jawab William. Andrea terkekeh pelan tapi kemudian tawanya lebur dalam kesedihan "Kenapa kamu membiarkanku menikahi pria yang sama sekali tidak aku kenal sebelumnya?" Alis William terangkat sebelah "Maksudmu Darren?" Andrea mengangguk. William menghela  nafas rendah sambil tersenyum "Kamu sudah mengenalnya Andrea" "Kapan?" sahut andrea cepat. "Minggu lalu" jawab William seadanya dengan wajah berkilat jahil. "Omong-omong kau menikah lebih dulu ketimbang kakakmu ini ya. Dasar adik nakal" William menunjuk hidung Andrea karena jika dia mencubitnya riasan Andrea pasti akan rusak lebih parahnya lagi Margareta pasti akan mengomelinya panjang kali lebar. "Kalau begitu cepatlah menikah" kata Andrea menyela. "Bagaimana mau nikah kalau calonnya saja belum ditemukan" jawab William. Keduanya lantas tertawa bersama, William bersyukur akhirnya Andrea bisa terlihat bahagia dihari pernikahan yang tiba-tiba ini. Adik kebanggaan nya sebentar lagi akan dimiliki oleh orang lain. "Andrea" Panggilan Zev ayahnya. Kedua kakak beradik itu menoleh sebelum William pamit keluar lebih dulu. "Lihat princess ku ini yang akan menjadi ratu di altar nanti. Daddy mu ini masih belum rela kamu dibawa suamimu" ucap Zev. Tadinya Andrea kira ayahnya akan berkata apa ternyata–– andrea menahan kekesalannya. Jika ayahnya ini tidak setuju pasti ia sekarang tidak dalam posisi terjepit untuk dinikahkan bersama Darren. Rasanya andrea ingin mengatakan 'Kalau tidak rela batalkan saja' Tapi mustahil Zev akan menurutinya disaat beberapa menit lagi adalah acara akan dilakukan. Terpaksa andrea memaksakan senyum dibibirnya agar pria tua ini puas. Zev memberikan lengannya untuk menggandeng Andrea menuju tempat janji suci akan dilakukan. Andrea merasa kakinya begitu berat untuk melangkah menuju altar tapi tetap saja akhirnya dia berhadapan dengan Darren. Menjadi pusat perhatian dari semua tamu yang datang begitu pastor memulai pengucapan janji yang sangat sulit untuk Andrea lakukan. Pikirannya kosong selain suara Darren mengatakan "ya aku bersedia" terdengar ditelinganya sampai giliran Andrea untuk mengatakan apakah dia bersedia menjadi istri Darren. Andrea tidak menjawab sampai sang pastor mengulangi pertanyaannya. "Andrea" panggil Darren dengan nada rendah. Andrea menatap Darren kemudian menghela nafas rendah. "Ya. Aku bersedia" katanya. Karena mau lari dari acara ini pun Andrea sudah terlambat lebih baik dia mulai berusaha hidup dengan status yang berbeda dengan Darren. Ya Darren. Karena sekarang lelaki itu resmi menjadi suaminya. Kedua bola mata Andrea melihat Darren mendekati wajahnya sebelum bibir mereka bertemu dan tepuk tangan para tamu bergema. 'Katakan ini mimpi. Ini tidak benar. Aku ingin tidur kembali dan bangun saat semuanya kembali normal' batin Andrea meronta. Tapi sialnya ini bukan mimpi, ini nyata yang tidak akan membuat Andrea bangun dari mimpinya. Andrea harus terima. ______ Pesta kembali dilakukan saat malam hari. Sebuah ballroom hotel yang cukup luas menjadi tempat digelarnya pesta untuk Andrea dan Darren. Andrea dapat melihat banyaknya tamu yang hadir lewat pupil matanya. Malam ini dia adalah Ratunya. Ini pestanya tapi kenapa dirinya sama sekali tidak merasakan kebahagiaan menjadi ratu ataupun si pemilik acara? Andrea merasa kosong. Hambar. Perasannya masih tidak terima. Seharian berpura-pura tersenyum itu sangat menyiksa. "Apa kamu ingin istirahat?" Bisik Darren. Andrea menggeleng. "Dansanya belum dimulai" katanya. Darren mengangguk mengerti dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Sekitar pukul sepuluh malam pesta dansa dimulai. Zev lebih dulu mengajak Andrea berdansa dengannya untuk yang pertama kali disaat Andrea sudah menjadi milik orang lain. "Papa berharap kamu menikmati acaranya Ara" kata Zev. Andrea mengangguk masih belum mau menjawab atau saling berbicara dengan ayah nya. Andrea masih kesal karena pernikahan yang disetujui tanpa keinginannya. Mata Andrea melihat Darren yang berdansa dengan Margareta. Lalu tatapannya teralihkan saat Steve meminta Andrea untuk berdansa bersama. Andrea menatap kesal pada kakak sulungnya ini. "Gara-gara kau sekarang jadi seperti ini. Apa kau puas kakak tampanku" cibir Andrea. Steve hanya tersenyum tipis, belum sempat menjawab saat Gio bersama William berebut ingin ikut berdansa dengan Andrea. Andrea memijit keningnya melihat kedua kakak nya itu. Ternyata punya tiga orang kakak laki-laki tidak selamanya selalu bernasib menyenangkan. Andrea masih kesal pada mereka karena sama sekali tidak bisa diandalkan ketika Andrea butuh untuk menggagalkan acara ini. Gio menggeser posisi Steve hingga membuat pria dua anak itu terpaksa minggir sedangkan William sudah menari dengan salah seorang tamu perempuan. "Aku tidak mau berdansa denganmu lebih baik aku dengan william" Tolak Andrea. Gio menahan Andrea dan memaksa adiknya untuk tetap melakukan gerakan dansa. "Dari kalian bertiga hanya kau yang paling menyebalkan, Giovano" gerutu Andrea. Gio hanya terkekeh geli. "Jika aku tidak melakukan itu kamu tidak akan mudah mengingatku saat suamimu membawamu keluar dari keluarga Collins" Jawab Gio. Andrea berdecih lalu dengan sengaja menginjak kaki Gio dengan sepatu runcingnya. "Aku sengaja agar kau juga ingat hari pernikahan adikmu" Setelah itu Andrea menghampiri William meninggalkan Gio yang menahan sakit dikakinya. Andrea sama sekali bukan gadis yang anggun sekiranya itulah yang Giovano Collins pikirkan. Saat tiba pertukaran pasangan dansa Andrea melepaskan William dan berputar pada yang lain. Seorang pria paruh baya yang Andrea kenal sebagai ayah Darren. Lelaki itu hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun lalu kembali berganti pasangan hingga Andrea kembali pada Darren. "Aku sudah lama menantikan untuk berdansa denganmu seperti ini" bisiknya. Andrea hanya tersenyum tipis sebelum menyudahi dansanya. Kakinya terasa sakit jika dipakai untuk terus bergerak. Andrea memutuskan keluar dari ruang acara untuk segera istirahat. Sangat melelahkan tapi kenapa banyak orang mau menikah dengan menggelar acara mewah. Andrea bahkan tidak punya bayangan seperti apa hari pernikahan nya nanti. Kamar pengantin dihias sedemikian rupa. Dua pasang angsa yang terbuat dari lipatan kain berada ditengah kelopak bunga mawar yang sisusun membentuk love. Andrea bergidik dan segera menyingkirkan benda itu dari atas kasurnya. "Menggelikan sekali" katanya sambil membaringkan diri. Nyaman sekali setelah seharian berdiri terus andrea bahkan meninggalkan Darren diruang pesta. Masa bodoh dengan malam pertama. Andrea tidak peduli dan jika Darren memaksanya awas saja. Andrea berjanji akan marah besar pada lelaki yang sudah menyandang gelar sebagai suaminya itu. Sekarang ia benar-benar kelelahan Andrea hanya butuh istirahat, itu saja. _____ Bersambung... Tinggalkan komentar dibawah ya...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN