Revan merasa nafasnya sesak, perasaan yang begitu asing namun begitu membuncah di dalam d**a. “Ya, Sayang. Besok aku pulang!” katanya. Berjanji akan segera pergi dari rumah Ryuzaki dan membawa Feeya pergi sejauh mungkin bersamanya, tak peduli dengan apapun lagi meski dia harus kehilangan keluarganya. “Iya, Mas. Kalau begitu semoga urusanmu di sana cepat selesai, aku sudah terbiasa tidur di lenganmu setiap malam!” bisik Feeya. Revan merasa sensasi menggelitik di perutnya ketika Feeya mengatakan itu. “Jangan bicara dengan nada rendah begitu, aku bisa hilang akal di sini, Sayang!” ujarnya yang sontak membuat Feeya terbahak. “Sengaja, biar kamu terbayang aku terus lalu cepat pulang!” ujarnya dengan nada merajuk. Revan tersenyum gemas jadinya, setelah saling mengucap kata cinta satu sama