Revan menurunkan wajahnya, “Dia takut ditolak!” ucapnya sebelum akhirnya meraup bibir mungil milik Feeya dan melumatnya dengan lembut. Feeya tak mampu bicara lagi, mulutnya dibungkam bibir Revan yang menciumnya dengan penuh hasrat. Sementara tangan lelaki itu pun terus menyelusup masuk ke balik lipatan tubuhnya, menyentuh titik pusat gairahnya. “Mas ….“ Feeya menendangkan kakinya hingga celana jeans-nya yang sudah dibuka Revan terlepas sepenuhnya, tinggal celana dalam dan kaos yang masih melekat di tubuh. “Lain kali jangan pakai jeans kalau pergi sama aku!” geram Revan yang sempat terganggu karena berusaha membuka celana ketat istrinya itu. Feeya justru terkekeh dengan nafas terengah. “Bukan salah aku. Kamu langsung mengajakku ke sini, jadi aku nggak sempat ganti baju!” katanya. Rev