Inilah alasan mengapa Revan sangat membenci kata pulang. Karena dia tidak tahu harus kemana, dia tidak punya rumah dengan artian yang sebenar–benarnya. Revan jadi teringat kata–kata Feeya. 'Tidak penting seberapa besar rumah yang kita punya, yang paling penting adalah ada cinta di dalamnya.' Dan rumah yang Revan punya tidak dipenuhi dengan cinta apalagi kedamaian keluarga. Beruntung suara lembut Feeya menenangkan riuhnya pikiran di kepala Revan, melenyapkan segala kekhawatiran yang dia rasakan. Revan melirik jam dinding besar di sudut ruangan. Sudah waktunya Feeya pulang dari restoran. "Perjodohan ini harus dilakukan dan kamu tidak punya pilihan, Revan. Jadi lebih baik tinggalkan dia, tinggalkan perempuan itu tidak peduli sesuka apapun kamu padanya!" Sekar memerintah, menarik kesimpul