Ternyata Dosen.

911 Kata
"Heum, kalau semua ini makanan kesukaan Mas Revan, aku akan belajar masak sama Unty Sekar nanti," celetuk Laiqa. Revan mengangkat satu alisnya, ”Kamu bisa masak?" ledek Revan. Laiqa menggeleng pelan. "Makanya aku mau belajar masak sama Unty," sahutnya kemudian. "Kapan kita makan kalau kalian ngobrol terus?" tegur Raiden yang sudah tidak sabar menyantap makan malamnya. Sekar terkekeh sembari mengambilkan salah satu lauk kesukaan suaminya dan meletakan di piring. Sementara di keluarga besar Ryuzaki makanan begitu melimpah, berbeda dengan keluarga di Panti. Panti asuhan yang berisi anak-anak tanpa orangtua itu makan malam dengan menu seadanya. Hal itu yang membuat tekat Feeya menjadi besar dan kuat untuk semangat menyelesaikan kuliahnya, agar bisa bekerja dj perusahaan besar dengan gaji besar hingga dia bisa memberikan makanan lebih baik lagi dari sekarang. *** Hari pertama Raiden mengajar di Universitas Ryuzaki, Universitas Swasta milik keluarga besarnya yang di wariskan turun temurun, tongkat estafet itu pun akhirnya akan jatuh ke tangan Revan nantinya setelah Raiden pensiun. Maka dari itu, putra keluarga Ryuzaki di didik pembekalan ilmu yang begitu banyak di Jepang sana. Pagi ini, penampilan Revan tidak ada yang berubah. Kalau kemarin dia berpakaian santai seperti anak muda kebanyakan, saat ini penampilannya tetap seperti kemarin, celana panjang jeans dengan kemeja yang lengannya dia gulung hingga ke bawah siku dan sepatu kets. Jauh dari penampilan Dosen pada umumnya. Namun, bagaimanapun penampilan Revan tidak mengurangi pesonanya bahkan menambah kharismanya, darah Elvan Ryuzaki-Sang Kakek buyut seakan menjelma dalam dirinya itu yang sering Zea-Nenek Buyutnya katakan saat di Jepang dulu. "Selamat pagi, Pa, Bunda," salam Revan saat bertemu kedua orangtuanya di ruang makan. Sarapan susah siap, sarapan kesukaan Revan pun sudah tersedia. Putra terakhir keturunan Ryuzaki itu tinggal duduk dan menikmati sarapannya. "Kamu mau mengajar dengan penampilan seperti itu?" tanya Sekar, mengkritik penampilan sang putra. Yang dikritik tidak ambil pusing, Revan menggedikan kedua pundaknya. "Tidak ada peraturan soal pakaian kan?" sahutnya. "Ya, tapi image Dosen itu sama sekali gak melekat sama kamu, Nak. Kamu malah lebih terlihat kaya mahasiswa." "Itu yang aku mau, Ma. Aku masih muda untuk menjadi Dosen dan memaksa penampilan seperti kebanyakan Dosen di sana." "Kamu mau berangkat bareng sama Papa?” sela Raiden usai dia mengelap sudut bibirnya. Sarapannya sudah lebih dulu habis ketimbang Revan yang sarapan sambil berdebat dengan sang bunda perihal pakaian. "Papa duluan aja, aku akan naik motor ke Kampus." Sekar menghela napas panjang, bukan hanya penampilannya yang berbeda, kendaraan yang putranya pakai pun berbeda dari kebanyakan anak orang kaya yang memiliki fasilitas mewah lainnya. "Baiklah kalau begitu, aku berangkat dulu ya," pamit Raiden seraya beranjak dari kursinya dan mencium puncak kepala Sekar. "Sampai bertemu di Kampus," tambahnya sambil menepuk pundak Revan. "Hati-hati dijalan, Mas," pesan Sekar, ikut mengantar suaminya sampai ke depan pintu utama rumah megah keluarga Ryuzaki. Raiden melambai dan memberikan ciuman jarak jauh dengan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil, tinggallah sang istri yang geleng kepala melihat kelakuan suaminya yang masih romantis di usia mereka yang sudah tidak muda lagi. *** Revan memperhatikan motor yang terparkir rapih di area parkir motor, motor listrik yang kemarin dia tabrak kenapa tidak terlihat, dari puluhan motor yang terparkir hanya beberapa saja motor listrik hingga pria itu mudah mengenali, tapi tidak ada motor Feeya. Menghela napas kecewa karena tidak menemukan yang dia tuju, akhirnya Revan melanjutkan tujuannya melangkah ke gedung Fakultas Sastra dimana dia bertugas hari ini mengajar para mahasiswa. Kelas yang sejak tadi ramai karena mahasiswa yang ngobrol seketika senyap saat Revan masuk ke dalam kelas dan langsung berdiri di depan. "Selamat pagi, saya Dosen mata kuliah Bahasa dan Kebudayaan Jepang kalian yang baru. Nama saya Revan. Saya baru mengajar di Universitas ini, perhari ini. Apa ada pertanyaan?" Dengan lantang Revan memperkenalkan dirinya, satu persatu mahasiswa yang duduk di depannya di perhatikan. Senyumnya tambah lebar saat dia melihat gadis yang kemarin dia tabrak. Kalau Revan tersenyum saat bertemu pandang dengan Feeya, berbeda dengan gadis itu. Kedua matanya membola, jujur dia terkejut ketika melihat Revan masuk ke dalam kelas dan langsung menempati posisi Dosen berdiri di depan kelas dan langsung memperkenalkan dirinya kalau dia adalah Dosen. Karena Feeya mengira kalau Revan adalah mahasiswa baru di Kampus itu. "Pak, Anda single atau double?" Pertanyaan acak dan aneh memang selalu terlontar dari mulut para mahasiswa. "Saya single," jawab Revan. Sontak para mahasiswi di kelas itu langsung berbisik satu sama lainnya. "Selama ini Anda mengajar dimana, Pak?” "Saya kuliah di Jepang dan menjadi asisten Dosen di sana. Kembali ke Indonesia karena saya ingin membagi ilmu saya dengan penerus bangsa Indonesia." "Pak, minta nomer WA boleh?” Pertanyaan satu ini langsung dapat sorakan dari banyak mahasiswa. Pasalnya, yang bertanya adalah salah satu gadis idola yang cantik dan centil di kelas itu. Revan berbalik dan dia mengambil sebuah spidol dan menulis nomer ponselnya dengan besar dan jelas di papan putih. "Chat, telpon saya di jam kerja. Saya akan balas, kecuali hari libur, tanggal merah.” " Loh, kenapa? Katanya single kok gak standby 24 jam?” celetuk salah satu mahasiswi. "Saya memang single tapi hari libur dan tanggal merah adalah waktu saya dan keluarga besar, saya juga manusia yang butuh istirahat dan tidak mau di ganggu dengan chat kalian yang absurd." Beberapa mahasiswi langsung memajukan bibirnya, cemberut bercampur kesal karena ternyata sang Dosen tidak bisa di ganggu saat libur. Feeya mengulum senyumnya melihat beberapa mahasiswi yang terpesona dengan Revan kecewa karena ultimatum yang Dosen muda itu berikan barusan. Meski senyum tipis di bibir Feeya tetap terpantau oleh Revan, sudut bibir Dosen muda itu pun ikut tertarik melengkung ke atas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN