Jatuh pertama itu, sakit. Namun kelamaan jatuh, dia mati rasa. **** Revan menginjakkan kakinya di Jakarta lagi setelah sekian lama. Akhirnya ia menghirup aroma penuh polusi ini lagi. Terminal kali itu penuh sesak. Sudah seminggu ia pergi tanpa ucap pada Keynara. Revan bergegas pulang ke tempat tinggalnya agar bisa menemui Keynara dengan segera. Ia pulang bermodal nekat karena ibunya tak memberinya izin pada awalnya. Sementara di sisi lain, Gendis memasuki rumah Revan dengan senyum manis. "Assalamualaikum," sapanya pada Sari–ibu Revan. "Waalaikumsalam, Nduk. Ada apa?" tanya Sari pada Gendis yang celingak-celinguk mencari sesuatu. "Budhe, Mas Revan di mana?" tanya Gendis langsung. Sari tersenyum tipis dan menatap Gendis tak enak. Gadis itu terus celingak-celinguk mencari orang ya