Alun-Alun

1000 Kata
"Sudah siap?" tanya Liam melalui telefonnya dengan Kayla. "Iya sudah, ini mau turun," jawab Kayla. "Ya udah, aku sama Juna tunggu dibawah." Panggilan itu pun berakhir. Kayla, Vira dan Risda telah selesai bersiap. Kini mereka segera menuju ke lantai bawah. Mereka bertemu Liam dan Juna. Selepas itu mereka berlima langsung berangkat menuju alun-alun kota malam ini. Kini giliran Liam yang menyetir. Dia mengemudikan mobilnya menuju alun-alun. Butuh beberapa menit untuk tiba disana. Dia menyalakan musik diradio untuk memecahkan keheningan. Saat lagu yang terputar adalah lagu yang mereka semua tau, mereka bernyanyi bersama. Suasana menjadi ramai saat mereka telah tiba di alun-alun. Mereka turun satu persatu. Di hadapan mereka, pemandangan dengan banyak permainan dan berbagai macam penjual menarik diri mereka untuk segera masuk ke dalam sana. "Main bianglala yuk," ajak Kayla. "Kora-kora aja dulu, yang menantang dulu lah," ajak Vira. "Iya, bianglalanya ntar terakhir aja," sahut Risda. "Ya udah, ayo," Kayla menuruti permintaan teman-temannya. Mereka lalu pergi ke permainan kora-kara dan membeli tiketnya. Semuanya naik bersama-sama. Permainan itu berlangsung beberapa menit. Saat turun, semuanya terasa pusing kecuali Liam dan Juna. "Seru, tapi biki pusing," ujar Kayla lemas. Liam mengusap-usap pundak Kayla menenangkan. Dia terkekeh melihat tingkah cewek-cewek itu, oadahal mereka bertiga tadi yang paling semangat. "Mau lanjut main atau istirahat dulu?" tanya Juna. "Istirahat dulu deh, aku mau ice cream," ujar Kayla. "Ayo," ucap Liam dan Juna bersamaan. Mereka lalu saling pandang. Juna merasa canggung, "Ayo kita istirahat dulu," ujar Juna melanjutkan. Mereka semua mengangguk. Akhirnya mereka mencari tempat duduk untuk istirahat, sedangkan Liam dan Kayla pergi sebentar untuk membeli ice cream. "Vanila sama cokelat ya mas," oesan Kayla. Setelah mendapatkannya, mereka berdua kembali menghampiri teman-temannya. Wakti terus berlalu hingga mereka merasa puas dan kelelahan. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mereka juga sudah makan malam. Jadi saat sampai di penginapan, mereka langsung kembali ke kamar masing-masing dan membersihkan diri. Mereka harus istirahat karena besok pagi mereka akan kembali pergi mengunjungi destinasi lain di kota jogja ini. *** Pagi hari tiba, Kayla terbangun lebih dulu dibandingkan yang lainnya. Dia langsung membersihkan diri. Saat selesai membersihkan diri, Vira dan Risda juga sudah bangun dari tidur. Mereka juga menyusul Kayla untuk bersiap-siap. Mereka telah selesai bersiap. "Ayo turun ke restoran bawah," ajak Kayla sambil memakai sepatunya. "Liam sama Juna juga udah nunggu dibawah," lanjutnya. "Iya, ayo," balas Vira dan Risda. Mereka bertiga turun bersama menuju restoran hotel untuk sarapan terlebih dahulu. Liam dan Juna sudah duduk menunggu yang lainnya. Mereka melambaikan tangan mereka memanggil yang lain. Ternyata Liam dan Juna sudah mengambilkan makanan untuk mereka bertiga. Jadi, Kayla, Vira dan Risda bisa langsung menyantap makanan mereka. Beberapa waktu mereka habiskan hingga mereka kini akan berangkat menuju destinasi hari ini. Malioboro yang akan menjadi destinasi tujuan pertama mereka hari ini. Juna mengemudikan mobilnya keluar dari halaman hotel. "Sepertinya hari ini akan ramai soalnya hati libur," ujar Kayla di perjalanan mereka. "Iya deh," balas Vira. Juna menyalakan radio seperti biasanya, mereka akhirnya menyanyi bersama untuk mengisi kekosongan. Selama 45 menit perjalanan mereka dari hotel hingga tiba di tujuan mereka. Juna mencari tempat untuk parkir mobil. Setelah mendapatkannya, mereka lalu keluar dari mobil. "Wah..." ucap Vira terkagum dengan pemandangan jalan malioboro. Benar kata Kayla tadi, Malioboro penuh dengan lautan manusia dan kendaraan. Pejalan kaki hingga pedagang kaki lima langsung saja terlihat ketika mereka turun dari mobil. "Ayo jalan kesana dulu," ajak Juna. Mereka semua setuju. Mereka melangkahkan kakinya menyusuri trotoar di pinggir jalan. Vira dan Risda selalu stand by dengan ponselnya. Begitupun dengan Liam, dia membawa kameranya. Mereka semua memotret keindahan kota tua yang terpampang nyata di mata mereka. Liam beberapa kali menangkap potret diri Kayla. Juna mengetahuinya, tapi dia hanya diam saja. "Kay," panggil Liam. Kayla langsung menoleh dan saat itu juga Liam mengambil potret Kayla. Dia tersenyum senang saat foto Kayla terlihat sangat pas di kameranya. "Kamu ya," ujar Kayla kesal karena Liam langsung mengambil fotonya tanpa Kayla bersiap-siap. Liam terkekeh, dia mengangkat dua jari tangannya. "Cantik kok," ujar Liam. "Iya-iya," pasrah Kayla. Mereka kembali melangkah, Liam dan Kayla berjalan bersama di depan yang lainnya. "Enaknya yang bawa pasangan," ujar Vira iri melihat kedua insan yang saling bergandeng tangan di depannya. "Udah lah, iri banget sih," ucap Risda. Vira cemberut. Di perjalanan, mereka mendapat beberapa tempat yang bagus dijadikan spot foto. "Permisi kak," seorang anak kecil menghampiri mereka. Anak itu membawa kotak jualannya. "Iya dek," balas Risda. "Aku jualan buku kak, siqpa tau kakak mau beli bukuku," ujar anak itu sambil menunjukkan buku-buku yang dijualnya. Kayla lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak itu. "Buku apa aja?" tanyanya. "Banyak kok kak," jawab anak itu. Kayla melihat-lihat buku yang ada. "Harga berapa aja dek?" tanya Kayla lagi. "Seikhlasnya kakak aja bayarnya," jawab anak itu yang membuat Kayla terkejut dan tersenyum. Bukan hanya Kayla, tetapi yang lainnya juga. "Kakak ambil yang ini ya," ucap Kayla sambil mengambil salah satu buku acak. Dia juga mengeluarkan uangnya dan memberikannya ke anak itu. "Kebanyakan kak," ujar anak itu saat melihat jumlah uang yang diberikan Kayla. "Gapapa, ambil aja. Buat jajan kamu," ujar Kayla tulus. "Beneran kak?" tanya anak itu lagi. Kayla mengangguk, "Iya, ambil aja," ucapnya. "Terima kasih banyak kak," ujar anak itu senang. Kayla dan yamg lainnya ikut tersenyum bahagia melihat anak kecil itu bahagia. Tanpa mereka sadari, Juna sudah tidak bersama mereka sejak tadi. Dia pergi untuk membantu seorang nenek-nenek yang ingin menyebrang jalan. Juna pergi diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun. Saat mereka baru menyadari kalau Juna tidak ada bersama mereka, mereka langsung bertanya, "Juna mana?" tanya Kayla. "Lah iya." Semuanya melihat kesekeliling mencari keberadaan Juna. "Hei," Juna datang dari belakang mereka dan menepuk pundak Liam. "Astaga, dari mana aja sih Juna?" tanya Kayla kesal karena Juna menghilang tiba-tiba. "Abis dari toilet, kebelet banget soalnya tadi. Jadi, maaf ga sempat bilang," ujar Juna menjelaskan yang tentu saja bohong. Mereka mengangguk memercayai. "Ya udah ayo lanjut jalan," ajak Juna. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan. Mereka benar-benar menikmati waktu berjalan santai di jalan Malioboro itu. Mereka juga tak lupa untuk membeli oleh-oleh dari sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN