"Sejak kejadian tempo hari hubungan mereka kian senggang membuat Salah satu Dari mereka, menyesali keputusannya masing-masing."
*****
Sejak kejadian dimana mereka bertengkar di puncak sejak itu pula Kayla enggan bertemu dengan Liam. Dia butuh kepastian tapi Liam menganggap semua it sepele. Dia perempuan butuh kejelasan selama dua tahun lamanya dia sudah sabar menjalin hubungan tanpa jelas status mereka apa. Dan sekarang Kayla sadar semakin lama perasaannya kepada Liam semakin jauh tapi Liam semakin seenaknya kepada dirinya.
"Kamu lagi berantem sama Liam?" tanya neneknya kepada cucunya yang jarang melihat mereka pergi berdua lagi
"Enggak, Nek."
“Bohong keliatan banget jawabnya gitu." Neneknya ini walaupun sudah tua tapi kata-katanya masih gaul jangan Salah kalian.
"Aku emang lagi pengen pisah sama Liam."
"Loh kenapa? Bukannya kemarin baik-baik aja."
“Aku capek, Nek. Aku berhubungan sama Liam disembunyiim terus aku jadi kayak selingkuhan, Nek."
"Kamu udah tanya alesannya ke Liam?"
"Ya dia bilang, dia udah berumur udah waktunya nikah. Apaan coba jawabnya gitu enggak jelas banget."
"Ya memang mungkin, Liam sudah waktunya menikah sedangkan kamu sendiri Kan memang masih ingin mengejar cita-cita enggak Salah dong, Liam jawab gitu."
"Ya akukan cuma pengen kenal orang tuanya. Aku itu malu temenku aja yang pada punya pacar dikenalin ke orang tuanya aku cuma minta nomor teleponnya enggak dikasih 'kan aku kesel jadinya. Terus aku makin ke sini juga makin kepikiran kalau aku emang selingkuhan. Jadi, yaudah aku milih udahan aja sama dia."
"Terus kamu nyesel?"
"Enggak lah ngapain nyesel. Aku sadar cara aku Salah mencintai dia. Tapi, yaudahlah kalau jodoh ya kita bakal ketemu lagi kalau enggak yaudah males dipikir panjang-panjang bisa cepet tua entar."! Neneknya hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Kay, ada Liam di depan," ucap Vira memberitahu kepada Kayla yang masih jam kerja bahwa Liam ada di depan.
"Bilang aja, Aku lagi sibuk enggak sempet keluar-keluar."
"Temuin dulu, kek Kay. Siapa tahu Kan penting."
"Males, Vir asli dah."
"Iya males tinggal temuin aja. Nih, ya kalau lu menghindar artinya lu kalah. Dia malah ngira nanti lu tu enggak bisa ngelupain dia tahu enggak."
"Dih, ngapain enggak bisa lupain dia. Dikira cowo cuma dia doang apa," ucap Kayla tidak sinkron dengan hatinya yang sejujurnya masih mengharapkan Liam.
"Yaudah makanya temuin mau dia apa. Setelah itu masuk lagi ribet amat." Kayla memutar bola mantanya malas. Sejujurnya dia enggak tapi dari pada apa yang diucapkan Vira bagusan benar dia gengsi lah dikira dia tidak bisa move on apa.
Kayla memandang datar, Liam yang berada di depannya. "Apa kabar, Kay?" sapa Liam ramah dengan Senyum Manisnya.
"Baik. Mau ngapain ke sini? Aku masih kerja enggak bisa lama-lama."
"Iya, Maaf ya ganggu kamu kerja tapi ini aku cuma mau ngasih kamu ini," ucap Liam menyodorkan undangan. Keyla mengangkat sebelah alisnya.
"Maafin, aku ya kalau selama ini aku banyak Salah sama kamu. Selalu nyakitin kamu, selalu bikin kamu nangis dan kecewa gara-gara aku. Sekarang kamu beneran bebas kamu bisa cari laki-laki yang lebih bisa bahagiain kamu ya. Dan aku bakal segera menikah," jelas Liam menunduk enggan menatap wajah Kayla.
Kayla tertawa membuat Liam mengadahkan kepalanya bingung. "Waw keren ihh akhirnya nikah juga. Selamat ya, aku ikut seneng deh. Semoga lancar ya nikahnya. Aduh enggak sabar dateng deh entar."
"Kay kamu enggak Marah?" tanya Liam hati-hati.
"Ngapain Marah? Lagian ini 'kan emang mau kamu nikah dan aku Kan enggak jadi aku udah plong deh enggak ngerasa bersalah. Aku kira kamu bakal enggak bisa lepasin aku tahu. Eh akhirnya nikah juga. Alhamdulillah ya."
"Tapi, kemarin?"
"Yakan kemarin mah aku emang pengen bilang ke Ibu kamu jodohin aja anaknya kasihan kalau nunggu aku. Eh kamu malah Marah tapi alhamdulillah deh akhirnya kamu nikah juga."
"Tapi, pas di puncak?"
"Ah itu, aku cuma pura-pura kok. Biar kelihatannya menyedihkan aja. Padahal, mah enggak kok. Jadi santai aja," ucap Kayla.
"Oh gitu," jawab Liam yang malah kecewa dengan penuturan Kayla. Dia kira Kayla akan mencegahnya tapi ini malah sebaliknya.
"Yaudah ada lagi enggak yang mau disampein? Aku masih kerja, Li. Enggak enak ditinggal lama-lama."
"Oh iya udah kok. Maaf ya ganggu aku pamit dulu."
"Iya enggak papa sukses ya sampai hari H nikahhh...." ucap Kayla antusias.
"Terimakasih. Aku pamit."
"Iya hati-hati...." jawab Kayla. Setelah it Kayla masuk ke Salam kantornya lagi. Di balik pintu dia melihat undangan pernikahan dengan nama orang yang disayangnya. Pertahanannya hancur setelah dia bersikap baik-baik saja di depan Liam saat tahu Liam akan menikah. Selama ini dia yang bertahan dengan sikap Liam tapi Liam malah memilih wanita lain tanpa mempertahankan dirinya sungguh menyedihkan sekali nasibnya.
“Kay bangun yuk," ucap Vira dan Risda yang sedari tadi melihat Kayla dari dalam.
"Maaf ya aku nangis di sini. Akutu tadi udah nahan nangis tapi kok malah baru masuk udah nangis gini," ucap Kayla menghapus air Matanya masih dengan tawanya yang dipaksakan.
Risda merengkuh Kayla dalam pelukannya sedangkan Vira mengelus lengan Kayla, "Kalau mau nangis, nangis aja enggak usah ditahan biar tenang."
"Enggak nangis kok, hehe." Mulut bisa mengatakan tidak menangis tapi mata tidak bisa menutupi semuanya. Risda dan Vira yang melihat Kayla pura-pura bahagia malah semakin kasihan. Padahal, mereka tahu selama ini pengorbanan Kayla untuk Liam tapi Liam malah memilih menikah dengan orang lain.
"Nangis enggak bikin seseorang terlihat lemah, kok. Jadi, nangis aja enggak usah ditahan. Manusiawi kok," ucap Vira lagi.
"Gilasih, enggak nyangka aja akutu. Aku kira setelah debat kemarin Liam berubah pikiran. Eh tapi bener berubah pikiran juga. Tapi, berubah pikiran buat ninggalin aku dan malah menikah dengan wanita lain. Apa akutu seburuk itu kali ya sampai Liam bukannya selesain masalahnya sama aku dulu malah nikah sama orang lain. Tapi, enggak papa lah mungkin mereka emang jodoh sedangkan aku cuma tempat singgaj sementara hingga Akhirnya Liam akan tetap kembali ke rumahnya yang sebenarnya, bukan aku," jelas Kayla panjang lebar. Risda hanya diam tidak menimpali ucapan Kayla. Kayla pasti kecewa ditinggal Liam.
"Udah kamu istirahat dulu aja biar agak tenang. Kerjaan kamu biar aku gantiin."
membawa undangan ini ke mejanya.
"Kalau kamu sakit saran aku enggak usah dateng, Kay," ucap Vira lagi.
"Enggak. Kalau aku enggak dateng Liam nganggep aku lemah dan enggak bisa move on. Walaupun nyatanya iya aku harus buktiin kalau aku tetep bahagia ditinggal dia menikah." Vira yang tadinya hanya asal bicara jadi tidak enak. Dia berpandangan ke Risda tapi Risda hanya mengkode membiarkan Kayla tenang lebih dulu.
.....