Mau Coba Hal Lain?

1236 Kata
Suara decapan bibir mereka memenuhi seluruh ruangan markas. Kinara tampak kewalahan mengimbangi ciuman Raka yang sangat intens dan menuntut. Pasokan oksigennya benar-benar terkuras di dalam dadanya. Dia reflek mencengkram kemeja yang dikenakan oleh Raka seolah meminta pria itu untuk menyudahi ciumannya. Untungnya ciuman itu hanya bertahan beberapa menit saja. Raka menjauhkan wajahnya dari wajah Kinara. Tangannya bergerak menghapus jejak saliva yang menempel di bibir Kinara. "Apa kamu sudah puas? apa kamu menginginkannya lagi? " tanya Raka membuat wajah Kinara semakin memerah seperti kepiting rebus. Jantungnya masih berdisko ria di dalam dadanya dan dia tak berani menatap wajah Raka secara langsung. "Kenapa kamu hanya diam? apa ciumannya nggak enak? mau mengulanginya lagi? " tanya Raka lagi sambil memperbaiki surai rambut Kinara yang sedikit berantakan. Kinara menggelengkan kepalanya berkali-kali, " Nggak mau Raka udah cukup. Sekarang aku harus masuk ke kelas dulu! sana minggir! " Kinara mendorong tubuh Raka agar menjauh darinya lalu berlari meninggalkan markas itu. Raka hanya bisa menatap kepergian Kinara sambil memegang bibirnya sendiri. Rasa manis dari milkshake strawberry masih terasa di dalam mulutnya. "Hubungan kita sudah berubah mulai saat ini Kinara.. " gumamnya. *** Kinara membolak-balikan tubuhnya dengan gelisah karena masih kepikiran kejadian siang tadi di kampus. Entah kenapa dia tidak bisa melupakannya dan masih bisa merasakan bagaimana bibir Raka melumat bibirnya dengan rakus hingga membuatnya sukar untuk bernafas. "Aduh kenapa aku terus memikirkannya? apa aku sudah ketularan virus m***m dari Raka? " batinnya. Raka tidak pernah pacaran selama ini, tapi kenapa ciuman sahabatnya itu terasa enak sekali. Dia jadi menginginkan bibir itu kembali menjamah bibirnya seperti siang tadi. "Ahkk!! apa yang aku pikirkan sih?! sudah Kinara sebaiknya kamu tidur karena besok pagi kamu harus berangkat kuliah! " Kinara berusaha memejamkan matanya dan berharap mimpi indah segera datang menghampirinya. Keesokan harinya.. Wajah Kinara tampak kusut karena tidak bisa tidur semalaman. Sepertinya permintaannya kemarin adalah suatu kesalahan yang amat besar. Sekarang dia malah terjebak dalam permainannya sendiri. Baru saja melangkah memasuki area kampus, dia malah dikejutkan dengan kehadiran Raka dan teman-temannya. Rasanya dia ingin sekali menghilang dari bumi ini karena belum siap untuk bertemu Raka pagi ini. Mau lewat jalan lain juga tidak bisa karena saat ini mereka semua sedang mengelilinginya. "Tuan putri sini biar aku bawakan tasnya, " ucap Niko temannya Raka sambil mengambil tas ransel milik Kinara. "Tuan putri sini kami bawakan semua buku-bukunya, " giliran teman-teman Raka yang lain mengambil buku-buku di tangan Kinara. SRET Tiba-tiba Raka menggendong Kinara ala bridal di depan semua anak-anak kampus. Semua cewek-cewek pengagum geng Kalajengking Lovers mendadak histeris saat melihatnya. "Ahk!! turunkan aku Raka! kenapa kamu malah menggendongku sih?! turunkan aku! " Kinara terus meminta Raka untuk menurunkannya tapi pria itu sama sekali tidak mau mendengarkan dirinya. "Kenapa tuan putri? bukankah ini adalah permintaanmu kemarin? aku dan teman-temanku yang lain akan memperlakukan dirimu seperti tuan putri selama satu minggu ini, " bisik Raka di telinganya membuat jantung Kinara semakin berdebar-debar. Dia hanya bisa menahan rasa malu saat menjadi tontonan semua anak-anak di kampus dan menyembunyikan wajahnya di d**a bidangnya Raka. Sesampainya di kelasnya, barulah Raka menurunkannya dari gendongannya. "Kemarikan buku dan tas milikku cepat!! " Kinara langsung merebut tas dan buku-bukunya yang dipegang oleh teman-temannya Raka lalu masuk ke dalam kelasnya tanpa menghiraukan mereka berlima. Raka hanya tersenyum smirk melihat Kinara salah tingkah begini, " Dia yang meminta dia juga yang malu, aneh. " Sementara itu di kelas Kinara sudah duduk di atas bangkunya. Stella, teman satu kelasnya mendekatinya dan bertanya, " Ada apa ini? kamu pacaran ya sama Raka? cie cie cie traktir dong! " "Pacaran sama Raka? nggak lah! dia lagi iseng sama aku tadi kayak nggak kenal Raka aja kamu Stella. Eh kamu udah ngerjain tugas akuntansi belom dari pak Bambang? " tanya Kinara sengaja mengalihkan perhatian. "Udah dong, tapi hasilnya masih kurang balance sih. Punya gimana apa hasilnya balance? " tanya Stella sambil mengeluarkan buku tugasnya. "Balance lah aku kan pinter, sini aku liat bukumu, " Kinara merebut buku tugas milik Stella dan memeriksa letak kesalahannya. Ternyata Stella salah menempatkan hutang ke dalam piutang. Makanya hasilnya kurang balance. "Nih sudah selesai," ucap Kinara sambil menyerahkan buku tugas milik Stella. Stella menerima bukunya dan memeluknya, " Makasih Kinara! kamu adalah penyelamat hidupku!" "Selamat pagi anak-anak! " sapa pak Bambang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan kelas mereka. "Selamat pagi pak! " sapa mereka bersama-sama. "Tugasnya sudah selesai belum anak-anak? kalau sudah cepat kumpulkan sekarang juga, " suruh pak Bambang. "Iya pak! " mereka satu persatu maju mengumpulkan tugas mereka. Setelah itu pak Bambang kembali menjelaskan soal tugas yang telah mereka kerjakan di papan tulis. Kinara sama sekali tidak bisa konsentrasi karena masih kepikiran sama Raka. Gara-gara Raka otaknya sering nge blank dan kurang fokus saat belajar. Yang ada di kepalanya adalah anu Raka yang besar dan panjang. Dia penasaran sekali ingin melihatnya untuk kedua kalinya. "Kinara apa yang kamu pikirkan? apa kamu mendengar penjelasan bapak? " tanya pak Bambang menegurnya. "I.. iya pak maaf, " jawab Kinara tergagap. "Jangan banyak melamun dan perhatikan, " tegur pak Bambang. Seumur-umur baru kali ini pak Bambang menegurnya. Ini semua gara-gara si setan Raka! setelah istirahat lebih baik dia bersembunyi saja di perpustakaan. Seharusnya dia minta duit saja kemarin bukannya meminta permintaan aneh-aneh yang membuatnya jadi malu sendiri. Setelah jam pelajaran berakhir, Kinara buru-buru membereskan buku-bukunya ke dalam tas. Dia meminta Stella untuk tidak memberitahu Raka dimana dia berada, " Eh aku mau ke perpus dulu. Tapi jangan bilang ke Raka ya! " "Oke baiklah, " ucap Stella sambil menunjukkan jempolnya. Kinara langsung berlari seraya menutup wajahnya dengan kipas tangan bergambar Hello Kitty menuju ke arah perpustakaan. Saat dia menginjakkan kakinya di perpustakaan barulah dia bisa menghembuskan nafas leganya. "Selamat, " ucapnya sambil mengelus d**a. Dia berjalan mengambil salah satu buku n****+ yang berjudul Jingga dan Senja karya Esti Kinasih. Lalu dia duduk di salah satu meja yang kosong dan membaca buku n****+ tersebut. Belum ada satu bab dia membacanya, tiba-tiba dia mendengar suara tepat di sampingnya. "Ternyata kamu disini. " Kinara sontak menoleh ke samping dan terkejut melihat Raka sudah duduk di sebelahnya. Kapan pria itu ada disana? perasaan hanya ada dirinya sendirian yang ada di dalam perpustakaan ini. "Ka.. kamu?! kenapa kamu ada disini?!" tanya Kinara gugup. "Jangan bicara terlalu keras, sini ikut aku, " Raka menarik tangan Kinara ke sebuah lorong perpustakaan yang amat sepi lalu menyudutkan dirinya disana. Hati Kinara kembali berdebar-debar dengan keras saat tubuh tinggi Raka mengukung dirinya dalam jarak sedekat ini. Bahkan dia bisa mencium aroma parfum maskulin yang menguar dari tubuhnya. "Kenapa kamu kabur? bukannya kamu minta makanan enak di kantin? aku sudah memesannya untukmu. Apa kamu sakit? " tanya Raka begitu lembut dan perhatian. DEG DEG DEG "Aku.. aku... " Raka menyentuh pipinya yang memerah, " Kamu tidak demam, lalu kenapa kamu... " CUP Kinara tiba-tiba berjinjit dan memberikan kecupan di bibir Raka sekilas. Setelah itu dia kembali menundukkan kepalanya dengan wajah memerah malu. Raka terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia bertanya, " Apa yang kamu lakukan? kamu sudah membangunkan milikku ini Kinara. Maka kamu harus bertanggung jawab sekarang juga. " Raka memagut bibir Kinara sambil memeluk tubuhnya dengan erat. Kinara hanya bisa memejamkan matanya dan menikmati lumatan demi lumatan yang diberikan oleh Raka. "Ngghh Raka, " desah Kinara saat Raka mencium area lehernya. Tubuhnya benar-benar terasa aneh sekali tapi dia malah sangat menikmatinya. Dia sedikit meringis saat Raka memberikan kissmark di leher dan dadanya. Raka menjauhkan bibirnya dan berbisik di telinganya, "Mau mencoba hal lain? "
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN