“Yo ….” Tania menahan ciuman mereka. “Kenapa?” tanya Aryo khawatir. “Sakit, ya?” ‘Iya. Ada yang sakit, tapi bukan di bibir.’ “Sebaiknya kamu pulang saja. Aku … mau istirahat.” Tania tidak berani menatap mata Aryo. Perasaannya sungguh gelisah. Ciuman ini … entah apa artinya. Dia suka ketika Aryo menciumnya. Perasaannya berdebar-debar menyenangkan. Bahkan dia membalas ciuman itu walau harus hati-hati karena bibirnya perih. “Kamu nggak suka aku cium?” tanya Aryo berusaha membuat Tania memandang padanya. Tania mengelak. Menyingkirkan tangan Aryo yang memegang dagunya. “Aku suka kamu, Tania. Kita punya perasaan yang sama, kan?” Pernyataan Aryo membuat Tania mengangkat wajahnya. Mempelajari apa lelaki ini sedang bercanda atau menggodanya seperti biasa? Tapi Aryo tidak tertawa, ekspresiny