Naga Tak bertuan 2

1018 Kata
“baiklah, kalau begitu… aku akan memanggil naga milikku juga” ucap Taber, mendengar hal itu membuat William mengangguk, “Aigean, datanglah…. aku membutuhkanmu” bisik Pangeran Taber seraya memejamkan matanya, “aku juga” sambung Pangeran William seraya mengeluarkan sebuah batu es yang ia gosok, “Digon, munculah!” ucap Pangeran William, dan secara bersamaan seorang lelaki muda dan seorang anak lelaki muncul di hadapan mereka semua, “katakan apa yang anda butuhkan dariku, Taber?” tanya lelaki muda itu seraya menatap Pangeran Taber yang kini mengangguk, “ada apa?” tanya anak kecil itu dengan santainya dan membuat Pangeran William segera memeluknya dengan sayang, “Xi lan, apakah kau tidak akan mengeluarkan nagamu??” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Zhumon kala itu mendapat tatapan tajam darinya yang kini menggelengkan kepala, “kalian tidak perlu mengharapkanku memanggilnya, aku akan membujuk naga itu sendiri untuk berteman denganku” berbeda dengan situasi awal, Pangeran Hanxi lan kini melangkah keluar dari semak-semak dan pergi begitu saja mencari satu naga yang menurutnya bisa ia bujuk, “kakak memiliki keberanian yang laur biasa” ucap Pangeran William dengan perasaan kagum pada Pangeran Hanxi lan yang kala itu berjalan meninggalkan mereka semua di semak itu, “tentu… kakak sudah menginjak usia dua puluh, dan kurasa secepatnya dia akan menjabat menjadi seorang Raja” gumam Abraham seraya menoleh menatap Pangeran Taber yang kini menganggukkan kepalanya, bersama-sama dengan dirinya,  Sama halnya dengan Szam, Aigean naga milik Pangeran Taber serta Digon naga milik Pangeran William pun keluar dari sana dan mencari Naga tak bertuan lainnya untuk akhirnya mereka bujuk menjadi seorang teman. “sekarang, apa yang akan kita lakukan??” pertanyaan Pangeran Taber saat itu membuat Abraham menoleh menatap Pangeran Zhumon dan hal itu pun membuat mereka melakukan hal yang sama, menoleh menatap Pangeran Zhumon. Merasa di tatap oleh mereka iapun membalas tatapan Abraham, ya… ia menyadarinya, setelah Pangeran Hanxi lan, ia adalah Pangeran yang tertua di sana, jadi wajar ketika mereka menatapnya untuk meminta arahan seperti saat ini. “kurasa lebih baik kita berpencar, berkumpulnya kita di sini akan memperburuk situasi,karena kita bisa saja menjadi sasaran empuk mereka” ucapan Pangeran Zhumon segera diberi anggukan setuju oleh Ab dan dua pangeran lainnya, mendengar saran Pangeran Zhumon pada akhirnya membuat mereka berpencar ke sisi yang berlawanan, satu sama lain. Tanpa mereka ketahui, bahwa sedari tadi pergerakan mereka telah di awasi oleh seekor naga yang memiliki kepala nyaris seperti dilophosaurus (memiliki jumbai* di lehernya), namun Naga ini memiliki jumbai di kepalanya ketika ia hendak menyerang seseorang, giginya terlihat begitu tajam, dua bola mata berwarna putih terang, serta sisik seperti logam berwarna hijau. Abraham berjalan bersama dengan Rezen yang mengikutinya di belakang. Naga yang sedari tadi mengawasi merekapun sengaja memunculkan sebuah lubang dengan keahlian yang ia punya, diatas tanah yang dipijak oleh Abraham hingga membuatnya masuk ke dalam lubang tersebut. Rezen menyadari bahaya yang dihadapi oleh Abraham pun akhirnya menghentakkan kakinya dan memunculkan hembusan angin yang kencang dari dalam lubang tersebut, membuat sang pangeran terpental terbawa oleh angin dan jatuh di atas tumpukan semak yang sengaja dikendalikan oleh Rezen agar menghindari cereda yang nantinya akan di dera sang Pangeran. “Pangeran!” panggilnya seraya menghampiri Abraham yang mengaduh dan beranjak dari tumpukan semak itu, Pangeran William yang memang satu arah dengan mereka pun melihat kejadian tersebut hingga akhirnya ia mendekat untuk mengecek keadaan mereka berdua, Semunyam terulas di bibir sang naga, “menarik” gumamnya dengan pelan, sebelum akhirnya ia melayang menghampiri mereka dengan perlahan, “kakak, anda baik-baik saja??” tanya Pangeran William seraya berjalan mendekati mereka berdua, “ROAAAAAARRRR!!!” “!!!” baik Rezen, Abraham maupun Pangeran William dan prajuritnya kini terkejut dengan kehadiran naga mengerikan itu, Naga itu amatlah besar, dengan jumbai yang terbuka lebar di kepalanya membuat Pangeran William amat ketakutan dan untunglah para Prajurit kini menamenginya, sedangkan Abraham kini mengeluarkan pedangnya bersama dengan Rezen, “anak penakut tidak pantas menginjakkan kaki di sini” ucap sang Naga dengan suara yang amat berat, yang kini menghirup udara sebanyak-banyaknya dan akhirnya menghembuskan api panas ke arah Pangeran William beserta para prajuritnya, “Rezen!!!” teriakan Abraham saat itu merupakan sebuah perintah, bersyukurlah karena Rezen memahami apa yang ada di balik panggilan sang Pangeran, yang membuatnyan kini berlari dan berdiri tepat dihadapan keempat prajurit yang menamengi tubuh sang Pangeran dengan tubuh mereka yang membeku, namun hal itu percuma, karena api dari hembusan naga sangatlah panas melebihi api dunia (karena pada dasarnya, mereka hanya lah kerajaan Es, dan William adalah keturunan campuran dari sang buyut yang merupakan Pangeran dari negeri naga kala itu, hingga hanya ialah yang dapat mengeluarkan naga dan es).Rezen memunculkan sebuah barrier dengan begitu cepatnya, yang akhirnya berhasil melindungi mereka semua dari semburan panas api naga yang hendak menyerang mereka. Menyadari hal itu membuat sang naga menghentikan semburannya dan menyeringai, “ternyata kau adalah anak yang kuat, Rezen” ucap sang naga padanya yang kini memecahkan barrier yang memerah karena menahan panasnya semburan api beberapa saat yang lalu, “tapi kenapa kau menjadi seorang pelindung dari Pangeran yang lemah, sedangkan kau bisa menjadi Raja yang kuat melebihi mereka nantinya?” kedua mata Abraham kini menoleh menatap sang naga, begitu pula dengan William dan Rezen tentunya, “karena saya adalah orang yang ingin melindungi, bukan orang yang ingin dilindungi” jawab Rezen padanya yang kini tertawa, “bukankah Raja juga melindungi Rakyatnya?” dianggukannya kepala Rezen mendengar ucapan naga tersebut, “dan aku juga bisa melindungi mereka tanpa harus menjadi seorang Raja” dan jawaban dari Rezen membungkam sang naga yang kini terkekeh memahaminya, “kau adalah orang yang berbeda” seiringan dengan ucapan naga tersebut, sebuah tatoo muncul di pergelangan tangan kanan Rezen, tatoo tersebut adalah sebuah gambar naga yang membentuk huruf J. “panggil aku Joustava*, aku adalah naga Elemen, aku bisa mengendalikan apapun yang kumau… dan kini kau adalah temanku” ucap sang Naga yang membuat mereka terkejut karenanya, terutama Rezen, “panggilah namaku kapanpun itu, maka aku akan datang dimanapun kau berada!” seiringan dengan kata-kata terakhir yang ia ucapkan, sang Naga Elemen pun menghilang begitu saja, layaknya kabut yang menipis dan perlahan menghilang dengan sendirinya. Butuh waktu sekitar lima detik untuk mereka mencerna seluruh ucapan sang Naga, hingga akhirnya abraham menyadari apa maksud dari sang Naga dan kini menoleh menatap Kepercayaannya itu yang terlihat menoleh dan menanyai kabar Pangeran William.  to be continue. * jumbai : Seperti kulit yang merumbai di bagian tertentu, dan nantinya akan mengeras dan membentuk seperti sebuah perisai untuk melindungi diri atau menakut-nakuti lawannya. * Joustava : diambil dari bahasa finlandia yang berarti fleksibel. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN