Naga tak bertuan

1398 Kata
“katakan padaku jika sebenarnya kau mengetahuinya, bukan??” suara Pangeran Hanxi lan menginterupsi perjalanan mereka yang kala itu memasuki Hutan Armen, ketidak pedulian Pangeran Zhumon terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Hanxi lan membuatnya terus menerus bertanya tanpa sedikitpun ia berikan jeda di dalamnya, “yakan?? jawablah! Apa salahnya menjawab ucapanku!” dan kali ini Pangeran Zhumon bosan mendengarnya, hingga akhirnya ia mengangguk mengiakan, “ya, sejak awal aku mengetahui hal itu. Xi lan” tuturnya seraya menoleh menatap Pangeran Hanxi lan sejenak sebelum akhirnya ia kembali berjalan masuk menelusuri hutan tersebut, “jadi kau mengetahui bahwa dia akan memberikan kuncinya padaku?” sebuah pertanyaan kini terlontar dari mulut abraham, mendengar hal itu membuat Pangeran Zhumon segera menggelengkan kepalanya, “aku hanya mengetahui bahwa Abraham akan menolongnya dan menyelamatkan kita darinya” penjelasan Pangeran Zhumon membuat mereka semua menghentikan langkahnya dan menoleh menatap dirinya yang kini juga menghentikan langkah karena mereka, “jadi maksudmu, jika aku tidak menolongnya maka kita akan dimangsa olehnya, begitu??” kini Abraham ikut membuka suaranya, ia bertanya bersama dengan keterkejutannya atas ucapan yang baru saja ia dengar dari Pangeran Zhumon, “ketahuilah, dia adalah Monster penjaga Hutan Armen dan sudah seharusnya bagi dia untuk menguji orang-orang yang ingin masuk ke dalam hutan ini dengan ujian seperti itu, dan kita termasuk ke dalamnya” bahkan ketika Pangeran Zhumon berucap demikian, tak ada satupun dari mereka yang tidak mengerutkan dahinya seperti saat ini. Ucapannya selalu membutuhkan fokus yang luar biasa, meski mereka tahu bahwa ia hanya mengucapkannya melalui kata-kata yang sederhana dan mudah di cerna. “jadi maksudmu, jika saja Ab tidak membantunya maka dia akan melahap kita semua, begitu??” pertanyaan yang diucapkan oleh Pangeran Taber saat itu diberi anggukan pelan oleh Zhumon dan membuatnya segera menepuk bahu abraham dengan amat kuat, “baguslah kau menolongnya, Ab!!” itulah pujian yang dilontarkan oleh Pangeran Taber padanya yang kini sedikit mengaduh dan mengusap bahunya yang sempat mendapat pukulan kecil dari Pangeran Scotlav. “kita sedang beruntung saja saat itu, aku biasanya tidak pernah ingin direpotkan seperti tadi, asal kalian tahu saja” gumam Abraham masih mengusap-usap bahunya dengan wajah yang cukup malas menanggapi Pangeran Taber saat itu, “kita masih membutuhkan keberuntungan itu, dan kali ini kita membutuhkannya lebih banyak lagi” seluruh pasang mata kini tertuju pada Pangeran Zhumon yang saat itu berucap dan berdiri tepat di bawah pohon Samanea Sama yang lebih besar dari pada pohon yang lainnya, dengan kepala yang mendongak ke atas untuk menatap sesuatu yang lain. Dan hal itu membuat keempat Pangeran serta ketujuh Prajurit dan kepercayaan yang ikut, kini mendongak ke atas dan mendapati seekor Naga dengan ukuran yang besar tengah terlelap dibalik dedaunan yang melindunginya dari terik mentari siang.   Seekor naga dengan warna putih yang menempel di seluruh tubuhnya itu kini tengah terlelap dengan tenang di atas pohon tersebut, naga dengan raut yang menyeramkan itu membuat mereka terkejut bukan main. “n..naga siapa itu??” tanya Pangeran William separuh berbisik, mereka melangkah mundur secara bersamaan dan perlahan menjauhi pohon tersebut untuk akhirnya bersembunyi di salah satu tempat yang menurut mereka cukup aman, jika-jika kalian mengira bahwa Pangeran Zhumon tidak ikut bersembunyi, namun pada kenyataannya ia ikut bersembunyi bersama-sama di sana. Bahkan Pangeran Hanxi lan sekali pun terkejut ketika mendapati Pangeran Zhumon ikut terduduk di sampingnya serta menundukkan kepalanya dalam-dalam untuk bersembunyi, “kupikir kau akan tetap berada di sana” ucap Pangeran Hanxi lan seraya menyenggol lengan Pangeran Zhumon yang berada tepat di sampingnya, “kau pikir dengan bodohnya aku akan menyerahkan diriku begitu saja pada monster itu, huh?!” timbalan yang diucapkan oleh Pangeran Zhumon saat itu membuat Pangeran Hanxi lan terkekeh dan menggeleng, lalu ia terdiam untuk berpikir pada satu hal yang menurutnya amat ganjal, “tapi… kenapa ada seekor Naga di sini? Apakah itu adalah monster yang akan kau kurung selanjutnya?” pertanyaan Pangeran Hanxi lan saat itu membuat mereka-mereka menyadarinya dan kini dengan serempak menoleh menatap Pangeran Zhumon yang menggelengkan kepala, “bukan aku, tapi kalian lah yang harus melakukannya” penjelasan Pangeran Zhumon membuat keempat Pangeran yang di tatap olehnya kini menatap tidak mengerti dengan apa yang ia katakan, “kenapa mesti kami? Bukankah kau yang memiliki keahlian hebat seperti kemarin? Kami hanya akan membantumu sebisa kami, saat ini” tolak Pangeran Taber dengan sopan, ia memberikan sebuah jalan keluar yang menurutnya bagus namun Pangeran Zhumon kembali menggeleng mendengarnya, “mereka adalah Naga tak bertuan*, sebenarnya mereka masih bisa dikendalikan… hanya saja mereka butuh sebuah bujukan untuk mau berteman dengan orang-orang berdarah naga seperti kalian, jadi itulah sebabnya mengapa aku tidak mungkin bisa mengurung mereka, karena mereka adalah monster yang masih bisa dikendalikan” penjelasan yang diucapkan oleh Pangeran Zhumon membuat mereka akhirnya saling menoleh satu sama lain, “mereka?? jadi naga tak bertuan itu banyak?!” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran William kala itu terdengar dengan nada cemas, dan kecemasannya bertambah ketika Pangeran Zhumon menganggukkan kepalanya, “jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya, kakak?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran William saat itu membuat Pangeran Hanxi lan tampak berpikir dengan keras, bagaimana cara kita membujuk mereka? Itulah kiranya pertanyaan yang kini mengelilingi kepalanya. Abraham berdiri dari tempatnya, “Szam, datanglah padaku!” ucapnya dengan nada yang amat pelan, ia takut bahwa suaranya itu akan membangunkan monster naga yang tengah terlelap jauh di pohon sana. Tidak lama dari sana, muncul lah seorang wanita dengan rambut coklat kehitaman bergelombang panjang seinggang yang ia urai kesamping bahu kanannya, kedua matanya berbentuk almond dengan warna pupil matanya yang hitam serta riasan di kelopak matanya mempercantik sang wanita yang kini mengenakan gaun hitam pendek dengan kain transparan yang menempel di pingganggnya menyerupai jubah panjang yang indah. “anda memanggil saya, tuan??” pertanyaan yang terlontar darinya membuat mereka semua (terkecuali Rezen dan Pangeran Zhumon) terkejut mendengarnya yang kini menatap Abraham yang mendengus ketika mendengar pertanyaan darinya, “tak perlu bersikap Formal padaku, bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kau merasa geli ketika melakukannya??” ucapan abraham membuat sang wanita cantik itu kini memberenggut kesal setelah mendengarnya, “t..tunggu sebentar, Ab” panggilan Pangeran Hanxi lan membuat Abraham yang terpangil, kini menoleh menatapnya yang kini menunjuk ke arah wanita cantik itu, “dia.. adalah nagamu??” tanya Pangeran Hanxi lan dengan nada yang terkesan kaget setelah menyadarinya, dianggukannya kepala Abraham dengan santai seolah itu adalah hal yang lumrah, “sesosok wanita?!!”ucapan Pangeran Taber saat itu nyaris seperti memekik, ia cukup terkejut menyadarinya. Mendengar dirinya seperti diremehkan membuat Szam kini melipat kedua tangannya di depan, “memangnya kenapa dengan seorang wanita??!” pertanyaan yang dilontarkan oleh Szam terdengar seperti seorang wanita yang tengah kesal karena diremehkan, dan dari pertanyaan itulah tak ada satupun ucapan yang terlontar dari ketiga Pangeran maupun para prajuritnya, mereka bungkam menyadari bahwa ucapan Pangeran Taber melukai hati Naga milik Abraham yang kini menatap mereka satu persatu dengan tatapan yang menusuk, “asalkan kalian tahu saja, suaraku itu bisa membuat kalian semua mati terpanggang!” Rutukan yang terucap dari mulut Szam membuat mereka menoleh menatapnya dengan terkejut, ya… warna asli dari Szam akhirnya terbaca oleh mereka semua,    Abraham kembali menghela nafasnya menyadari hal ini pasti akan terjadi, sedangkan Pangeran Zhumon kini menoleh ke arah Pohon besar itu tanpa sedikitpun peduli dengan keadaan yang tengah mereka hadapi saat ini, ia terfokus seolah ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Ab… kurasa kita harus segera membujuknya” “ROAAAAAAAAAARRRRRR!!!!” Sebuah geraman terdengar bersamaan dengan ucapan Pangeran Zhumon yang kala itu meminta Abraham untuk segera melakukan sesuatu, dengan terkejut mereka kembali melangkah mundur dan bersembunyi di balik semak ketika menyadari bahwa ia terbangun karena suara Szam yang amat kencang beberapa saat yang lalu, “siapa itu??” tanya Szam tanpa rasa takut sedikitpun, tentu saja… karena dia adalah Naga yang sama seperti Naga Albino yang kini tengah menggeram kesal, “ini karenamu! Seharusnya kau memelankan suaramu agar dia tidak terbangun seperti itu” tuduh Abraham pada Szam yang kini menoleh tidak setuju dengan tuduhan yang diberikan oleh Abraham padanya, “sekarang, cepat bujuk dia untuk menjadi temanku!” titahnya lagi, dan kini Szam merasa amat kesal karenanya, “bu..- “sekarang bukan saatnya untuk berdebad, saya mohon… apakah anda bisa membujuknya untuk berteman dengan Pangeran Ab? Karena saya rasa kami tengah berada dalam situasi yang berbahaya saat ini” ucapan Rezen menginterupsi kekesalan Szam, namun karena ia adalah ‘Rezen’ (orang yang Szam kagumi, atau lebih tepatnya cintai) akhirnya Szam mengangguk mengiakan permintaannya, “baiklah, tunggulah di sini!” dengan santai ia keluar dari semak-semak itu dan berjalan mendekati Naga Albino yang menggeram di bawah pohon besar tersebut. “apa-apaan dia?? dia lebih mendengarkan ucapanmu dibandingkan denganku” keluh Abraham seraya menatap kepergian sang naga pembimbingnya itu, sedangkan Rezen hanya menghela nafas karenanya,  to be continue.  * Naga tak bertuan adalah naga yang lahir bersamaan dengan pangeran berdarah naga, namun sang pangeran meninggal di waktu yang bersamaan, yang menjadikan naga-naga tersebut sebagai monster naga yang tak bertuan. Mereka tinggal di hutan Armen dan selalu mencari masalah jika mereka merasa bosan berada di dalam hutan tersebut.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN