Searching the monster of Nightmare (underworld stories) 7.

1211 Kata
{after Ziren the Centaur}Lebih dari lima jam lamanya mereka berjalan untuk menemui sungai yang sempat di tunjuk Ziren sang Centaur, dan akhirnya mereka pun sampai di sana. Betapa gembiranya mereka setelah melihat sungai jernih yang tenang, mereka segera memenuhi persediaan air mereka dan membasuh wajah mereka dengan air yang segar dari sungai jernih tersebut. “hei! Tolong ingat dengan apa yang dikatakan oleh Ziren beberapa jam yang lalu, jangan pernah kalian berbicara dengan makhluk air yang kalian temui!” ujar Pangeran Hanxi lan guna mengingatkan mereka kembali, ya … beberapa jam sebelumnya, dan bahkan ketika mereka masih bersama dengan Ziren sang Centaur, setelah ia menunjukkan jalan menuju sungai underworld, segera mungkin ia juga mewanti-wanti mereka semua terhadap makhluk yang tinggal di sana, “berhati-hatilah dengan penunggu sungainya, jangan pernah berbincang atau meminum air pemberiannya, karena itu akan membuat kesialan menyertai kalian semua” . Itulah pesan sungguh-sungguh yang diucapkan oleh Ziren kepada Abraham yang kala itu langsung menerjemahkannya kepada mereka yang akhirnya mengingat pesan sang Centaur. “tenanglah, kakak… kami akan mengingatnya!” dengan santai William memasukkan kakinya ke dalam aliran sungai yang tidak terlalu deras itu, tidak dipungkiri lagi kalau ia terlihat seperti anak kecil yang ingin bermain air saat ini, Mendengar ucapan dari Pangeran William dan yang lainnya membuat Pangeran Hanxi lan bernafas lega dan akhirnya terduduk di pinggir aliran sungai, siang itu memanglah cerah, namun tidak adanya mentari membuat siang itu terasa seperti berawan dan sedikit gelap. Pangeran Hanxi lan merebahkan dirinya di sana, dan hal itu pun diikuti oleh Abraham yang kini berjalan ke arahnya dan ikut merebahkan diri melihat langit luas di atas sana, “ceirtakan padaku, hei Ab … apakah kau merasa terbebani dengan tugasmu itu?” mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Hanxi lan membuat Abraha, kini menoleh menatapnya, “apa maksudmu?? menjadi seorang calon Raja??” Abraham kembali bertanya kepada sang Pangeran Kerajaan Shan ghwa, ia melakukan hal itu karena ingin memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang di tanyakan dan dimaksud olehnya. “ya … apakah kau merasa terbebani?” jelasnya lagi dan itu membuat Abraham menghelakan nafasnya dengan dalam seraya mengangguk menjawab pertanyaan sang kakak (saudara jauh/ saudara senaga), “jika boleh jujur, ini sangat memberatkanku, kak … terlebih, aku ditunjuk karena peristiwa buruk yang terjadi beberapa tahun yang lalu” jawab Abraham, dan itu membuat Pangeran Hanxi lan menoleh menatapnya, “andai saja dia tidak melakukannya, mungkin aku tidak akan serepot seperti sekarang ini” sambung Abraham padanya yang kini terkekeh, “tapi kurasa kerajaanmu akan menjadi sangat kuat ketika kau mempimpin setelahnya” dan kali ini, ucapan dari Pangeran Zhumon membuat keduanya menoleh dan menatap ia yang terduduk terap di samping Abraham, Mendengar hal itu membuatnya tertawa, “kau beranggapan seperti itu?” kedua mata Pangeran Zhumon kini teralih menatap Abraham yang baru saja bertanya, “ya, aku beranggapan seperti itu, setidaknya Kerajaanmu akan lebih hebat dibandingkan dengan milikku” dan mendengar penjelasan dari Pangeran Zhumon mengenai Kerajaannya yang dibandingkan dengan Kerajaan Clairchanter, membuat Abraham tersenyum, “wah… kenapa seperti itu?” tanyanya lagi, dan kini tanpa menjawab pertanyaan Abraham, Pangeran Zhumon beranjak pergi dari sampingnya dan mendekati mereka yang tengah bermain air di pinggir sungai itu, “kh… dia selalu menyebalkan” rutuk Pangeran Hanxi lan pada Abraham yang kini terkekeh mendengarnya, “kurasa dia memang memiliki sifat yang seperti itu” jelas Abraham padanya yang kini mengangguk menyetujui apa yang diucapkan oleh Abraham terhadap Pangeran Zhumon, “kau benar, itu adalah sifatnya” jelas Pangeran Hanxi lan yang kini memutuskan untuk bangkit dari rumput itu dan itu pun diikuti oleh Abraham, dan mereka pun bersama berajalan menghampiri mereka-mereka yang masih riang bermain air. Kedua mata Hanxi lan mengawasi mereka dengan seksama, namun ia akhirnya menyadari bahwa dari orang-orang yang ia awasi, iya tidak mendapati Pangeran dari Kerajaan Scotlav di antara mereka semua, “tunggu, di mana Taber??” ucap Pangeran Hanxi lan, dan hal itu menyadarkan mereka semua yang kini menoleh ke arah sekitar untuk mencari ke mana perginya Pangeran Taber, … Menyadari bahwa satu Pangeran menghilang, akhirnya mereka memutuskan untuk berkeliling dan mencarinya di sekitar sana. “Taber!!” panggil Abraham seraya berjalan bersama dengan Rezen dan Pangeran William, “uhh… bagaimana ini?? apakah kak Taber akan baik-baik saja, ka Ab?” kedua mata Abraham kini menoleh menatap Pangeran William yang menatapnya dengan raut berjuta khawatir di sana, Dengan tenang, Abraham mengangguk menjawab pertanyaan sang adik kecil, Pangeran William. “tenanglah, aku yakin dia akan baik-baik saja” itulah ucapan yang dituturkan Abraham guna menenangkan sang Pangeran Muda, “apakah kau yakin??” tanya Pangeran William, ia merasa bahwa Pangeran Abraham pun ragu dengan hal itu, dianggukannya kepala Abraham untuk kembali meyakinkan Pangeran William, “ya, aku yakin itu” balasnya lagi, “Taber!!!” Bahkan suara panggilan dari Pangeran Hanxi lan pun terdengar oleh mereka bertiga yang kini berjalan berlawanan arah dengannya, “kak Taber!!” panggil Pangeran William dan ketika kedua matanya mendapati Taber yang berjalan menghampiri ketiganya dengan wajah yang tenang, seolah tak ada yang terjadi dan seolah kepergiannya di sana adalah hal yang lumrah, “kemana saja kau, taber?!” tanya Abraham dengan panik, kedua lengannya kini menggengam bahu Taber yang kini bingung melihat kepanikan yang terpasang di wajah Pangeran Abraham dan Pangeran William, “saya akan memberi tahu yang lainnya!” Rezen pun segera pergi meningalkan mereka untuk memanggil yang lainnya ke sana, ia memberitahukan bahwa Taber telah ditemukan. … “apa yang kau lakukan?! kemana kau pergi?!” tanya Pangeran Hanxi lan, dan tingkahnya saat ini seperti seorang ayah yang tengah memarahi sang anak yang baru saja ditemukan karena beberapa saat yang lalu ia sempat menghilang, “maaf, tadi aku hanya berkeliling di sekitar sungai” jawab Pangeran Taber, “untuk apa kau melakukannya??? bukankah sudah kukatakan untuk berhati-hati di sini, ini bukanlah dunia yang kita … - Ucapan Pangeran Hanxi lan pun menggantung ketika menatap Pangeran Taber yang kini menahan tangannya yang bergetar, ya … ia menyadari bahwa pasti ada satu hal yang terjadi dengannya saat ini, atau pasti ia melihat sesuatu yang membuatnya ketakutan seperti saat ini, “apa yang terjadi, Taber?” nadanya kini menurun, dna hal itu membuat mereka menatap keduanya secara bergantian. Pandangan Hanxi lan tidak pernah lepas darinya yang kini enggan untuk berucap, “berceritalah, agar kami juga tahu apa yang kau lihat dan kau alami tadi, ketika kau pergi dari pengawasanku” jelasnya lagi, dan kini hal itu membuat Pangeran Taber menatap sang kaka dengan raut yang berbeda dari yang sebelumnya, “ aku melihat keruntuhan Kerajaanku” ucapan dari Pangeran Taber pun membuat mereka terlonjak kaget, “apa?! apa maksudmu??” tanya Pangeran Hanxi lan dengan panik, “aku terkena ilusi dan aku melihat Kerajaanku rata dengan tanah” jelasnya lagi, dan hal itu membuat mereka terdiam karenanya, “kakak … aku takut” ucapnya seraya menoleh kepada Pangeran Hanxi lan yang kini menggeleng kan kepalanya dan menepuk bahu Pangeran Taber, “tenanglah Taber, itu hanyalah ilusi” tutur Pangeran Hanxi lan untuk menenangkannya yang kini mengangguk pelan mengiakannya, kedua pandangnya kini beralih menatap mereka satu persatu yang terdiam setelah mendengar hal itu, “ayo! Lebih baik kita lanjutkan perjalanan kita dan segera meninggalkan tempat ini” dan saran yang dikatakan Pangeran Hanxi lan pun segera disetujui oleh mereka yang kini berjalan meninggalkan sungai itu, Dan sepanjang perjalanan, Pangeran Taber selalu berjalan beriringan dengan Pangeran Hanxi lan serta dua Prajurit miliknya. Tak ada yang tahu mengenai siapa yang memberikan Pangeran Taber ilusi tersebut dan kenapa hanya ia yang diberikan ilusi itu, mereka lebih memilih untuk diam dan  melupakannya di bandingkan dengan menanyakan hal itu berulang kali pada Pangeran dari Kerajaan Scotlav yang nantinya bisa saja menjadikan hal itu sebagai Trauma baginya di kemudian hari.  to be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN