Titans, the locked monster 2

1294 Kata
Melihat kedua monster itu membuat mereka terperanjat dan saling menatap satu sama lain, untuk akhirnya sama-sama menganggukkan kepala, “wah! Besar sekali titan ini!!” teriak Pangeran William dengan sengaja, meski begitu baik Grugs maupun Grigs tidak terbangun karena teriakan sang Pangeran muda, hingga membuatnya menoleh menatap Abraham yang kini mengedikkan kedua bahunya, “kurasa kau harus memperbesar volume suaramu itu” ucap Abraham padanya yang kini mengerenyitkan dahi dan mengangguk, sebelum akhirnya ia menarik nafasnya dengan dalam dan kembali berucap, “WAAAA!!! BESAR SEKALI TITAN INI!!!” jeritan yang ia keluarkan kali ini berhasil membangunkan keduanya yang kini menoleh menatap Abraham dan William dengan geram, ROAAAAAAAAAARRRR!!!!! Itulah geraman yang dikeluarkan oleh Grigs sang hewan peliharaannya yang kini menoleh menatap Abraham dengan tajam, Abraham yang kala itu merasa di tatap pun akhirnya segera berlari meninggalkan Pangeran muda William, karena ia tau bahwa Grigs sudah menandainya sebagai santapan lezat saat itu, “berpencar William!!” itulah perintah yang diucapkan oleh Abraham yang akhirnya membuat sang Pangeran muda itu berlari ke arah yang berlawanan, Melihat keduanya lari, membuat Grugs dan Grigs pun memisahkan diri untuk mendapatkan santapan mereka masing-masing. … “hahh… hah… hahh…” Deruan nafas Abraham terdengar begitu jelas oleh dirinya sendiri, ia berlari dengan kencang untuk mengindari hewan titan yang bernama Grigs yang kini mengejarnya, ia sengaja memutari pepohonan agar sang titan kebingungan dan itu pun salah satu cara agar ia tidak tertangkap dengan cepat, “Abraham!!” diliriknya pandangan Abraham dan menatap Pangeran Taber yang juga berlari mengimbanginya saat ini, “jebakan sudah siap, ikuti aku!!” titahnya seraya berbelok ke arah kanan, dan itu membuat Abraham mengikuti langkah kakinya, lima hinga sepuluh pohon terlewati oleh mereka, dan mereka masih berlari menjauhi sang Titan, nafas Abraham semakin memburu dan ia langkahnya perlahan semakin melambat, ZRUUUUTTTT!!!! ROAAAAARRR!!! ZRAKKK!! BRUGHT!! Kejadian itu begitu singkat, dan kini Abraham terjatuh dari pijakannya, ketika ia merasakan bahwa sebuah dentuman keras membuatnya terkejut, saat ia menoleh menatap Grigs yang telah terjatuh di belakangnya karena lilitan Akar dari pohon Oak milik Rezen yang kini dibaluti semacam tulang belulang yang tidak diketahui oleh Abraham mengenai siapa pemilik tulang itu, karena setahu Abraham bahwa Rezen tidak dapat mengendalikan tulang-tulang dan terlebih tulang seperti yang ia lihat saat ini, “Pangeran!” diliriknya Rezen yang kini berlari menghampiri Abraham dan mengulurkan tangannya untuk akhirnya menarik sang Pangeran dari jatuhnya, “anda terluka?” itulah pertanyaan yang ditanyakan oleh Rezen padanya yang kini menggeleng seraya menepuk-nepuk bahu kanan dan kiri dirinya sendiri untuk menyingkirkan debu yang menempel di sana dan juga di kedua sisi celananya, “aku tidak tau bahwa kau bisa mengendalikan tulang belulang seperti itu, Rezen” ucap Abraham kini menoleh singkat kepadanya dan beralih menatap hewan titan Grigs yang kini menggelat hebat di dalam ikatan akar & tulang yang telah meliliti seluruh tubuhnya, “bukan saya tuan, itu adalah Naga Shuuru milik Pangeran Hanxi lan” mendengar Rezen menjawab demikian, membuat pandangan Abraham seketika tertuju pada Pangeran Hanxi lan yang berjalan bersama dengan Pangeran Zhumon mendekati mereka bertiga, “aku tidak tahu bahwa nagamu memiliki tulang belulang yang bisa meliliti akar tanaman Rezen, bagaimana cara nagamu melakukannya??” mendengar hal itu membuat Pangeran Hanxi lan menoleh menatapnya dengan satu alis yang terangkat, seolah mengartikan bahwa ‘apakah hal itu penting untuk di bahas saat ini’ padanya, “oh ayolah! Aku benar-benar penasaran karenanya” sambung Abraham, namun kedua matanya kini tidak tertuju pada Pangeran Shan ghwa, melainkan menoleh menatap Pangeran dari Kerajaan Clairchanter yang saat itu berjalan mendekati sang titan dan mengulurkan satu tangannya seraya berbisik, “laka” dan sinar itu kembali muncul di sana, sinar berwarna violet yang pudar itu kembali muncul dari telapak tangan Pangeran Zhumon dan cahaya itu pun membelenggu Grigs sang monster yang masih menggeliat di sana, dan sama seperti Samun, Grigs berakhir menjadi sebuah batu kristal dengan warna yang berbeda dari samun sang monster semak, batu yang membelenggu Grigs berwarna merah darah. “kurasa misi kali ini benar-benar membuatku lelah” gumam Abraham seraya menoleh menatap Pangeran Hanxi lan seraya tersenyum padanya yang kini mendengus karenanya, “eum… kaka, apakah kita melupakan sesuatu??” pertanyaan yang terlontar dari Pangeran Taber kala itu menyadarkan mereka semua akan seseorang, ya… si Pangeran kecil, mereka baru saja melupakan Pangeran termuda di antara mereka, Pangeran William. … “Kakaaaaa!!! hah… haahhh.. hahh..” separuh bernafas dengan kesulitan dan separuhnya lagi di kuasai oleh rasa panik, tentu saja ia panik, perasaan itu datang ketika ia merasa bahwa dirinya berlari sudah sangat lama dan tak ada satupun dari Pangeran-Pangeran yang datang menolongnya saat ini, “aku tidak mau mati… aku tidak mau matiii… kakak tolong akuu..” itulah rengeknya yang kini masih berlari menjauhi Grugs sang titan yang terus mengejarnya di belakang sana, AAAAAAAAAARGHHH!!! Pangeran William segera mempercepat langkahnya dan ia menangis ketakutan, namun seketika sesuatu menubruknya dengan amat keras hingga ia terjatuh ke samping kanan, BRUUUUGHH!! “jangan makan aku!! jangan makan akuu!!!” jerit Pangeran William dengan panik, ia berusaha meronta dan mejamkan kedua matanya dengan erat, ia sangat ketakutan saat ini, “William!!” dan panggilan dari Pangeran Hanxi lan lah yang menyadarkannya, bahwa saat ini ia tengah tergeletak di atas tanah bersama dengan Pangeran tertua di sana yang kini terduduk di sampingnya,   “hah… hahh… hahh….” nafas Pangeran William memburu, kedua pandangnya kini menoleh menatap sang titan yang kini tergeletak tak sadarkan diri jauh di sana, kembali pandangannya teralih menatap seekor naga yang ditunggangi oleh Pangeran Taber, dan naga itu menghisap kembali asap hijau yang semula keluar dari mulutnya, Saat ini, Pangeran William terlihat Shock dan dia merasa bahwa dirinya berada dalam mimpi saat ini, “William, kau baik?!” diliriknya oleh Pangeran William, Abraham yang kini berlari ke arahnya dan sempat bertanya, menyadari bahwa dirinya selamat pun membuatnya kini menangis dan memeluk lututnya di sana, “aku pikir ini adalah hari terakhirku” rengekannya membuat Pangeran Hanxi lan menoleh menatap Abraham, dan Pangeran Taber secara bergantian, karena jujur saja ia tidak tahu harus melakukan apa kepada anak lelaki yang kini menangis histeris di hadapannya, Dan seperti yang dilakukan oleh Pangeran Hanxi lan, Pangeran Abraham serta Pangeran Taber pun memilih untuk diam dan tidak melakukan apapun, tidak seperti para pengawalnya yang kini berusaha menghiburnya dengan berucap, “tolong jangan menangis tuan, hal itu tidak akan mungkin terjadi… karena kami tidak akan membiarkan itu terjadi” dan lain hal sebagainya, yang akhirnya membuatnya menoleh menatap mereka dan mengangguk mengiakannya, “ya, itu benar… kalian tidak mungkin membiarkanku mati di sini” ucapnya lagi, dan itu membuat keempat pengawal pribadinya mengangguk mengiakannya, kedua mata Pangeran William kini tertuju pada cahaya violet yang bersinar lembut di hadapannya dan itu pun yang dilakukan oleh mereka-mereka yang kini serempak menoleh menatap Pangeran Zhumon yang mengurung Grugs ke dalam batu kristal yang sama-sama menciptakan warna merah darah seperti Grigs, “terima kasih, Pangeran William… berkatmu, aku bisa mengurungnya sama seperti mengurung Samun beberapa waktu yang lalu” dan kali ini, ucapan Pangeran Zhumon membuatnya melayang, Pangeran muda ini menjadi seseorang yang amat penting, dan ia jugalah yang berperan besar dalam membantu Pangeran Zhumon di Hutan Sunyi hari itu. “aku keren yah?? terima kasih, karena telah menyanjungku. Aku memang orang yang hebat” ucapnya seraya malu-malu, dan kini ia menyunggingkan senyumannya lagi di hadapan mereka. Sedangkan mereka yang melihatnya hanya mampu menahan tawa dan mengangguk mengiakan omongan anak kecil yang kini terlihat amat tersanjung karenanya,   Sama seperti awal berkelana, Pangeran Zhumon akhirnya membuang dua kristal itu di dalam perjalanan mereka menuju lokasi selanjutnya, dan sama seperti sebelumnya, Pangeran Hanxi lan menggerutu padanya dan menyayangkan hal itu, “jadi apa tujuan kita selanjutnya??” tanya Abraham menghiraukan Pangeran Hanxi lan yang terus menggerutu di belakangnya, kedua matanya menoleh menatap Pangeran Zhumon yang sempat menoleh menatapnya dan kembali berjalan, “Hutan Armen, Hutan yang dianggap hutan yang menghilang” kedua alis Abraham mengkerut ketika mendengarnya, “hutan yang menghilang??” tanyanya lagi, namun kali ini Pangeran Zhumon hanya mengangguk mengiakan, namun tidak menjelaskan lebih detai mengenai Hutan Armen. Apa yang membuat hutan itu disebut sebagai hutan yang menghilang dan makhluk apa yang mendiami hutan itu sehingga lokasi tersebutlah yang selanjutnya akan mereka jajahi. Meskipun seperti itu, Abraham maupun ketiga Pangeran serta prajurit lainnya tidak pernah lelah dan akan selalu mengikuti langkah Pangeran Zhumon kemanapun ia pergi.    to be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN