Uang Ayana Dipakai Menikah Oleh Fais.

1334 Kata
Sebenarnya Zydan enggak begitu membenci Ayana. Hanya saja, ia memang kesal karena perempuan itu telah mengambil pekerjaannya. Zydan sudah betah menjadi seorang kasir di warung kuring. Namun kehadiran Ayana membuatnya tereliminasi. Ia harus menjadi tukang bersih bersih dan melayani para pelanggan warung kuring. Ia hampir setiap hari mengganggu perempuan itu, karena merasa jengah. Namun sekalipun Ayana tidak pernah membalas perlakuan tidak baiknya. Ayana tetap bekerja dengan baik dan memberikan senyuman ramah padanya dikala ia terus saja menyakiti dan berbicara sinis padanya. Tapi hari ini, ia melihat betapa hancurnya perempuan itu. Ayana menangis di dalam toilet, dan ia mendengarkan percakapan perempuan itu dengan seseorang yang ada di balik telponnya. "Apa maksudnya mas, aku enggak meminta uang umroh itu. Demi Allah mas!" Zydan mendengar tangisan ayana di dalam bilik toilet itu. Dan ia jadi cemas, sehingga yang ia lakukan adalah menunggunya di depan bilik toilet itu. Ia takut kalau Ayana pingsan atau malah jatuh di sana. Namun tetap saja, ketika perempuan itu keluar dari toilet. Ia masih saja bersikap ketus. "lelet bange--" Perempuan itu melangkah namun limbung dan Zydan segera menahan tubuhnya. "Ayana! kamu baik baik saja?" Namun perempuan itu tidak meresponnya. Dia pingsan, sehingga Zydan segera mengangkat tubuhnya dan membawanya ke atas Sofa. "Ayana kenapa?" Rudy terlihat cemas dan terburu menghampiri nya. padahal ia baru saja datang dari cabang yang lain. "Dia pingsan, pak. Saya juga enggak tahu." Karena Zydan yang terlihat selalu sinis pada perempuan itu. Zydan sangat takut kalau atasannya itu menyalahkan dirinya. Namun yang terjadi rudy tidak melakukan itu. "Ayana ..." Kembali Rudi, memanggilnya dan menepuk tepuk sebelah pipinya. Setelah itu menggosok gosok telapak tangannya Ayana. mengambil kayu putih dan mendekatkan kannya ke hidung perempuan itu. perlahan tapi pasti ayana terbangun dan membuka kedua matanya. "Kamu baik baik saja?" Rudy membantu ayana duduk seraya memberikan segelas teh manis. "terima kasih rudy." dia menatap pada Zydan juga. "terima kasih zydan. maaf, aku merepotkan kalian." ujar Ayana. "Kamu sudah sarapan enggak?" Rudi bertanya. Ayana mengangguk. "Kamu sakit?" tanya Rudi lagi. "Kalau kamu enggak enak badan. sebaiknya kamu pulang saja kan?" "Enggak rud. AKu baik baik saja. Aku sudah boleh kerja ko," Perempuan itu kuat dan tegar sekali. Zydan merasa bahwa ia kalah oleh perempuan berubuh kecil itu. Bagaimana bisa ia merasa iri pada ayana yang duduk di kasir. "Ok, tolong berhati hati, ya." ujar rudy. "Iya, rud. Aku kembali ke kasir ya." Perempuan itu berdiri, dan zydan mengikutinya dari belakang. Zydan takut perempuan itu ke napa napa. "Kamu kenapa ngikutin aku?" Karena merasa ada yang mengikutinya, Ayana akhirnya berbalik, dan mendapati Zydan berada di belakangnya. Zydan yang ke tahuan. Ia tersenyum nyengir. "Aku kan memang harus ngikutin kamu, iyakan? pak Rudi sudah memberikan aku tugas untuk mengikuti kamu. Dan kamu harus aku ajari untuk menjadi kasir yang baik kan?" Ayana berdecak pelan. "Aku baik baik saja, kalau itu yang membuatmu khawatir." Ayana masuk ke bagian kasir, dan mulai melakukan tugasnya. Zydan beridiri di belakangnya dan melihat bagaimana Ayana bekerja. Namun kali ini laki laki itu tidak lagi merecoki perempuan itu. yang ada, dia malah membantu dan menolong nya ketika Ayana membuat sebuah kesalahan. Ayana jelas merasakan perubahan itu. Namun dia terlalu sibuk, sehingga tidak memikirkan perubahan tersebut. Ayana malah bersyukur jika Zydan mau membantu pekerjaan nya itu. istirahat tiba. Ayana makan di ruang staf. Ia bukannya makan seperti biasanya. Namun perempuan itu terus saja melamun dan membuat Zydan gemas. Laki laki itu menyendok makanannya Ayana dan menyuapi perempuan itu, membuat ayana melebarkan kedua matanya. "Kamu ngapain?" "Nyuapi kamu. Ngapain coba ngelamun terus? kaya kamu enggak ada kerjaan saja. Kamu tahu kan kalau sebentar lagi, kita harus kerja. Kalau kamu melamun terus, kapan mau kerjanya?" Kan itu bukan urusan kamu! Ingin sekali Ayana mengatakan itu, namun ia tidak mau bicara dan berdebat dengan laki laki itu. Dia meraih sendok itu demi agar bisa menghentikan racauannya Zydan. "Aku bisa makan sendiri!" ketus Ayana, dan Zydan menaikan sebelah alisnya. Ayana tidak bisa membiarkan suaminya itu menggunakan uangnya. Ia harus menemui Faisal dan mengambil kembali uangnya. "Ngapain kamu ke sini?" Mertuanya Ayana tidak senang bertemu dengannya. Ia sebenarnya sejak awal memang tidak menyukai hubungan faisal dengan perempuan itu. Menurut tarsa, Ayana itu terlalu cantik dan bisa membuat faisal bertekuk lutut pada menantunya itu. Dan tarsa enggak mau itu terjadi. tarza selalu memberikan obat penunda hamil di minumannya Faisal. Minuman itu bisa membuat kualitas sperman kurang dan menjadi tidak mati. tarsa melakukan itu agar ayana tidak bisa memberikan keturunan pada putranya. Jangan sampai Faisal menyukai perempuan itu dan semua perhatiannya di sita olehn perempuan itu. Tarsa akan melakukan apapaun agar hubungann Ayana dan putranya itu selesai. "Bu ayana mau bertemu mas Fais." Meski pun hubungannya dengan mertuanya itu memang tidak baik baik saja. Ayana tetap saja menghormati perempuan yang telah melahirkan suaminyan itu, ayana meraih tangaannya dan mengecup punggungnya. Dan tarza tentu saja mendelik ketika tangannya di cium oleh perempuan tersebut. Selama bertahun tahun akhirnya ia bisa memisahkan Faisal dan Ayana. Dulu, ketika ayana dan faisal masih berpacaran. Anaknya itu selalu saja memberikan perhatiannya pada ayana. Ia bahkan dilupakan oleh faisal. Ia sudah jengah dan sejujurnya pernikahan itu adalah sebuah pancingan untukn ayana agar perempuan itu dibenci oleh putrannya. Dengan terus menekan ayana untuk segera memiliki anak, namun tentu saja ia tidak akan memilikinya karena ia sudah memberikann obat perusak s****a. "Faisal enggak ada. Dia sedang mempersiapkan pernikahanya dengan madona!" Ayana bagaikan disambar petir. Disaat ia sedang lelah ngidam. Suaminya justru akan menikah dengan perempuan lain. "Bu, aku sedang hamil. Bagaimana bisa mas Fais, menikah lagi?" "Udah, jangan banyak tanya. Kamu mau ngapain ke sini?" "Bu, mas fais pakai uang aku, bu. Mas faiz pakai uang umroh aku. Aku enggak tahu buat apa uang itu, bu, Tapi uang itu lumayan banyak. Aku enggak tahu harus bagaimana? aku menabung nya dengan susah payah. Aku--" "Mana mungkin anaku mengambil uang kamu! yang ada, kamu mungkin yang ngaku ngaku!" "Bu ... itu uang saya, bu. Tolong kembalikan bu." Ayana memegang tangannya Tarsa, namun Tarsa menepiskannya. "Jangan sentuh saya. Kamu jangan pernah bujuk saya. Aku tahu, kamu ini sangat licik. Kamu adalah perempuan rubah! segera kamu pergi dari sini, dan jangan pernah kembali lagi. " "Bu ..." "Pergi!" Ayana kehilangan cara. Ia harus segera menemukan laki laki itu dan mengambil uangnya. Bagaimana pun caranya ayana harus mendapakan uang itu. ponselnya berdering, dan ayana mendapatkan panggilan dari Nilam. "Assalamualaikum, nilam!" "Kamu di mana?" "Di halte bis. Aku mau kembali ke kosan. Aku datang ke rumahnya mertuaku, tapi suamiku enggak ada. Dia udah ngambil uang ku. 30 juta!" Ayana terisak di telpon. "ya ampun, ayana .... terus kamu sekarang bagaimana?" "Aku enggak punya uang lagi. AKu enggak punya uang sedikit pun. Semuanya diambil sama dia!" "Ok. ayo kita datang ke rumahnya madona. Dia kayanya lagi di situ. dia mau nikah sama perempuan itu." Apa! "Kayanya uang kamu dipakai buat nikah sama perempuan gila itu. Ayo kita ke sana, kita labrak saja. Kamu tunggu di situ, aku bakal jemput kamu!" Panggilan berakhir, ayana menunduk menahan tangis dan juga perutnya yang terasa tertekan. Diusap janinnya, ia mengulum kedua bibirnya bersamaan dengan air mata yang luruh begitu saja. Nilam akhirnya menjemputnya dan mereka pun pergi ke tempat di mana laki laki itu sedang melakukan pernikahan dengan sang selingkuhan. Ayana mematung di jarak dua puluh meter. Ia sungguh tidak bisa maju lebih dekat lagi. Ia sungguh tidak sanggup. "Ayana ...." Nilam mengusap bahunya. Ia sungguh tidak tahan melihat penderitaan yang dirasakan oleh sahabatnya itu. "Aku menabung uang itu selama dua tahun ...." ayana berkata dengan gemetar. "Tapi dia malah mengambilnya dan dipakai untuk menikahi perempuan lain. kenapa dia jahat sekali..." Nilam memeluk sahabatnya itu, dan membiarkan Ayana meraung di sana. Dari jauh, seseorang melihat itu dan terdiam di dalam mobilnya. Ia tidak bisa melakukan apapun karena itu bukan lah ranahnya. Namun ... Ia akan membahagiakan perempuan itu sebisanya. Perempuan yang tegar, bisik hatinya. namun meski ia peduli, ia tetap saja hanya bisa berada di tempatnya. Ketika ponselnya berdering ia mendapati sebuah pesan. 08999xxxx Aku mau Banyu! berikan dia padaku! Laki laki itu menghela napas dalam dan mengacak kepalanya frustrasi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN