Chapter 7

1047 Kata
Tiga puluh menit berlalu. Angel kembali masuk ke dalam, lalu dia duduk di dekat pintu sembari melihat orang-orang bermain. Tidak lama Indah menghampiri Angel. “Ndah, ayo pulang,” Ajak Angel. “Iya. Ayo!” Ujar Indah. Mereka berdua akhirnya beranjak untuk berpamitan pada semua orang yang ada di ruangan. Ketika mereka berpamitan ada salah seorang junior yang berkata “Loh! Kak, kok pulang?” “Iya. Masih ada tugas yang belum selesai,” Jawab Angel. Setelah bersalaman dengan semua orang, Angel dan Indah berjalan ke parkiran motor. “Oh ya, besok kamu ada rencana atau tidak?” Tanya Angel. “Tidak. Kenapa?” tanya balik Indah. “Besok kita ke rumah tante yuk!” Ajak Angel. “Ayo! Kalau tante ada ya,” ujar Indah. “Oke. Nanti aku akan tanya pada tante,” ujar Angel. “oke.” Ujar Indah. Karna besok adalah hari sabtu, jadi Angel mengajak Indah untuk main ke salah satu rumah senior mereka. “Oh ya, kamu sudah mendaftar untuk KKN?” tanya Angel. “belum, bagaimana denganmu?” tanya balik Indah. “aku masih mengumpulkan berkas-berkas yang di perlukan,” jawab Angel. “memangnya apa saja berkas yang di perlukan?” tanya Indah. “Transkrip nilai sementara, pas foto, ambil formulirnya, lalu apa lagi ya,” ujar Angel mengingat. Tanpa terasa karna terlalu seru mengobrol, mereka sampai tidak sadar jika sudah sampai di rumah. Setelah Angel turun, Indah langsung berpamitan. “sampai besok ya,” ujar Indah. “Oke.” Sahut Angel. Setelah Indah pergi, Angel langsung masuk ke dalam kamarnya lalu mandi. Lima belas menit berlalu, Angel keluar dari kamar mandi dan dia langsung bermain ponselnya. Hari mulai petang, Angel tidak kemana-mana karna dia ingin tetap berada di dalam kamarnya. “Tumben tidak main,” ujar Rama, adik Angel. “Tidak. Aku sedang malas keluar,” jawab Angel sembari bermain ponsel. Rama langsung meninggalkan Angel yang tengah rebahan di atas kasur. Tidak lama setelah Rama keluar, Hugo datang ke rumah. Angel akhirnya beranjak dari kasurnya. “Hei,” ujar Angel. “Ini,” ujar Hugo sembari memberikan bungkusan pada Angel. “apa ini?” tanya Angel seraya melihat isi kantong yang di beri Hugo. “Batagor,” jawab Hugo. “Oh ... Kamu tadi mampir beli batagor di langganan kamu?” Ujar Angel. “Iya.” Jawab Hugo. Angel menikmati batagor yang dibelikan oleh Hugo, walaupun rasa batagornya biasa saja tapi Angel menghargai pemberian kekasihnya itu. “Besok kamu ada acara tidak?” tanya Angel. “Tidak. Kenapa?” ujar Hugo. “besok rencananya aku akan ke rumah tante dengan Indah, apa kamu ingin ikut?” ujar Angel. “Tentu. Sudah lama juga aku tidak main ke rumah tante,” ujar Hugo. “Oke. Aku akan hubungi tante untuk bertanya apa dia besok ada atau tidak,” ujar Angel. Hugo mengangguk mengiyakan. Lalu Angel langsung menghubungi senior yang di maksud. *Tante Arum* memanggil.... “Halo, tante,” ujar Angel. “Ya, Ngel,” sahut Arum. “Tante besok ada di rumah atau tidak?” tanya Angel. “aku ada di rumah. Ada apa?” ujar Arum. “Besok rencananya aku, Indah dan Hugo akan main ke rumah tante,” ujar Angel. “Oh ... Main saja,” ujar Arum. “Oke, te,” ujar Angel. “Kalau begitu besok siang ya te.” “Oke.” Ujar Arum mengiyakan. Setelah itu pembicaraan Angel dan Arum pun berakhir. Lalu Angel dan Hugo melanjutkan lagi obrolan mereka hingga larut malam. “Sudah dulu ya. Sampai jumpa besok,” ujar Hugo. “Iya.” Balas Angel. Angel merentangkan kedua tangannya, lalu Hugo langsung memeluk Angel. Dia mengelus rambut Angel sembari memberikan kecupan di kening Angel. “Aku pulang dulu,” ujar Hugo melepas pelukan. “Iya. Hati-hati,” ujar Angel melambaikan tangannya. Hugo mengendarai motornya pergi, setelah itu Angel masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit kemudian Rama datang. KLAP “Kenapa baru pulang?” tanya Angel. “Tadi di ajak mampir dulu sama Andika,” jawab Rama. “Oh .... “ gumam Angel. Malam semakin larut, tapi Angel belum bisa tidur, dia tengah bermain ponselnya melihat OuTube. Pukul 02.00 pagi. Mata Angel mulai terasa berat, dia akhirnya meletakkan ponselnya lalu memejamkan matanya. --- Drrttt~ Drrttt~ Drrttt~ Angel terbangun karna ponselnya yang bergetar, ketika dia melihatnya ternyata Indah meneleponnya. “Ya, Ndah?” jawab Angel setengah sadar. “Bagaimana?” tanya Indah. “Bagaimana apanya?” tanya Angel balik. “nanti jadi ke rumah tante atau tidak?” tanya Indah. “Iya, jadi.” Jawab Angel. “siang jam 11 an.” “Oke. Kalau begitu aku siap-siap dulu,” ujar Indah. “Oke.” Ujar Angel. Setelah itu pembicaraan mereka berakhir, Angel melihat layar ponselnya, dan ternyata masih pukul 9 pagi. “Astaga, rasanya ingin tidur lagi,” gumam Angel. Angel masih mengantuk, dan ingin kembali tidur, namun dia takut jika keterusan hingga Indah dan Hugo datang. Akhirnya Angel bangun, lalu bersiap, walaupun jamnya masih kurang dua jam lagi hingga kedua orang yang di ajaknya datang. Setelah selesai bersiap, Angel akhirnya bermain ponselnya sembari menunggu Hugo dan Indah datang. Satu tengah jam kemudian. Indah lebih dulu datang daripada Hugo, jadi Angel dan Indah akhirnya menunggu. Tidak lama kemudian Hugo pun datang. “Ayo berangkat!” ujar Angel. “Ayo!” sahut Indah. “Kamu sendiri ya, Ndah,” goda Angel. “Aaa ... Jika aku sendiri, maka aku tidak ikut,” ujar Indah. “Kenapa?” tanya Angel. “Aku takut jika sendirian,” jawab Indah. Angel melihat ke arah Hugo, lalu kekasihnya itu mengisyaratkan untuk Angel membonceng Indah. “Baiklah. Kita pergi sekarang,” ujar Angel. Akhirnya mereka bertiga berangkat ke rumah Arum. Perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah Arum sekitar satu jam lebih. Dalam perjalanan menuju ke rumah Arum, Angel dan Indah banyak bicara, sedangkan Hugo yang mengendarai motornya sendirian hanya mengikuti dari belakang. Mereka bertiga sempat berhenti untuk membeli sesuatu untuk diberikan pada Arum. Setelah selesai membeli, mereka melanjutkan lagi perjalanannya hingga sampai. --- “Hai, tante,” ujar Indah. Angel dan Hugo memarkirkan motornya, sedangkan Indah sudah turun duluan dari motor, dan berjalan masuk ke dalam. Setelah melepas sepatu, Angel dan Hugo menyusul masuk. “Hai, te,” sapa Angel sembari bersalaman, dan memberikan kantong plastik yang berisi kue. “Hai,” balas Arum. “Gimana perjalanannya?” “Ya begitulah,” jawab Angel. Mereka berempat mengobrol di ruang tamu sembari menikmati camilan yang di sajikan oleh Ibu Arum. “Kok tumben Ana gak ikut?” ujar Arum. “Aku tidak mengajaknya,” jawab Angel. “kenapa?” tanya Arum. “paling dia tidak di bolehin sama Ibunya kalau tidak sama Mas Indra,” jelas Angel. “Oh .... ” ujar Arum. Hugo hanya duduk diam di sofa dengan bermain ponselnya. “Hei, Go, gimana kuliahmu?” “Biasa, te,” jawab Hugo. Hari semakin sore, dan langit terlihat gelap, Angel, Hugo dan Indah memutuskan untuk pamit pulang, supaya mereka tidak sampai rumah ketika petang. “Lain kali kami main lagi ya te,” ujar Angel. “Iya,” jawab Arum. “kalau begitu kami pulang dulu, te,” pamit Indah. Mereka bertiga secara bergantian bersalaman dengan Arum, dan juga Ibunya. “Hati-hati ya,” ujar Arum. “Iya, te.” Sahut Indah dan Angel.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN