Walaupun berlangsung terasa lama sekali bagi Keysa, akhirnya acara pernikahannya selesai juga. Kini Keysa juga Arkan sedang menuju perjalanan pulang, tapi mereka tidak pulang ke rumah mereka sendiri melainkan pulang ke rumah orang tua Arkan tepatnya kediaman keluarga besar Aldebaran.
"Turun." Arkan dinginnya keluar tanpa menggandeng Keysa dan berjalan mendahuluinya.
Ah pria itu begitu dinginnya. Tak ada sisi suami able sama sekali. Keysa mengumpat dalam hatinya sambil menatap kesal Arkan.
Ketika berada di depan pintu masuk barulah Arkan menarik Keysa dan menggandengnya dengan mesra sebagaimana pasangan pada umumnya.
"Wah, menantu baruku yang lain sudah datang." Sambut ibunya Arkan dengan ramah sambil menghampiri keduanya dan berakhir dengan memberi Keysa pelukan hangat.
Sebenarnya keluarga Arkan ini ikut menghadiri acara pernikahan Arkan, tapi dikarenakan putra yang lain, Adien kakak lelaki Arkan yang tertua hari ini ternyata juga sedang melangsungkan pernikahannya. Maka kedua keluarga terbagi dua, sebagian ke pernikahan Arkan dan sebagian lainnya ke pernikahan Adien.
Hubungan Arkan dan Adien yang renggang dan tak akur menyebabkan keluarganya kerepotan. Arkan dan Adien sama-sama keras kepala, tak ada yang mau mengalah. Bersih keras menikah hari ini dan tak ada yang mau menikah dalam satu pelaminan atau digedung yang sama.
Sang ibu yang baru saja tinggal untuk selamanya belum lama ini oleh sang ayah yang sudah wapat lebih dulu menjadi sedih menyaksikan pertengkaran kedua putranya yang tak kunjung berbaikan. Bahkan menyebabkannya banyak masalah dan menciptakan banyak kesusahan, terlebih mengenai acara pernikahan kedua putranya tersebut. Mengharuskannya berada di kedua acara pernikahan. Alhasil setelah diskusi, ibunya pun berada pagi hari di acara pernikahan Arkan, sedangkan siangnya dipernikahan Adien.
Selesai berbasa-basi dengan menantunya yang baru datang, ibu Arkan yang peka pada keadaan dan menyadari mempelai dihadapannya sudah cukup leleh hingga dia pun menyuruhnya beristirahat.
"Bawalah isterimu ke kamar kalian, Arkan. Keysa pasti lelah setelah seharian ini." Perintah Mamanya yang langsung Arkan patuhi.
"Mas Adien dan Shayra sebentar lagi tiba, Ma. Apa tak apa malam ini mereka satu atap?" Lisa menghampiri Mamanya dan bertanya setelah Arkan juga Keysa masuk ke dalam kamar mereka.
"Besok pagi mereka pasti berantam dan mungkin baku hantam, tapi biarlah karena Mama hari ini ingin kedua putra Mama berada disini, berkumpul bersama seperti dulu." jawab sang Mama sambil tersenyum ke arah putri bungsunya.
*****
Sinar matahari membangunkan Keysa dari tidur nyenyaknya. Sementara Arkan lelaki yang sudah jadi suaminya itu sudah tak berada di kamar dan hilang entah kemana perginya.
Keysa bangun sambil mengerjap mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah mendapatkan kesadaran penuh, Keysa beranjak turun dari ranjang empuknya.
Kemudian langsung saja masuk ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Selesai mandi dan berpakain, Keysa yang sadar dirinya di rumah ini sebagai menantu baru dan tak ingin terlihat buruk di mata mertuanya segera turun menuju dapur.
Ternyata di dapur sudah ada beberapa pembantu rumah tangga yang siaga melakukan pekerjaan mereka bersama dua orang wanita lainnya di sana yang jelas mereka dua orang itu bukanlah pembantu.
"Akhirnya pengantin baru kita yang kedua bangun juga. Kakak Ipar Keysa di mana kak Arkan?" Tanya Lisa wanita yang sudah lama sejak zaman SMA Keysa ketahui sebagai adiknya Arkan dan berarti adik iparnya juga sekarang.
"Wah-wah!! Ibu Lisa yang terhormat aku tak menyangka, kamu ini ternyata pilih kasih. Kepadaku kamu tak sopan langsung memanggil namaku, padahal aku ini Kakak Iparmu dari Kakak tertuamu Adien. Bagaimana perasaan ibu mertua melihat kelakuanmu yang keterlaluan ini, hah...."
Potong seorang wanita yang belum Keysa ketahui namanya. Terlihat wanita juga sedang mengoles rotinya terdengar sangat pedas mencibir Lisa. Tampaknya wanita itu sudah mengenal keluarga Aldebaran ini sebelum menikah.
"Jangan hiraukan wanita sinting itu, Kak Ipar Keysa. Dia memang begitu sangat tak tahu diri. Kamu mendengarkan sendirikan bagaimana ocehan tak bermutunya, baru pagi hari sudah suka mencari masalah dengan orang lain. Sudahlah, lupakan saja. Sekarang Kak Keysa katakanlah apakah Kak Arkan tidak membiarkanmu tidur semalaman dan kemana dia sekarang? Apakah masih belum bangun?"
Keysa hanya menjawab dengan tersenyum canggung tak tahu harus menjawab pertanyaan Lisa dengan apa. Keysa memutuskan untuk menarik kursi dan duduk bersama keduanya.
"Ah, yaa ... Kak Keysa ternyata masih jadi orang yang sama tidak berubah sejak dulu, masih saja pemalu. Baiklah lupakan hal itu. Kerena sekarang apakah aku bisa meminta bantuanmu?"
"Memangnya kamu Ibu Lisa yang terhormat dan terkenal agresif," cibir wanita yang Keysa belum kenali itu lagi membuat Keysa tanpa sengaja menoleh kearahnya dan wanita itu anehnya malah tersenyum kepadanya.
"Sialan, ch ... sudalah. Hm, Kak Keysa kita lanjutkan pembicaran kita lain kali saja ya. Aku sungguh tak nyaman jika penyihir ini mendengarkannya," ucap Lisa sebelum pergi.
"Hay, perkenalkan namaku Shayra Anindya isteri dari anak tertua keluarga ini yakni Mas Adien," sapa wanita itu ramah.
Sebelumnya Keysa pikir setelah menyaksikan wanita itu mencibir Lisa, Shayra adalah wanita yang angkuh tak bersahabat, tapi ternyata cukup ramah.
"Aku Keysa Ayunda Pandhita, seperti yang kamu dengar tadi, aku ini isterinya Arkan."
Keysa dan Shayra pun terlibat obrolan panjang didapur sambil ikut serta bersama beberapa pembantu yang ada disana untuk menyiapkan sarapan pagi.
*****