13.

1424 Kata
Keysa menyeka tubuhnya yang keringatan akibat terus-menerus mengerjakan pekerjaan beres-beres rumah sejak pagi. Pakaian yang Arkan buat berantakan di dalam lemari kembali Keysa lipat, lantai, pakaian serta piring kotor Keysa bersihkan dan tidak lupa ia berbelanja lantas membuatkan makan siang untuk Arkan. Makanannya pun kini telah jadi dan siap Keysa antar menuju tempat kerja Arkan. Tapi ketika dia selesai berberes selesai mandi dan telah rapih, telapak kakinya makin terasa sakit ditambah perutnya yang tak sempat diisinya sejak pagi kerena sibuk terus menyelesaikan pekerjaan rumah, kini terasa perih. Namun, walau merasakan rasa sakit yang demikian tetap saja, Keysa memaksakan dirinya untuk tetap mengantar makan siang Arkan. 'Ini semua demimu, Syaniah. Demimu yang selalu ada untukku, mendengar keluh-kesahku, menjadi tameng disetiap orang-orang berusaha menyakitiku dan aku hanya berharap lekaslah sembuh Syaniah. Aku merindukanmu, sahabatku. Aku rindu setiap canda tawa, suka duka yang pernah kita lalui ....' Keysa membatin tanpa sadar meneteskan air mata. Lima langkah kakinya berjalan, tepat saat itu pula makanan yang sudah Keysa jinjing terjatuh, terhempas berserakan dilantai. Diikuti Keysa yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Telentang tak berdaya diatas lantai kotor akibat makanan yang berantakan. ****** "Aaarrgghh!! Sialannn ...." Arkan meremas rambutnya kasar kontraks dengan raut wajahnya yang menunjukkan kefrustasian. "Kenapa, Key? Kenapa kamu melakukan hal ini kepadaku? Aku melakukan kesalahan apa kepadamu sehingga kamu teganya menyakitiku begini ini ...." Arkan menatap potret photo Keysa yang terbingkai indah di atas meja kerjanya. Bram!! Dalam sekejap bingkai photo itu, Arkan hempaskan jatuh menghantam lantai yang keras. "Aaarrgghhh! Kamu akan merasakan pembalasanku, merasakan semua rasa sakit hatiku selama ini. Aku berjanji akan menghancurkanmu sampai dirimu bahkan tak bisa bangkit lagi." Arkan mengepalkan tangannya dengan geramnya lalu berjalan keluar dari kantornya. Mengendarai mobilnya dengan laju dan ketika sampai ditujuan Arkan langsung saja melangkahkan kakinya dengan cepat. "KEYSA!" "KEYSA!! KAMU DIMANA, CEPATLAH KEMARI ..." Arkan berteriak dengan kerasnya tak sabar akan melampiskan kegeramannya. Tapi beberapa saat berlalu, Keysa tak datang menemuinya bahkan jawaban darinya pun tak ada. "JANGAN MAIN-MAIN DENGANKU KEYSA ATAU KAMU MAU TEMANMU MATI DALAM TANGANKU, HAHHH!!" Arkan berteriak kembali, tapi lagi-lagi tak sekalipun Keysa yang datang menghampirinya dan juga tak ada jawabannya. Hal itu menyebabkan Arkan jadi cemas seketika. Arkan takut Keysa pergi dan melarikan diri darinya karena sudah jenuh dengan ancamannya atau mungkin isterinya itu juga telah kabur membawa serta temannya. Dengan cepat Arkan menghubungi pihak rumah sakit tempat Syaniah dirawat dan menanyakan keberadaan Syaniah. Saat jawaban yang diharapkannya Arkan dapatkan, Arkanpun bernafas lega dan mulai mencari keberadaan Keysa disetiap ruang rumah. Tepat didapur tak jauh dari meja, Arkan menemukan keberadaan Keysa yang tampak mengenaskan. Keysa tebaring tak berdaya dan berdarah terkena pecahan wadah makanan yang pecah. Saat itu juga Arkan merasakan ketakutaan yang sangat besar, takut Keysa kenapa-napa dan hal terburuknya takut Keysa tak bangun lagi. Dengan perasaan cemas yang sudah menguasai dirinya, Arkan dengan sigapnya membawa Keysa ke dalam gendongannya. Tak lupa dengan segera ia menghubungi dokter agar segera datang memeriksa keadaan Keysa. ***** "Dia baik-baik saja tak perlu khawatir, dia hanya perlu beristirahat. Keadaannya yang begini akibat kelelahan serta lupa makan dan mungkin efek dari luka ditelapak kakinya yang mulai infeksi." Jelas dokter setelah memeriksa keadaan Keysa. "Jadi sebaiknya untuk saat ini lebih baik jangan mengganggu dan membiarkan isterimu banyak aktivitas sampai lupa makan." Arkan mendesah sedikit lega dan mengiyakan perkataan dokter. "Sialan kamu, Key. Kamu pasti sengaja melakukan hal ini, tidak mengobati lukamu dan sengaja tidak makan makananmu, menyiksa diri begini untuk menarik simpatiku. Ch, kamu pikir setelah perlakuanmu dulu padaku, aku masih bisa mempercaimu? Ckckck, trikmu terlalu murahan ..." ucap Arkan pada Keysa yang masih belum sadar setelah pamit perginya dokter yang memeriksa Keysa. ***** Dengan perlahan Keysa mengerjabkan matanya menelisik dimana dia berada dan mengingat-ingat kenapa sekarang dirinya bisa terbaring diatas tempat tidur. "Aarrgghhh ..." Keysa meringis pelan merasakan sakit dikepalanya saat baru bangun. Membuat Arkan yang duduk di sisi lain tepat tidur disamping Keysa yang berbaring, menoleh menatap Keysa dengan dinginnya. "Sakit?" Keysa menoleh menatap Arkan sambil memegangi kepalanya yang sakit. "Sakit??" ulang Arkan menyebabkan Keysa bingung. Menyadari Keysa yang tidak memahami ucapannya Arkan segera melanjutkan kalimatnya, "apakah kepalamu terasa sakit?" Keysa mengangguk dengan ragu dan Arkan makin menatapnya tajam, sambil tangannya beralih menyingkap selimut Keysa dan berhasil membuat Keysa sontak kaget. Namun, Akran tak memperdulikanmemperdulikan hal itu dan lantas langsung saja melakukan keinginannya, menekan perut Keysa dengan kerasnya sehingga menyebabkan empunya mengerang sakit. "Apa perutmu juga sakit?" lanjut Arkan yang diangguki oleh Keysa. Arkan lanjut dengan raut wajahnya yang masih bertahan datar mirip tembok, melabuhkan tangannya beralih pada telapak kaki Keysa. Kali ini Arkan tidak menekannya keras dan hanya mengelusnya pelan. Namun, ternyata walau begitu saja sudah membuat Keysa sangat terlihat amat kesakitan. "Kamu benar-benar pintar, Keysa." Arkan melengkungkan kedua sudut bibirnya, hampir saja membentuk sebuah senyuman kalau ia tak segera merubahnya kembali dengan datar, disertai tatapan sinisnya menatap Keysa penuh peringatan. "Aku memecat semua pembantu di rumah ini agar aku mendapatkan pelayanan penuh dari isteriku dan kamu ..." jeda Arkan sejenak untuk melihat reaksi Keysa. "Kamu membalas dengan cerdasnya menyakiti diri sendiri sehingga mau tak mau aku sebagai suami sekarang yang harus melayani dan merawatmu sampai sembuh." Keysa menggeleng mencoba mengelak tuduhan keji Arkan, "Tidak, aku tak bermaksut begitu. Aaa-aku hanya mmm-hanya ..." "Hanya ingin membalasku?" Sarkas Arkan memotong kalimat Keysa dengan cepat. Keysa menggeleng kembali, "Bukan begitu, aku tak bermaksud sengaja sakit begini. Aku haa-hanya tee-teledor. Ya aku teledor sampai menjadi sakit seperti ini," jelas Keysa sedikit terbata sambil waspada takut kalimatnya menyinggung Arkan dan membuatnya marah. Keysa menarik sedikit ujung bajunya kemudian memilinnya menyalurkan segara rasanya saat ini ke sana. Hal itu membuat Keysa tersadar akan sesuatu dan dengan segera menghentikan aksi memilin ujung bajunya beralih memeriksa pakaian yang ia kenakan sekarang. Seingat Keysa apa yang dipakainya sekarang bukanlah pakaian yang ia kenakan sebelum jatuh tak sadarkan diri. Berarti pakaiannya telah diganti dan tersangkanya tidak lain tentu saja Arkan, sebab tidak ada orang lain lagi yang berada didalam rumah. Seketika kedua bola mata Keysa membulat diiringi pipinya yang mulai memerah menahan malu. Astaga, apa yang sudah Arkan lakukan kepadanya? Sungguh Keysa tidak bisa membayangkan bagaimana Arkan telah melihat--tidak, oh tidak mungkin. Keysa memejam tak sanggup melanjutkan pikirannya. "Apapun alasanmu sampai bisa menjadi sakit begini, aku tak perduli. Tapi ingatlah, lain waktu jika kamu kembali sakit seperti ini, jangan salahkan aku jika tak segan langsung mengirim temanmu yang hampir mati itu langsung ke neraka." Arkan menarik Keysa keluar dari lamunannya. "Aku sakit tidak ada hubungan dengan Syaniah, kumohon jangan melibatkan Syaniah. Ini salahku, aku yang teledor, aku yang lupa mengenakan mengenakan alas kaki, aku yang lupa makan hingga mrnjadi sakit begini. Jadi jika kamu tak suka dan ingin marah, maka marahilah aku bukan Syaniah." Keysa protes lalu tanpa diduga Keysa bangun dari tempat tidur diringin dirinya yang mulai berusaha berdiri. Keysa menapakkan kakinya menyentuh lantai, menahan rasa sakit yang luar biasa sakitnya melebihi sebelumnya di telapak kakinya. "Jika kamu tidak mau dan merasa kerepotan mengurusiku yang sakit ini, maka lihatlah aku sudah baik-baik saja sekarang dan juga sudah tidak sakit lagi. jadi kamu tidak perlu merepotkan diri untuk merawatku." Keysa bertahan sambil menahan kepalanya yang terasa sakit beserta lukanya yang lain. 'Kamu harus sembuh, Syaniah. Apapun yang terjadi aku takkan membiarkan Arkan sedikuitpun melukaimu lagi kerena aku.' Keysa membatin menguatkan dirinya. "Ssstt ... aarrgghhh!" Keysa meringis sakit, tapi masih saja keras kepala tetap bertahan dalam kedaan berdiri dihadapan Arkan berusaha membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja. Namun, yang Keysa lakukan tanpa sadar telah memancing emosi Arkan keluar. "Kembali berbaring, Keysa!!" peringat Arkan menggertakkan giginya tak suka menyaksikan kelakuan Keysa, yang membuat Arkan tiba-tiba saja merasa kalut juga khawatir. "Tidak. Aku sudah sembuh. Sekarang katakan kamu mau apa, aku bisa melakukannya. Oh--mm kamu mau makan siang? Baiklah ... tunggulah sebentar, aku akan membuatkannya." "KEYSA!!" bentak Arkan dengan kerasnya tak habis pikir melihat Keysa. Namun, hal itu tak menghentikan Keysa. Dia malah berbalik mengabaikan Arkan dan hendak melakukan apa yang baru saja dikatakannya. Brakk! Menyebabkan Arkan tak tinggal diam. Arkan sudah tak tahan lagi sehingga dengan geramnya ia menarik pergelangan tangan Keysa. Menyentaknya keras sehingga membuat Keysa yang belum sempat melangkah jatuh ke atas tempat tidur. "Aku bilang berbaring, berarti artinya kamu harus berbaring!" Arkan mengecam memperingatkan, Keysa. "Jangan coba-coba melawanku!! Menurutlah, jika kamu masih ingin melihat mayat hidup temanmu bernafas di dunia ini. Sekarang berbaringlah di sini, aku akan mengambilkan makanan untuk mengisi perutmu yang kosong akibat kecerobohanmu dan jangan membantahku lagi." Setelah berkata demikian Arkan berlalu dari sana tak lupa membating keras pintu kamar meluapkan amarahnya kesana. "Aku tidak melakukan kesalahan, tapi nasibku tetap saja malangnya malah selalu dijadikan pelampiasan," ratap pintu kamar yang tersakiti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN