"Gila, parah !, bisa-bisa nya gue ngomong kayak gitu sama Bima," ucap Indah, membuka jaket yang dikenakannya. "Nekat, minta ajak nikah lagi !," ucap Indah lagi, lalu menggantung jaket itu di lemari. "Iya, kalau Bima mau !," "Kalau enggak mau, kan malu !," "Taruh di mana nih muka !," gerutu Indah. Ingin rasanya, ia membenturkan kepala, ia tidak tahu berbuat apa, setelah mengatakan itu. Sepanjang perjalan menuju apartemen, Bima mendiaminya. Lalu menutup pintu kamar tanpa mengucapkan selamat tidur. Indah lalu duduk di sini tempar tidur, "Bima marah enggak ya ?," "Ya ampun, gimana dong !," Indah semakin gelisah, mondar mandir sambil bertolak pinggang. "Gue yang nembak, gue juga yang enggak enak sama Bima," "Habisnya Bima sih, jadi cowok keren banget !," "Salah siapa, kalau gue demen