Hari yang Menyenangkan

1050 Kata

Usai tindakan operasi, aku duduk di bangku taman rumah sakit. Aku menatap ponselku menunggu panggilan ke Pak Bram tersambung. “Selamat sore, Mbak Asya,” sapa Pak Bram di seberang sana. Meski ragu aku memberanikan diri meminta izin untuk mengikuti acara visit rutin panti asuhan bersama sepupuku. Pak Bram menyahut paham dan mengatakan akan menyampaikan keinginanku pada Ardika. Bukan main, mau izin pada suami saja serasa seperti mengajukan proposal bisnis, batinku. Tak berselang lama ponselku berdering. Senyumku terbit melihat nama Pak Bram, beliau ini sangat cekatan tidak salah Ardika menjadikannya seorang sekretaris sekaligus asisten pribadinya. “Ya, Pak,” sapaku tak sabar menanti apa yang akan dia sampaikan. “Pak … Pak … memangnya saya Bapak kamu.” Aku mengembuskan napas panjang mend

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN