POV Ardika “Kenalan dulu Ar, Ziya itu pengusaha sukses. Kalau perusahaan itu marger dengan perusahaan Ziya akan sebesar apa Aksara Company,” ujar Mama menggebu-gebu. “Aksara Company itu akan diberikan pada Al, Ma,” jawabku malas. “Al nggak akan ambil, Mama jamin. Bisnis bukan dunia dia, trust me. Soal Ziya—” “Al tidak mau mengecewakan Kakek, Ma. Dan akan tetap menerima perjodohan ini, toh ini hanya pernikahan bisnis.” “Menikah itu tidak main-main Al. kamu harus bahagia—” “Apa Mama bahagia dengan pernikahan Mama? Kita bahkan dilupakan oleh Papa begitu saja.” Napsu makanku hilang entah ke mana, padahal hari ini menu kesukaanku. Aku meninggalkan Mama dan terus berlalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah. Flashback Aku selalu menantikan saat-saat pulang sekolah, berharap bisa