POV AZALIA
Seminggu telah berlalu sejak pertama kali aku datang ke agensi model milik Lorenz, ternyata lumayan susah tapi aku menikmati setiap prosesnya.
Pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk Mas Dian sperti biasanya, seminggu ini Mas Dian tidak pernah menginap di rumah Rosa dia mulai sangat perhatia terhadap ku bahkan beberapa kali dia mengantarkan ku bekerja,
Dan lucunya ternyata dia sering datang ke kantor ku untuk menjemput ku pulang tapi selalu kedeluan sama Rei, dia juga meneransfer uang bulanan lebih dari biasa nya yg dia kasih
Ku biarkan dia semakin masuk jauh kedalam perangkap ku.
Saat aku sedang menata hidangan ke atas meja makan tiba tiba aku mendengar suara pintu depan di buka dan dari suara langkahnya aku tau siapa yang datang siapa lagi kalau bukan Si mertua sinis itu.
"Ibu, tumben pagi pagi gini udah datang.."
"kenapa emang nya? ini kan rumah Rei suka suka saya mau datang kapan aja!"
"mhh.. okey, oh ya kebetulan aku sama mas Dian mau sarapan nih kalau ibu belum sarapan kita makan bareng aja"
"gak usah sok manis kamu muak aku liat wajah mu, mana Dian saya mau ngomong hal penting ke dia!"
"Dian di sini bu, baru selesai siap2 berangkat kekantor ada apa ibu pagi pagi udah sampai sini?" ucap Mas Dian sambil menuruni anak tangga.
"Dian.., ibu mau minta uang buat bayar arisan ibu, uang yg di tf Ayah kamu untuk bulan ini udah tinggal sedikit.."
Mas Dian turun dan langsung duduk di kursi makan aku yg sudah deluan duduk di kursi itupun pura pura cuek dengan obrolan mereka aku sibuk menyantap salad sayur ku dan sebenarnya pagi ini Rei sudah janji untuk mengantarkan ku ke kantor Lorenz.
"Duduk dulu gih buk sarapan bareng sini pagi pagi sudah bicara uang perut masih kosong gak bisa mikir.." ucap Mas Dian dan mulai menyantap Nasi omlet buattan ku tadi.
Bu Ratna pun menuruti kata kata putra semata wayangnya itu dan ikut duduk di meja makan walau raut wajahnya sinis saat melihat sekilas ke arah ku, melihatnya duduk di kursi makan akupun langsung berakting mengambilkan piring untuknya.
"Dian.. ibu serius looh ibu gak mau telat bayar uang Arisan.. ibu gak mau Malu sama temen2 ibu" ucap buk Ratna
"Dian tau uang yg di kirim sama Ayah itu jumlahnya besar bu kq bisa sih cepet banget habisnya?"
"yah kan kamu tau sendiri, ibu harus bayar gajih pembantu supir dll tinggal sendiri itu malah banyak biayanya Dian.. gak mungkin kan Ibu harus ngerjain apa apa sendiri"
"hmmmm ya udah ntar Dian tf..
"nah gitu dong.. jangan perhitungan sama Ibu"
Dan tiba tiba terdengar suara langkah seseorang masuk membuat kami bertiga kompak menoleh ke arah datangnya suara langkah, siapa yg berani masuk kerumah kami tanpa permisi seperti ini.. selain si nenek sihir tidak pernah ada org lain yang masuk tanpa permisi.
Dan aku lumayan syok saat seorang wanita yanh tak lain dan tak bukan adalah Rosa itu berdiri di hadapan kami semua,
"Rosa? ada apa kamu pagi pagi kesini? kenapa gak nelfon dulu..?" ucap Mas Dian yg seketika berdiri dari duduknya menghampiri Rosa.
Tiba tiba saja Rosa menangis "Mas.. Mas.. aku gak tau harus gimna ngomongnya ke kamu"
"ada apa sayang? kenapa kamu kq malah nangis sih? kamu mau ngomong apa ngomong aja jangan buat aku khawatir gini dong.." ucap Mas Dian sambil memegang kedua pipi Rosa yang basah air mata itu,
Aku dan si nenek sihir hanya diam mematung melihat Drama pagi yang sangat tiba tiba ini sebenarnya aku muak sekali ketika melihat wajah wanita pengkhianat itu tapi gimana dong aku kepo tentang apa yang terjadi.
"Mas.. aku di tipu sama b******n itu.. rumah aku mobil aku ludes Mas.. di sita sama Bank!"
"apa? maksud kamu gimana sih? ngomong yang jelas dong b******n siapa? di sita Bank gimana?"
"Aku.. minta maaf sbelumnya ke kamu.. aku gk pernah ngomongin ini kekamu, temen aku namanya Danu mas dia bilang dia ngajakkin aku investasi katanya investasi ini bakallan ngasilin uang banyak dan ntah kenapa aku percaya gitu aja sama dia kayak nya dia ngehipnotis aku dech.. Aku gak tau gimana ceritanya aku bisa ngasih surat rumah and surat2 mobil ke dia.. dan ternyata dia ngambil pinjaman ke Bank senilai 10 miliayar dengan jaminan Rumah aku and mobil aku.. Dan sekarang dia gak tau ada di mana dan besok aku harus keluar dari rumah itu karena di sita ama Bank..! aku harus gimna dong Mas..?" Rosa menjelaskan sambil menangis tersedu sedu, mendengar penjelasannya wajah Mas Dian seketika memerah sepertinya Mas Dian sedang Emosi sorot matanya juga menyeramkan.
"Omong kosong apa yang kamu ceritain ini Rosa? jangan ngada ngada kamu..!" ujar Mas Dian seolah tak mempercayai penjelasan Rosa tadi sebenarnya aku yang mendengarkan penuturan Rosa juga merasa kalau cerita itu seperti cerita karangan..
Rosa malah menangis sejadi jadinya..
"Mas... aku gak bohong mas semua ini terjadi gitu aja aku juga gak tau kenapa bisa semudah itu percaya sama dia kamu taukan aku org nya selalu hati hati.."
Mas Dian menyugar kasar rambutnya "itu rumah aku beliin buat kamu harganya gak murah Rosa.. mobil juga kamu tau sendirilah harganya berapa.. aku juga ngedapettin uang untuk itu semua gak mudah! tapi kamu malah.. aahh..! masih pagi pagi udah di buat pusing aku..!"
"Mas.. maaffin aku yah.. aku gak tau harus gimana besok, aku harus tinggal di mana? aku gak tau.. dan semua barang yang ada dirumah itu semuanya di sita mas.." ucap Rosa memegangi tangan Mas Dian sambil menangis
"Waaah.. ibu baru tau kalau ternyata selama ini kamu sering telat kasih uang bulanan ibu itupun selalu harus ibu minta dulu baru kamu tf ke ibu, ternyata di balik itu ada perempuan yg ntah siapa ini.. menikmati uang kamu bahkan kamu belikan ruman mewah mobil juga mewah! apa apa'an ini Dian?? ucap si nenek Sihir ikut terbawa emosi
Mas Dian tak menjawab pertanyaan ibunya dia malah menghempaskan tubuhnya ke sofa,
Bu Ratna bangkit dari duduknya dan menghampiri Rosa dan tanpa di duga ia menarik tangan Rosa untuk memaksa nya keluar.
"Kamu yah saya gak tau kamu siapa! tapi saya yakin sekali kalau kamu itu pasti w************n yang gak ada bedanya sama si mandul itu.. perempuan gak tau diri yang cuma bikin susah anak saya keluar kamu dari sini keluar.." ucap Bu Ratna menarik tangan Rosa namun Rosa berusaha melepaskan genggaman tangan bu Ratna
"Mas.. Mas Dian tolongin doong.. kamu gak bisa biarin aku pergi.."
"udah keluar sana.. satu aja permpuan gak tau diri di dalam hidup anak saya udah bikin saya muak jadi kamu harus pergi jauh jauh jangan bikin anak saya makin menderita!" buk Ratna masih berusaha menarik tangan Rosa untuk keluar.
Melihat itu Mas Dian malah diam saja ia memijit keningnya aku tau pasti Mas Dian pusing banget memikirkan smuanya, aku tidak bermaksud bersimpatik padanya malah saat ini aku mengucap banyak kata syukur di dalam hati ku ?
"Mas.. Dian kamu harus suruh ibu kamu berhenti mas.. Aku.. aku hamil mas.. aku hamil anak kamu!" ucap Rosa yang membuat ku syok dan bukan hanya aku tetap mas Dian juga buk Ratna,
"Aku hamil.. aku hamil anak kamu mas.."
Mas Dian seketika bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Rosa,
"jangan bohong kamu!" bentak buk Ratna tak percaya
"bener mas Dian.. aku hami.. tadinya aku mau kasih surpise buat kamu tapi tanpa di duga aku malah kenak apes kayak gini"
"kamu.. kamu yakin kalau kamu lagi hamil? ucap Mas Dian sembari memegang kedua pipi Rosa dan matanya menelisik mata Rosa seolah menyelidiki kebenaran atau kebohongan dari mata itu.
"Bener mas.. bahkan aku udah cek kedokter kandungan dan hasilnya aku hamil udah 2 minggu"
Medengar itu tiba tiba Mas Dian langsung memeluk Rosa dan menciumi puncak kepala Rosa,
"Dian.. kamu yakin kalau dia hamil anak kamu?" ucap buk Ratna
"udah lah bu.. aku beneran pusing banget pagi ini aku gak tau bakalan bisa fokus atau enggak nanti di kantor.. biar Dian yang mikirin dan selesaikan masalah Dian.. ibu mending pulang dlu nanti Dian tf uangnya" ucap Mas Dian sembari berjalan sambil merangkul Rosa membawanya untuk duduk di Sofa
buk Ratna yang terlihat sangat jengkel dengan sikap Mas Dian yang malah menyuruhnya pulang itu pun segera mengambil tasnya dan berjalan keluar,
"eh perempuan murahan saya masih tidak percaya kalau kamu beneran hamil anak dari Dian.. dan kamu Dian jangan terlalu bodoh jadi laki laki.." ucap buk Ratna dan brlalu.
Setelah si nenek sihir itu keluar aku yang sudah semakin muak melihat pemandangan di depan mata ku ini pun memutuskan untuk naik ke lantai atas mengambil tas.
"Zalia.. kamu mau kemana?"
"mau ke kamar lah mas ambil tas aku ada janji sama temen"
"temen? temen siapa?"
"kok kepo banget sih mas? tuh kamu urusin tuh ular peliharaan kamu gak usah urusin urusan aku.."
"tapi.. tapi zalia..
"udahlah mas.. biarin aja dia pergi ngapain sih kamu repot2 ngurusin dia toh dia juga gak mau kamu ikut campur urusan dia, mending kamu peduliin aku aja yg lagi hamil anak kamu.. nanti kalau ditahan tahan ntar perempuan mandul ini jadi baper dan ngamuk aku gak mau anak kita sampai kenapa kenapa" ucap Rosa dengan wajah soknya,
"Rosa.. tolong jangan ngomong yg aneh aneh mau gmanapun Zalia masih istri aku, aku berhak tau dia keluar sama siapa pergi sama siapa" ucap mas Dian, aku malas menanggappi mereka lagi ku tinggalkan saja mereka menuju lantai dua aku mengambil tas dan kembali turun ke bawah,
Aku mengecek hp ku dan ternyata 2 menit yg lalu Rei menelfon dan mngirimkan chat kalau dia sudah ada di depan akupun mempercepat langkah ku menuju luar,
"Zalia... kamu harus kasih tau mas kamu mau kemana?"
"apa sih mas.. bukannya kita udah sepakat untuk gak ikut campur urusan masing masing? udahlah aku gak mau mati muda pagi pagi udah di buat mual sama Drama kalian"
"udahlah mas biarin aja dia pergi.. aku juga mual nih kayaknya calon anak kita juga gak suka banget lama2 liat permpuan mandul kayak dia" ujar Rosa aku pun tanpa fikir panjang lagi langsung saja kembali melangkah keluar.
Ntah kenapa hatiku bak teriris silet mendengar kata kata Mandul itu dari mulut Rosa, memang aku belum pernah merasakan kehamilan walau sudah dua tahun menikah denga mas Dian, tapi kan bukan berarti aku mandul banyak kq perempuan di luar sana yang menikah lima tahun baru bisa hamil,
Hhh gak tau apa yg terjadi nanti kedepannya, apakah rencana ku akan gagal? secara sekarang Rosa hamil anak mas Dian otomatis Mas Dian akan semakin mencintai Rosa, hah! sudah bersusah payah aku bertahan selama ini dan mas Dian sudah mulai masuk kedalam perangkap ku tapi pagi ini tiba tiba Rosa datang mengaku hamil, hmmm..
Benar saja ketika aku keluar mobil Rei sudah ada di depan melihat aku datang Rei keluar dari mobil dan dengan cepat membukakan pintu untuk ku,
"selamat pagi bidadari.. aku telfonin gk di angkat2 nih.."
" maaf yah tadi hp aku di kamar di lantai dua aku sarapan dulu tadi"
"iyah gak apa2.. y udah silahkan masuk bidadari"
akupun segera masuk kedalam mobil setelah Rei menutupkan pintu untuk ku dia pun bergegas masuk juga,
"kenapa sih selalu aja lupa gak di pakai sefbelt nya? bahaya tau.. ntar kalau tiba tiba nubruk lubang gimana aku gak mau bidadari aku mutiara ku ini lecet" ucap Rei sambil memasangkan sefbelt ku, dan lagi lagi jantung ku berdebar melihat wajahnya sedekat ini bahkan nafasnya pun ku rasakan di kulit ku, aku hanya diam menenangkan diri ku yg sedang tak karuan pagi ini.. bak mendapat serangan fajar pagi pagi sudah mendapat banyat perasaan yg nano nano.
"oke cus kita berangkat.." ucap Rei dan perlahan melajukan mobil,
Setelah keluar dari lingkungan komplek Mobil melaju dengan santai di jalanan jakarta yang tak pernah sepi ini.
Aku diam mengingat kejadian tadi, walau aku berusaha untuk cuek dan terlihat baik baik saja walau di hati ku sudah tidak ada perasaan lagi pada Mas Dian tapi ntah knpa saat mendengar kabar Rosa hamil anak mas Dian membuat hati ku perih,
"Apa aku benar2 mandul? apa aku benar2 gak bisa punya anak?" gumam ku dalam hati
jika pernikahan di ibaratkan pohon maka anak adalah buahnya & buah itulah yg membuat pohon tersebut menjadi indah dan istimewah, bagaiamana jika aku benar2 mandul? bagaimana jika sampai kapan pun aku benar2 tidak akan bisa memiliki walau seorg anak pun?
Membayangkan diriku yang teramat malang ini pun tanpa sadar membuat air mata ku menetes tanpa permisi aku segera menghapus nya sbelum Rei menyadari nya,
"kalau kamu mau nangis, nangis aja jangan di tahan tahan.." ucap Rei sambil membelai rambutku lembut.
"Aku.. aku gak nangis kq aku cuma kelilipan debu aja" ucap ku yg berusaha menahan agar air mata sialan ini tidak turun lagi, ntah kenapa mendengar ucapan Rei tadi membuat hati ku bergetar ingin meluapkan tangis ku.
"mana ada debu di mobil cantik.. mobil aku selalu clean, aku tau kamu lgi ada hal yg bikin sedih jadi kalu mau nangis nangis aja.. ini bukan pertama kalinya kamu nangis di depan aku kan.." ucap Rei lagi lagi dia mngelus rambutku dengan lembut,
Aku benar benar tak bisa menahannya, dan pada akhirnya air mata ku tumpah aku menangis sejadinya.
Mengapa takdir di hidupku begitu tidak beruntung? kenapa bgtu lengkap penderitaan yg ku dapat?
Rei meminggirkan mobil dan berhenti, Rei menatapku yg masih menangis tangannya kirinya menghapus air mata ku yg terus jatuh tanpa henti itu,
"kamu nih sebenernya apa sih? nangis kq cantiknya makin nambah..?" ucapnya membuyarkan kesedihanku, bisa bisanya manusia alien ini ngegombalin org yg lagi sedih? tanpa sadar aku memanyunkan bibirku protes dengan ucappannya.
"Tuh.. cemberut aja makin keliattan imut.. makin yakin aku kalau kamu manusia jadi jadian.. kamu sbenernya Bidadari kan? bidadari yg ke serimpet pas jalan di langit terus jatuh kebumi" ucapnya sambil teru menatap wajah ku.
Ingin rasanya ku remas wajah tampan nan ngeselin ini benar benar alien kan aku jadi dilema antara mau lanjut sedih atau mengesalting?
"org lagi sedih nangis nangis malah di gombalin, nyebelin ih"
"abis kamu cantiknya kelewattan sih buat aku makin terpesona, sakit gak sih jatuh dari langit?"
"udah dech.. jangan ngegombal terus.."
"kapan sih kamu anggap aku serius..? selalu di anggap ngegombal terus aku tuh..
"soalnya selama dua tahun aku d tipu sama laki laki yg selalu berakting lembut,perhatian,suka memuji kayak kamu.. aku gak mudah untuk percaya lagi ama omongan laki2"
"mmhh.. terus gimana caranya biar kamu percaya sama aku?"
"kenapa sih aku harus percaya sama kamu?"
"karena aku serius jatuh hati sama kamu, dari awal ketemu kamu, ngeliat kamu nangis, dengerin curhattan kamu, udah ngebuat aku ngerasain hal yg gak biasa kamu bener2 buat aku sellu kefikiran terus sama kamu.." ucap Rei dengan sorot mata dan mimik wajah serius
"tapikan kamu tau aku ini punya suami,terus hidup aku banyak masalah nya.. apa aku masih bisa di cintai? di luaran sana banyak banget yg masih gadis yg cantik yg hidupnya gak berantakkan kayak aku"
"Zalia.. jatuh cinta itu gak mandang siapapun, gak mandang apapun.. kamu itu bener2 sepecial malah sbenarnya aku yg minder aku cuma supir taxi cuma kurir nganter makanan.. hanya modal nekad aja ngedekettin bidadari kayak kamu"
"Apa'an sih.., aku bukan org yg mandang setatus, lagian gimana aku mau bener2 percaya sama kamu, kamunya aja misterius bgt ntar tiba2 ngilang gak bisa di hubungin.. gimna mau yakin kalau kamu itu beneran jomblo?"
"hahaha.. jdi itu yg kamu fikir tentang aku? kq gemesin banget sih, aku tuh harus ngelakuin berbagai cara buat jdi org sukses, aku punya pekerjaan lain yg emang harus fokus gak bisa sambil pegang hp"
"kerjaan apa sih? klo kamu gk ngasih tau gimna aku mau percaya?"
"mmhh aku kerja sampingan jadi supir Manager di sebuah perusahaan kecil"
"oooh.. ucap ku tanpa sadar manggut2
"kamu udah percaya kan sama aku?"
"percaya sih.. yah semoga aja kamu bisa jadi laki2 yg sukses kedepannya aku suka banget cwok pekerja keras kaya kamu"
"hmm jdi gimana? aku bisa gak nih secara resmi ngedekettin kamu?"
"apa sih pakek acara peresmian segala? klo mau ngedekettin yah ngedekettin aja.. lgiankan setatus nya aku masih istri org"
"kayak lagu dangdut.. kutunggu janda mu"
"tungguin dech.. hahahaha ngeselin ih aku jadi lupa tadi aku nangis nangis.."
"jangan sedih sedih lagi.. ntar kalo kamu nangis pesona kamu makin nambah takutnya aku gak kuat nahannya"
"dasar alien tukang gombal!" ucap ku mencubit pinggangnya siapa yang gak gemash menghadapi laki laki yg setiap saat setiap wqtu muji muji kamu terus gak tau apayah dia kalo anak org mengesalting di gombalin muluk? mana yg ngegombalin ganteng bgt lagi..
"duh nakal dech bidadari suka nyubit2"
"Biarin.." ucapku membuang muka ke arah depan berusaha untuk cuek, Rei masih memandangi ku sambil tersenyum tak tau apa yg di fikirannya yg jelas Jelmaan alien ini membuat ku harus sekuat tenaga menahan agar tak semakin baper.
"buruan dech lanjut jalan lagi ntar aku telat gak enak sama Lorenz.."
"okey.. kita berangkat.."
Mobil pun kembali melaju di jalanan ibu kota menuju kantor Lorenz, aku harus menghilangkan semua fikiran2 ku tentang Rosa dan Mas Dian, hari ini ada pemotrettan untuk seleksi model iklan sebuah produk kecantikkan aku harus berusaha semaksimal mungkin Lorenz sudah trllu banyak menaruh kepercayaan pada ku yg hanya amatiran ini.
"aku harus bisa buktikan kalau aku bukan perempuan yang biasa biasa aja, aku harus membalikkan keadaan bahwa merekalah yg sebnarnya gak layak untuk aku, menyakiti aku bukan berrti aku lemah.. mas irfan aku bakalan buat perempuan itu nangis berlutut di kaki aku suatu saat nanti.."
bersambung.. ?