#6

2175 Kata
POV Zalia: Pagi ini aku bangun dengan cepat, setelah mencuci wajah aku langsung menyiapkan pakaian kerja mas Dian lalu menuju dapur untuk menyiapkan nya sarapan walau hanya nasi goreng biasa karena memang bahan makanan sudah habis tak bersisa kecuali beras dan telur. Setelah menyiapkan sarapan aku segera bergegas Mandi, aku mengganti semua peralatan mandi ku dengan yg baru ku beli kemarin, aku tak mau berkongsi alat mandi lagi dengan Mas Dian. Ketika keluar dari kamar mandi kulihat Mas Dian sudah bangun dia masih tiduran di kasur dan ketika menyadari keberadaan ku dia sketika menoleh ke arah ku dengan ekspresi yang tak bisa di baca sama sekali. Dia menatap ku seperti orang bengong, & aku berusaha untuk tidak mempedulikannya aku hanya berlalu menuju lemari pakaian dan segera mengambil pakaian ku. Sudah jelas kali ini aku mengenakan pakain baru yang kubeli kemarin, kali ini aku memilih kaos polos berwarna biru tosca yang kupadu padankan dengan rok jeans kombinasi tile ala korean style ?. "kamu gk kekantor mas?" ucapku yang masih sibuk berganti pakaian. "hmmm.. iya kekantor, kamu belanja pakaian baru yah?" tanya nya akhirnya sudah pasti dia menyadari soalnya kan selama dua tahun ini aku hanya memakai kaos gombor itupun rata rata berwarna gelap dan itu adalah yang dia pilih untuk ku selama ini. "iyah.. "kapan kamu belanja nya? "kemarin.. keluar dari resort aku langsung ke mall sekali kali manja'in diri udah lama bgt aku gk shopping.." "kamu kemarin ke mall? aku fikir kamu malah pergi nyari tempat untuk nangis.. aku sampai khawatir banget sama kamu.. "hhh.. buat apa aku nangis? kayak gitu doang buat aku nangis? hehehe.. ya kali.. udah mandi sana biar aku siappin baju kantor ama tas kamu.." ucap ku berusaha sesantai mungkin sambil terus berdandan, Dan ketika aku melihat sekilas ke arahnya jelas sekali raut keheranan tersirat di wajah pria psikopat itu. "Buruan mandi.." ucap ku lagi Dan dia pun perlahan turun dari kasur dan mengambil handuk lalu berjalan menuju ke kamar mandi dia sempat berhenti sejenak ketika berada tepat di belakang ku yang sedang memoles wajah dengan make up. "kamu mau kemana? pagi pagi gini udah dandan secantik ini?" ucapnya sambil menatap ku dari pantulan cermin meja hias "mhh.. aku mau ke supermarket isi kulkas udah kosong.." "tapi biasanya kamu belanja melalui online knpa skarang kamu malah pergi sendiri?" "biasanya kan aku nuruttin mau kamu yang gak bolehin aku kemana mana.. dan akukan udah bilang klo kamu gak boleh larang aku untuk ngelakuin apapun dan pergi kemanapun yang aku mau.. dan kamu udah setuju bukan? Dapat kudengar dengan jelas dia menghela nafas dengan berat lalu meneruskan langkahnya ke kamar mandi. Aku hanya tersenyum berhasil membuatnya tak bisa berkomentar apapun kali ini. Setelah berdandan aku menyiapkan pakaian kerjanya begitu juga tas nya, sebenarnya aku masih marah dan mungkin tak akan pernah bisa benar benar memaafkan nya, namun aku sengaja masih bersikap baik sperti biasanya. Aku akan buat dia semakin merasa bersalah dan menyesal, enak saja dia melakukan kejahattan tanpa balasan jika dia bisa mempermainkan ku aku juga bisa mempermainkannya Karena aku tau betul bahwa penyesalan itu menyakitkan sperti yang ku rasakan kini aku menyesal telah luluh dengan perjuangan palsunya dulu. Akan ku tunjukkan siapa diriku yang sesungguhnya, aku ingin melukai harga dirinya bahkan ingin ku hancurkan juga hatinya. Ah.. memikirkan hal2 jahat sperti itu aku merasa seperti memerankan karakter wanita jahat di film film cinderella ? Sebelum keluar dari kamar aku sempatkan menatap diriku melalui cermin besar yang ada di sudut kamar cermin itu biasa di pakai oleh mas Dian untuk memeriksa penampilannya dari bawah hingga ke atas. Ketika melihat pantulan diriku yang sungguh berbeda dari biasanya, aku benar benar tak tahan untuk tidak memuji diriku sendiri. Kakiku yang jenjang di hiasi sepatu hak berwarna putih yang baru ku beli, juga tas bahu berwarna putih yang begelantung cantik di bahu kecil ku, aku tersenyum senyum sendiri di depan cermin. Sampai sampai aku tak menyadari jika Mas Dian sedang memperhatikan ku tak tau sejak kapan ia keluar dari kamar mandi aku sampai terkejut ketika menyadarinya. "udah siap kamu mas? ngagettin aja.. "pakaian kamu udah aku siappin sarapan juga udah aku siappin tapi cuma nasi goreng telur doang... soalnya emang cuma adanya itu klo kamu gak mau makan sarapan buattan aku juga gak apa2.. oh ya aku pergi dulu yah.. pamit.." Aku keluar begitu saja tanpa menunggu dia berkata apapun, dan dia hanya diam tanpa kata hanya matanya yang terus mengikuti gerak gerik ku. Ketika aku sudah keluar dan menuruni anak tangga aku mendengar nya membuka pintu kamar dan ketika aku menoleh benar saja dia keluar kamar masih dengan handuknya. "Zalia.. mas anter yah.. whatt?!! anter? hmmmm "gak mas.. aku naik Taxi aja.. klo anter aku ntar kamu telat kekantornya supermarket ama kantor kamu kan beda arah.." "oh .. ya udah klo gtu.. kamu hati hati yah" Aku melanjutkan langkah ku masih dengan keheranan tumben tumbenan dia kefikiran untuk mengantar ku ke supermarket, biasanya moment pagi hanya ada dia yang sibuk ingin cepat cepat kekantor dan tak pernah memkirkan apapun selain itu. Hmm, Ketika keluar dari rumah aku segera mengeluarkan hp untuk memesan taxi online namun ketika aku sedang sibuk dengan hp ku tiba tiba aku mendengar suara seseorg memanggilku dengan suara pelan. "mbak zaliaaa hei.. mbak.." Aku terkejut ketika melihat seorang pengantar koran berada di depan gerbang rumah kami, aku gak pernah pesan koran dan aneh nya kenapa tukang koran ini tau siapa namaku. Aku mengerutkan kening melihat ke arahnya. "ini saya mbak.. Rei yang kemarin chat kamu" ucapnya sambil menurunkan Masker nya. Astaga.. ini anak memang pekerja keras yah semua profesi di jalaninya, Driver taxi, kurir delivery,sekarang tukang koran. "oh kamu.. ngapain kamu kesini saya gk pernah baca koran.." "hehehe.. saya gk mau nawarin mbak koran kq saya cuma mampir aja kebetulan lewat daerah sini, kan mana tau bisa ketemu sama mbak.. hehehe cantik banget pagi pagi mau kemana sih mbak? "heleh.. gombal aja kamu.. "serius mbak tadi saya sampai gk kedip liat mbaknya.. cantiknya sampai bikin tulang rusuk saya bergetar seolah menemukan potongan tulang rusuk yang hilang.. hehehe.. isshhh.. gombal dasar buaya!" batin ku mengumpat si ganteng tukang gombal ini sebisa mungkin aku berusaha untuk tidak tersipu, "saya mau pergi ke super market.." "sendirian? gk di anterin ama suami mbak?" "dia harus kekantor" "mhhh gini aja mbak, mbak pesen ojek online aja biar saya yang ambil.. hehehe kebetulan saya juga driver ojek online" "kamu ini manusia atau bunglon sih? bisa berubah2 gitu..? "hehehe saya bukan bunglon mbak saya cuma pria yang selalu ada saat dibutuhkan di situasi apapun, kalo pun mbak sekarang butuh superman saya bisa jadi supermannya mbak.." Ya Tuhan.. ganteng sih tapi sayang terlalu narsis.. "giamana mbak? mau yah itung itung bantu saya cari uang berbagi rezeki di pagi hari itu luar biasa loh mbak berkahnya.. "hmmm oke oke.." akupun segera memesan ojek online dan langsung di tanggapi oleh tukang ojol narsis yang sekarang sedang cengar cengir girang ntah itu karena dapat orderan pagi hari atau karena berhasil membujuk aku si wanita bodoh ini?.. "pakek ini mbak helm nya.. ini helm blm pernah di pakek siapapun kq mbak" seraya memberikan helm berwarna pink itu kepada ku Aku terbelalak heran mendengarnya masa ia helm ini gk pernah di pakek siapa siapa? emang selama ini penumpangnya gk pernah di pakein helm atau emang pada bawak helm sendiri? Ketika aku masih bengong memikirkan perkara helm itu, tiba tiba saja si narsis ini sudah memasangkan helm itu kekepala ku aku pun kaget namun aku tak melakukan apapun aku hanya diam sambil menatap nya sedangkan dia sibuk memasangkan kaittan helm itu. "okeh.. udah beres ayo naik.. saya akan membawa penumpang special saya dengan aman sampai tujuan" "isshh.. gombal aja terus sampek emas di pucuk monas berubah jadi putih" ucap ku sambil naik ke atas motornya, karena pakai rok tentu saja aku duduk menyamping. Sejujurnya aku sangat canggung di bonceng naik motor sperti ini karena aku udah lama banget gak naik motor, "peluk aja mbak.. jangan ragu ragu di dalam hidup saya, mbak org pertama yang peluk syaa dari belakang kq mbak" "isshh.. apa'an sih" ucap ku menepuk pundaknya, dan ketika motor mulai melaju benar saja aku tak punya pilihan lain selain memeluk pinggangnya. Dapat kulihat dari spion dia tersenyum lebar ketika aku memeluk pinggangnya. "jangan kenceng kenceng yah mbak meluknya takutnya ntar jantung saya pindah ke pinggang karena sangking bahagianya.." "udah biasa banget yah kamu ngegombalin cwek?" "enggak kq mbak, hanya mbak seorg yg mndapatkan gombalan limited edition dari saya.." "halah.. bohong banget! zaman sekarang mana ada cwok yang gk buaya.. menurutku laki2 itu rata rata sama aja suka ngegombalin cwek abis itu setelah berhasil di luluhin tuh cwek pasti di hempaskan" "hahahaha.. pengalaman yah mbak? hehehe.. saya gak gitu kq mbak saya cwok baik baik seumur hidup belum pernah ngegombalin cwek selain mamah saya dan mbak" "heleh..gk percaya!" "terserah mbak dech klo gk percaya.. hehehe meyakinkan hati yang pernah tersakiti emang sulit.." Bibirku seketika cemberut mendengar perkataanya dan aku tak lagi ingin membalas ucapannya, benar Rei.. meyakinkan hati yang pernah tersakiti emang sulit aku juga gak tau apa masih ada pria yang benar benar bisa kupercaya dan kuyakini di dunia ini.. sedangkan pria yang terlihat dan terasa benar benar tulus itu ternyata hanya berpura pura dan segala yang dia tunjukkan juga dia berikan adalah palsu.. Kami hanya diam selama sisa perjalan, hingga akhirnya motor itu berhenti tepat di sebuah super market sesuai aplikasi. Akupun segera turun dan membayar ongkos nya, ketika aku melangkah hendak masuk ke supermarket itu tiba tiba dia memanggil ku "mbak.. "apa lagi? ucap ku dan berbalik "helmnya.. mbak mau pakek helm masuk ke dalam?" Seketika aku salah tingkah karena menyadari ke bodohan ku yang lupa melepas helm, scurity yang melihat ku juga sketika menahan tawa. Aku pun segera melangkah kembali ke arahnya dan ketika aku berusaha melepas helm itu kenapa susah yah, ini benar benar real kebodohan ku yang gak tau cara buka helm yah pembaca.. bukan karena aku caper nih minta di bukain ama si narsis ini.. :[ "hmmm untung saya ingettin, saya bukan sayang helm nya tapi sayang klo mbaknya ntar di ketawain org masuk ke supermarket pakai helm hehehe" ucapnya sambil melepas helm itu "hhh.. namanya juga saya udah lama bgt gk pakai helm jdi wajar klo lupa" ucap ku dan lekas berpaling kutinggalkan saja si driver narsis itu dan aku pun segera masuk kedalam. "huh.. bego bgt si zalia.. pagi pagi udah bikin diri sendiri malu" ucapku berbisik sendiri Aku mengambil keranjang dan mulai berkeliling mencari barang dan bahan yang memang sudah ku list untuk di beli hari ini. Sudah sangat lama rasanya aku tidak berbelanja kebutuhan rumah langsung ke supermarket seperti ini biasanya aku berbelanja melalui delivery. ⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘ POV DIAN Pagi ini lagi lagi aku di buat heran dengan sikap Zalia dia seolah olah melupakan masalah yang terjadi bahkan dia sperti biasa saja, sikapnya tetap manis dan dia tetap melayani kebutuhan ku sperti biasa. Selama dua tahun hidup dengannya aku tau persis sperti apa dia, selama ini dia adalah istri yang sabar pengertian cekattan tapi juga dia itu luamayan cengeng dia gampang nangis kalau aku lupa untuk memberinya hadiah yang sudah kujanjikan bahkan nonton drama saja dia bisa menangis sampai terisak isak. Dan biasanya dia sellu cemberut kalau aku lupa memberinya kecupan sebelum berangkat kerja dan kalau ada masalah semisal habis di buat kesel sama ibu ku dia bakalan manyun dan tak bersemangat sepanjang hari sampai sampai aku harus membujuk dan merayu nya agar dia bisa tersenyum lagi. Tapi pagi ini.. ada rasa yang berbeda ketika melihatnya berbicara dengan santai walau sedang ada masalah yang harus kuakui ini masalah besar ini soal hati harga diri dan rumah tangga. Terlebih lagi pagi ini dia berpenampilan sangat berbeda, dia tak lagi berpenampilan sederhana sperti yg slalu aku ingin kan. Dia membuat dadaku mendesir melihat kecantikkannya yang semakin terpancar ketika ia berdandan. Hmmm.. ntah lah, setelah selesai menyantap sarapan yang telah di siapkan Zalia aku pun segera keluar bergegas ke kantor, Sebenarnya agak terasa aneh ketika tak ada majah pagi Zalia setiap kali aku akan berangkat kekantor namun aku segera menepis perasaan itu walau dia tetap bersikap manis terhadap ku aku tak lagi pantas mengharapkan perhatian perhatian yang hanya ada ketika dia masih mempercayai bahwa aku mencintainya. Walau kenyataanya aku memang kejam telah menjebaknya dalam permainan ku tapi aku masih punya hati untuk merasa bersalah dan prihatin. Setelah berkendara 10 menit aku sampai ke kantor, dan seperti biasa aku melakukan pekerjaan ku sebagai Manager di prusahaan yang terbilang salah satu prusahaan terbesar dan tersukses di jakarta. Namun aku sebagai manager masih harus menyetir sendiri dan tinggal di rumah dua lantai yang terbilang biasa saja. Orang orang mengira jika aku adalah org yg rendah hati dan sederhana padahal semua itu karena aku harus menafkahi beberapa org sekaligus. Aku tetap harus menghidupi ibuku, Zalia dan juga Rosa serta anaknya, kuakui uang bulana Rosa adalah yg paling banyak karena aku harus membayar gajih supir pribadi dan pembantu di rumahnya, blm lagi aku telah membelikan mobil dan rumah yang cukup mewah untuk Rosa. Biayaya kuliah Novi juga lumayan besar, walau jahatnya aku malah mendukung Zalia menyisihkan sebagian uang bulanannya untuk Rosa. Bersambung..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN