Bab 44. Tak Ada Cinta dan Harta

1080 Kata

“Pram.” Dada Sela bergemuruh mendengar suara sang mantan suami. Ia tidak menyangka akan bisa mendengar suara pria yang dulu pernah hidup dengannya selama beberapa tahun. Cinta pertama yang kemudian hanya berakhir sebagai kenangan saja. Lantas, apa yang harus ia katakan sekarang? Pria itu pasti sangat murka karena tahu anak yang ia rawat sejak kecil ternyata sudah menghubungi ibu kandungnya. “Mau apa kamu, Sela? Sudah aku bilang jangan pernah lagi mencari tau atau menghubungi Sehan atau pun keluargaku yang lain. Lupa kamu dengan apa yang kamu lakukan, hah? Kamu sudah menghancurkan semuanya,” jelas Pram yang mencoba menekan emosinya. “Aku hanya ingin bicara dengan anakku, Pram. Bagaimanapun, Sehan adalah anak kandungku. Aku berhak atas dirinya juga,” sahut Sela. Pram tersenyum kecil.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN