Ranah Pak Dekan

1883 Kata

Raisa menangis sampai lelah dan tidak bersuara lagi. Dalam posisi dalam pelukan Juan, Raisa sendiri bingung. Kenapa dia melakukan itu? sekarang, apa yang harus dia lakukan? Merasa bodoh karena dengan tololnya sudah memeluk pria ini. bagaimana caranya keluar dari situasi ini sekarang? “Raisa, kamu tidur?” pria berkacamata itu berhasil membuat Raisa berontak pelan hingga dia melepaskan pelukan. “Maaf, Pak. Saya udah siapin makan malam, pakaian bapak sama air hangat kok. Saya mau tidur, besok saya beresin bekas makan bapak,” ucapnya tanpa mau melihat Juan. Namun, pria itu menahan tangan Raisa yang hendak kabur. “Kamu jangan kabur seenaknya, udah peluk saya juga. Gak gratis.” “Emang siapa yang mintaa dipeluk sama bapak ih?” masih enggan menatap mata pria itu. “Lupain aja apa yang tadi saya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN