Tautan bibir itu terlepas begitu telpon masuk, yang mana membuat Raisa sadar apa yang dilakukannya. Matanya membulat sempurna. “Hallo?” Juan mengangkat telpon. Namun pandangannya teralihkan pada Raisa yang berdiri kemudian berlari. BRUK! Sayangnya dia tersandung kakinya sendiri hingga berakhir tengkurap di karpet bulu. “Gak papa,” ucapnya saat Juan hendak membantu, kemudian lari lagi dan masuk ke kamarnya. Meninggalkan Juan yang heran sendiri dengan tingkah Raisa. Sementara perempuan itu memekik begitu sampai di kamarnya, dia menghentak hentakan kakinya dengan mata yang mulai memerah ingin menangis. “Huaaaaaa, kenapa gue malah ciuman sama dia,” ucapnya panic. “Aduh pusing.” Belum sempat menyelesaikan semua kekesalannya, Raisa langsung tumbang dan berbaring lagi di atas ranjang. Menyelim